Kekurangan Zat Gizi di Usia 1-5 Jadikan Anak Lebih Rentan Infeksi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kekurangan zat gizi pada anak usia toddler dan prasekolah, yakni 1-5 tahun, membuat si kecil lebih rentan terhadap infeksi. Menurut data, 41,9% anak usia 1-5 tahun rentan mengalami infeksi saluran pernapasan (ISPA) dan 12,2% berisiko terinfeksi diare.
Padahal usia 1-5 tahun merupakan periode potensial untuk melahirkan generasi unggul Indonesia yang sehat, tangguh, kreatif, inovatif, dan berperilaku baik. Ini sesuai dengan program pemerintah dalam menciptakan Generasi Emas Indonesia pada 2045. ( )
"Sejak lama telah dipahami bahwa masalah gizi baik kekurangan maupun kelebihan zat gizi makro yaitu kalori dan protein, serta kekurangan zat gizi mikro, vitamin, dan mineral bakal menyebabkan gangguan sistem kekebalan tubuh anak juga gangguan keseimbangan mikrobiota usus yang dikenal dengan istilah dysbiosis," kata Pakar Gizi Medik Prof. Dr. dr. Saptawati Bardosono, M.Sc saat peluncuran virtual "DANCOW dengan Nutritods", Senin (15/6).
"Saluran cerna kita adalah organ kekebalan tubuh terbesar. Dia meliputi 80% sistem kekebalan tubuh yang ada di dalam tubuh. Adanya dysbiosis akan menurunkan kekebalan tubuh anak terhadap masuknya kuman penyakit. Infeksi saluran pernapasan akut dan diare cepat mengenai anak-anak. ISPA dan diare adalah masalah besar. Lebih dari 10% anak toddler dan prasekolah mengalami ISPA serta diare," lanjutnya.
Dengan perbaikan nutrisi lengkap, yakni zat gizi makronutrien dan mikronutrien, melalui asupan makanan sehari-hari dapat membantu memperbaiki sistem kekebalan tubuh anak. Dalam hal ini, Prof. Saptawati mengingatkan para orangtua untuk memberikan makanan guna memenuhi kebutuhan zat gizi lengkap, makronutrien, dan mikronutrien.
"Selain itu, untuk mencegah dysbiosis perlu juga pemberian asupan prebiotik, yaitu bakteri yang baik contohnya lactobacillus rhamnosus, yang akan memberi efek immunomodulatory, mempertahankan kekebalan tubuh karena menyeimbangkan mikrobiota yang ada di usus, mencegah dysbiosis," jelasnya. ( )
Lebih lanjut Prof. Saptawati menambahkan bahwa zat gizi, mikronutrien, dan makronutrien serta ditambah prebiotik merupakan sistem pertahanan anak, kekebalan tubuh anak, selain juga mempertahankan pertumbuhan anak. Jadi artinya, ini merupakan nutrisi lengkap untuk perlindungan.
"Maka itu, para orangtua dapat memberikan asupan probiotik yang terdapat pada susu dan makanan tradisional yang kita konsumsi sehari-hari seperti tapai, jenis-jenis keju, yoghurt, dan lain-lain," tandasnya.
Padahal usia 1-5 tahun merupakan periode potensial untuk melahirkan generasi unggul Indonesia yang sehat, tangguh, kreatif, inovatif, dan berperilaku baik. Ini sesuai dengan program pemerintah dalam menciptakan Generasi Emas Indonesia pada 2045. ( )
"Sejak lama telah dipahami bahwa masalah gizi baik kekurangan maupun kelebihan zat gizi makro yaitu kalori dan protein, serta kekurangan zat gizi mikro, vitamin, dan mineral bakal menyebabkan gangguan sistem kekebalan tubuh anak juga gangguan keseimbangan mikrobiota usus yang dikenal dengan istilah dysbiosis," kata Pakar Gizi Medik Prof. Dr. dr. Saptawati Bardosono, M.Sc saat peluncuran virtual "DANCOW dengan Nutritods", Senin (15/6).
"Saluran cerna kita adalah organ kekebalan tubuh terbesar. Dia meliputi 80% sistem kekebalan tubuh yang ada di dalam tubuh. Adanya dysbiosis akan menurunkan kekebalan tubuh anak terhadap masuknya kuman penyakit. Infeksi saluran pernapasan akut dan diare cepat mengenai anak-anak. ISPA dan diare adalah masalah besar. Lebih dari 10% anak toddler dan prasekolah mengalami ISPA serta diare," lanjutnya.
Dengan perbaikan nutrisi lengkap, yakni zat gizi makronutrien dan mikronutrien, melalui asupan makanan sehari-hari dapat membantu memperbaiki sistem kekebalan tubuh anak. Dalam hal ini, Prof. Saptawati mengingatkan para orangtua untuk memberikan makanan guna memenuhi kebutuhan zat gizi lengkap, makronutrien, dan mikronutrien.
"Selain itu, untuk mencegah dysbiosis perlu juga pemberian asupan prebiotik, yaitu bakteri yang baik contohnya lactobacillus rhamnosus, yang akan memberi efek immunomodulatory, mempertahankan kekebalan tubuh karena menyeimbangkan mikrobiota yang ada di usus, mencegah dysbiosis," jelasnya. ( )
Lebih lanjut Prof. Saptawati menambahkan bahwa zat gizi, mikronutrien, dan makronutrien serta ditambah prebiotik merupakan sistem pertahanan anak, kekebalan tubuh anak, selain juga mempertahankan pertumbuhan anak. Jadi artinya, ini merupakan nutrisi lengkap untuk perlindungan.
"Maka itu, para orangtua dapat memberikan asupan probiotik yang terdapat pada susu dan makanan tradisional yang kita konsumsi sehari-hari seperti tapai, jenis-jenis keju, yoghurt, dan lain-lain," tandasnya.
(tsa)