5 Bahaya Tidur Setelah Sahur, Nomor Terakhir Tak Terduga

Senin, 04 April 2022 - 14:26 WIB
loading...
5 Bahaya Tidur Setelah Sahur, Nomor Terakhir Tak Terduga
Bahaya tidur setelah sahur tak boleh diabaikan, karena bisa sebabkan gerd hingga stroke. Foto/Healthday
A A A
JAKARTA - Bahaya tidur setelah sahur harus diketahui, karena selama Bulan Ramadhan kebiasaan tidur setelah sahur seringkali dilakukan. Kondisi yang masih mengantuk plus ditambah makan membuat orang begitu gampangnya tertidur kembali sesudah makan sahur.

Padahal bila dilakukan terus menerus dalam jangka waktu yang lama, kebiasaan tidur setelah sahur ini sangat membahayakan kesehatan. Kebiasaan ini bisa memicu kambuhnya gerd hingga terserang stroke .

Sistem pencernaan memerlukan setidaknya 2 jam dalam mengolah makanan sampai menjadi sari makanan. Selama tidur, hampir seluruh fungsi tubuh berhenti bekerja sementara kecuali jantung, otak, dan paru-paru. Sehingga, makanan tidak bisa dicerna bila langsung tidur.


Berikut bahaya tidur setelah sahur seperti dikutip hellosehat :

1. Tubuh Makin Berlemak

Bahaya tidur setelah sahur membuat lemak tubuh semakin menumpuk lantaran kalori yang terdapat dalam makanan tidak bisa dicerna dengan baik oleh tubuh ketika tubuh tertidur.

2. Asam lambung

Saat tertidur, gaya gravitasi akan melonggarkan klep lambung sehingga menyebabkan asam lambung dalam perut mengalir balik ke kerongkongan. Lambung akan secara otomatis meningkatkan produksi asam lambung untuk mempercepat proses pencernaan makanan sahur.

3. Gastroesophageal Reflux Disease (GERD)

Bahaya tidur setelah sahur selanjutnya yaitu meningkatnya asam lambung dan berkembang menjadi GERD atau refluks asam lambung.

4. Sembelit

Perut butuh waktu dua jam dalam mencerna makanan hingga menjadi feses. Apabila tertidur, proses pencernaan akan melambat sehingga makanan akan terlalu lama dalam perut. Akibatnya menyebabkan gangguan sembelit.

5. Stroke

Bahaya tidur setelah sahur selanjutnya adalah stroke akibat asam lambung yang terus meningkat. Selain itu, setelah makan akan terjadi perubahan kadar gula darah, kadar kolesterol, dan tekanan darah yang mungkin dapat berdampak pada peningkatan risiko stroke.

(wur)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1617 seconds (0.1#10.140)