Iga Garang Asam Durian, Menu Spesial Ramadhan yang Lezat dan Sehat
loading...
A
A
A
BANDUNG - Durian biasanya dinikmati secara langsung atau menjadi hidangan penutup setelah makan. Namun, apa jadinya jika buah beraroma khas dan lezat itu disajikan menjadi menu makanan berat?
Lewat tangan Mira Hakim, raja dari segala buah itu dapat diolah menjadi menu makanan berat. Pemilik kafe Jifast Durian itu berkreasi memadukan durian dengan iga garang asam .
Sajian unik bernama iga garang asam durian ini memiliki cita rasa yang unik yang menggabungkan rasa lezat durian dengan rasa pedas, asam, dan gurihnya iga garang asam.
"Jifast ini kan memiliki produk unggulan aneka olahan durian. Maka itu saya tidak henti-hentinya berinovasi menciptakan produk yang unik, lezat, dan berkualitas," tutur Mira di kafenya di kawasan Jalan Ahmad Yani, Kota Bandung, belum lama ini.
Inovasi kuliner unik ini tentu menjadi sajian istimewa di momentum bulan suci Ramadhan tahun ini. Pasalnya, selain memiliki cita rasa yang lezat, iga garang asam durian juga menyehatkan dan cocok menjadi hidangan utama setelah berbuka puasa.
"Tentunya daging iga ini makanan sehat. Lalu durian juga kan antioksidan yang bisa membuat kita happy, jadi imunitas naik," ujarnya.
Lebih lanjut Mira mengatakan, meski terbilang unik, namun perpaduan durian dan daging seperti iga atau buntut bukanlah hal yang baru, karena durian sudah sejak lama dikenal dapat diolah menjadi hidangan teman nasi.
"Sebetulnya, kalau di Sumatera, olahan durian ini sering dimasak juga untuk makanan teman nasi. Di Sumatra terkenal yang namanya tempoyak," kata Mira.
"Jadi di Sumatera ada tempoyak ikan, mungkin ya iga baru pertama di sini. Kalau ikan kan susah di Bandung, jadi saya pilih iga atau buntut. Jadi sebetulnya nggak aneh," sambung perempuan berparas cantik itu.
Meski menjadi produk baru, namun iga garang asam durian ini sudah mendapat respons yang baik dari para pecinta durian. Bahkan, kata Mira, tidak hanya orang dewasa, anak kecil pun menyukai menu spesial ini.
Selain untuk membuat konsumennya tidak tidak bosan dengan beragam olahan duriannya, kata Mira, inovasi iga garang asam durian ini pun menjadi bukti bahwa durian bisa diolah menjadi beragam makanan.
"Tidak hanya untuk dessert, untuk makanan berat pun bisa dan rasanya nggak aneh. Ini produk baru, tapi alhamdulillah respons pengunjung baik. Mereka suka, anak kecil pun suka," ujarnya.
Disinggung harga per porsi, Mira menyebutkan, untuk menikmati kelezatan iga garang asam durian, konsumen cukup merogoh kocek Rp85.000.
"Iga garang asam durian ini menggunakan bahan baku berkualitas, termasuk durian pilihan, sehingga aroma durian pun tetap terasa saat disantap," katanya.
Salah seorang pengunjung, Chandri Ekawati mengaku sangat menyukai sajian kuliner unik ini. Dia mengakui, aroma khas durian masih sangat kentara di lidahnya saat menyantap iga garang asam durian.
"Suka banget karena saya juga suka durian. Rasa duriannya kerasa. Bahkan, saya sudah pakai sambel, tapi masih kerasa juga duriannya," ungkapnya.
Saat disantap dengan nasi putih pun, kata Chandri, menu ini sangat cocok dan rasa duriannya masih sangat terasa.
"Cocok, nyambung banget. Jadi manis-manis duriannya masih terasa, apalagi sebelum dimakan harum-harum duriannya kerasa, gak hilang," katanya.
Lewat tangan Mira Hakim, raja dari segala buah itu dapat diolah menjadi menu makanan berat. Pemilik kafe Jifast Durian itu berkreasi memadukan durian dengan iga garang asam .
Sajian unik bernama iga garang asam durian ini memiliki cita rasa yang unik yang menggabungkan rasa lezat durian dengan rasa pedas, asam, dan gurihnya iga garang asam.
"Jifast ini kan memiliki produk unggulan aneka olahan durian. Maka itu saya tidak henti-hentinya berinovasi menciptakan produk yang unik, lezat, dan berkualitas," tutur Mira di kafenya di kawasan Jalan Ahmad Yani, Kota Bandung, belum lama ini.
Inovasi kuliner unik ini tentu menjadi sajian istimewa di momentum bulan suci Ramadhan tahun ini. Pasalnya, selain memiliki cita rasa yang lezat, iga garang asam durian juga menyehatkan dan cocok menjadi hidangan utama setelah berbuka puasa.
"Tentunya daging iga ini makanan sehat. Lalu durian juga kan antioksidan yang bisa membuat kita happy, jadi imunitas naik," ujarnya.
Lebih lanjut Mira mengatakan, meski terbilang unik, namun perpaduan durian dan daging seperti iga atau buntut bukanlah hal yang baru, karena durian sudah sejak lama dikenal dapat diolah menjadi hidangan teman nasi.
"Sebetulnya, kalau di Sumatera, olahan durian ini sering dimasak juga untuk makanan teman nasi. Di Sumatra terkenal yang namanya tempoyak," kata Mira.
"Jadi di Sumatera ada tempoyak ikan, mungkin ya iga baru pertama di sini. Kalau ikan kan susah di Bandung, jadi saya pilih iga atau buntut. Jadi sebetulnya nggak aneh," sambung perempuan berparas cantik itu.
Meski menjadi produk baru, namun iga garang asam durian ini sudah mendapat respons yang baik dari para pecinta durian. Bahkan, kata Mira, tidak hanya orang dewasa, anak kecil pun menyukai menu spesial ini.
Selain untuk membuat konsumennya tidak tidak bosan dengan beragam olahan duriannya, kata Mira, inovasi iga garang asam durian ini pun menjadi bukti bahwa durian bisa diolah menjadi beragam makanan.
"Tidak hanya untuk dessert, untuk makanan berat pun bisa dan rasanya nggak aneh. Ini produk baru, tapi alhamdulillah respons pengunjung baik. Mereka suka, anak kecil pun suka," ujarnya.
Disinggung harga per porsi, Mira menyebutkan, untuk menikmati kelezatan iga garang asam durian, konsumen cukup merogoh kocek Rp85.000.
"Iga garang asam durian ini menggunakan bahan baku berkualitas, termasuk durian pilihan, sehingga aroma durian pun tetap terasa saat disantap," katanya.
Salah seorang pengunjung, Chandri Ekawati mengaku sangat menyukai sajian kuliner unik ini. Dia mengakui, aroma khas durian masih sangat kentara di lidahnya saat menyantap iga garang asam durian.
"Suka banget karena saya juga suka durian. Rasa duriannya kerasa. Bahkan, saya sudah pakai sambel, tapi masih kerasa juga duriannya," ungkapnya.
Saat disantap dengan nasi putih pun, kata Chandri, menu ini sangat cocok dan rasa duriannya masih sangat terasa.
"Cocok, nyambung banget. Jadi manis-manis duriannya masih terasa, apalagi sebelum dimakan harum-harum duriannya kerasa, gak hilang," katanya.
(tsa)