Waspada, China Laporkan Kasus Flu Burung H3N8 Pertama pada Manusia
loading...
A
A
A
JAKARTA - China melaporkan kasus flu burung H3N8 pertama pada manusia. Kasus H3N8 pada manusia di China teridentifikasi pada anak berusia 4 tahun dari provinsi Henan tengah.
Gejala yang dilaporkan adalah demam pada 5 April 2022. Komisi Kesehatan Nasional China menegaskan, risiko penyebaran penyakit antarmanusia sangat rendah.
"Kontak dekat pasien tidak ada yang dinyatakan positif H3N8," lapor Komisi Kesehatan Nasional China dilansir dari New York Post, Sabtu (30/4/2022).
Komisi kesehatan tersebut menjelaskan bahwa sampai saat ini penyebaran penyakit antarmanusia masih sangat kecil. Sedangkan risiko H3N8 menjadi penyakit yang membahayakan manusia masih sangat rendah.
Kasus flu burung di China sendiri sudah sering dilaporkan. Namun, infeksi virus kebanyakan bersifat sporadis atau hanya menyerang orang-orang tertentu. Seperti halnya pekerja di kandang unggas.
Tahun lalu, China melaporkan kasus pertama H10N3 pada manusia. Kasusnya pun bersifat khusus, alias penyakitnya tidak menyebar ke manusia lain.
China sendiri memiliki populasi ternak yang sangat besar, baik itu unggas ternak maupun unggas liar. Hal ini yang kemudian meningkatkan risiko munculnya varian flu burung di negara tersebut.
Gejala yang dilaporkan adalah demam pada 5 April 2022. Komisi Kesehatan Nasional China menegaskan, risiko penyebaran penyakit antarmanusia sangat rendah.
"Kontak dekat pasien tidak ada yang dinyatakan positif H3N8," lapor Komisi Kesehatan Nasional China dilansir dari New York Post, Sabtu (30/4/2022).
Komisi kesehatan tersebut menjelaskan bahwa sampai saat ini penyebaran penyakit antarmanusia masih sangat kecil. Sedangkan risiko H3N8 menjadi penyakit yang membahayakan manusia masih sangat rendah.
Kasus flu burung di China sendiri sudah sering dilaporkan. Namun, infeksi virus kebanyakan bersifat sporadis atau hanya menyerang orang-orang tertentu. Seperti halnya pekerja di kandang unggas.
Tahun lalu, China melaporkan kasus pertama H10N3 pada manusia. Kasusnya pun bersifat khusus, alias penyakitnya tidak menyebar ke manusia lain.
China sendiri memiliki populasi ternak yang sangat besar, baik itu unggas ternak maupun unggas liar. Hal ini yang kemudian meningkatkan risiko munculnya varian flu burung di negara tersebut.
(dra)