Podcast Aksi Nyata Partai Perindo: Bahaya Pernikahan Dini yang Masih Sering Terjadi di Indonesia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pernikahan dini masih menjadi persoalan tersendiri di tengah masyarakat Indonesia. Berdasarkan data tahun 2018, 1 dari 9 anak di Indonesia menikah sebelum usia 18 tahun.
Dengan data tersebut, ada 1,2 juta perempuan di Indonesia yang menikah sebelum genap berusia 18 tahun. Bahkan, Indonesia sendiri termasuk dalam 10 negara yang memiliki angka prevalensi pernikahan anak yang tinggi.
Melihat fenomena ini, Podcast Aksi Nyata #DariKamuUntukIndonesia turut menyoroti dan membahasnya bersama Wasekjen Kartini Perindo Resita Kaniya. Dia mengungkapkan, ketidaksetujuannya terhadap adanya pernikahan dini yang masih terjadi di Indonesia.
“Terutama dari segi wanita ya. Di usia 12-20 tahun itu, organ reproduksi (wanita) masih dalam tahap pertumbuhan. Jadi kalau misalnya dia menikah muda, itu akan ada risiko (dari segi kesehatan),” kata Resita Kaniya seperti dikutip dari YouTube Partai Perindo, Selasa (12/4/2022).
Salah satu masalah kesehatan yang berpotensi timbul adalah kanker mulut rahim atau kanker serviks bagi perempuan. Tidak hanya itu, kehamilan dan persalinan juga memberikan risiko kesehatan tersendiri bagi ibu yang terlalu muda dan juga bayinya.
“Bagi bayinya juga ada risikonya, seperti kematian, lahir prematur dan stunting,” kata Resita.
Dia mengatakan, pernikahan dini yang terjadi di Indonesia disebabkan oleh berbagai faktor. Di antaranya seperti pendidikan hingga ekonomi. Oleh karenanya untuk mengentaskan itu, yang diperlukan adalah memperbaiki perekonomian dan mindset, baik kepada anak-anak muda serta orangtua.
Dengan data tersebut, ada 1,2 juta perempuan di Indonesia yang menikah sebelum genap berusia 18 tahun. Bahkan, Indonesia sendiri termasuk dalam 10 negara yang memiliki angka prevalensi pernikahan anak yang tinggi.
Melihat fenomena ini, Podcast Aksi Nyata #DariKamuUntukIndonesia turut menyoroti dan membahasnya bersama Wasekjen Kartini Perindo Resita Kaniya. Dia mengungkapkan, ketidaksetujuannya terhadap adanya pernikahan dini yang masih terjadi di Indonesia.
“Terutama dari segi wanita ya. Di usia 12-20 tahun itu, organ reproduksi (wanita) masih dalam tahap pertumbuhan. Jadi kalau misalnya dia menikah muda, itu akan ada risiko (dari segi kesehatan),” kata Resita Kaniya seperti dikutip dari YouTube Partai Perindo, Selasa (12/4/2022).
Salah satu masalah kesehatan yang berpotensi timbul adalah kanker mulut rahim atau kanker serviks bagi perempuan. Tidak hanya itu, kehamilan dan persalinan juga memberikan risiko kesehatan tersendiri bagi ibu yang terlalu muda dan juga bayinya.
“Bagi bayinya juga ada risikonya, seperti kematian, lahir prematur dan stunting,” kata Resita.
Dia mengatakan, pernikahan dini yang terjadi di Indonesia disebabkan oleh berbagai faktor. Di antaranya seperti pendidikan hingga ekonomi. Oleh karenanya untuk mengentaskan itu, yang diperlukan adalah memperbaiki perekonomian dan mindset, baik kepada anak-anak muda serta orangtua.
(hri)