Kasus Hepatitis Akut di Indonesia Bertambah, Epidemiolog Usul Bentuk Satgas Tingkat Provinsi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kasus Hepatitis akut misterius di Indonesia jumlahnya terus bertambah. Bahkan, sudah ada enam anak meninggal dunia yang diduga akibat penyakit itu. Lantas, perlukah dibentuk satgas hepatitis misterius?
Menurut Ahli Epidemiologi Griffith University Australia Dicky Budiman, sejauh ini pembentukan satgas hepatitis misterius masih cukup di level provinsi.
"Jadi, kalaupun mau ada satgas hepatitis misterius, itu cukup Dinas Kesehatan Provinsi, Kementerian Kesehatan sebagai induknya di level nasional," papar Dicky pada MNC Portal, Kamis (12/5/2022).
Dia menerangkan, pada kasus hepatitis misterius yang banyak menyerang anak-anak, perhimpunan dokter anak menjadi ujung tombak keselamatan anak. "Perhimpunan dokter anak menjadi front line-nya," tambahnya.
Artinya, lanjut dia, perhimpunan dokter anak harus lebih aktif menyebarkan informasi kepada masyarakat, khususnya orangtua yang punya anak di usia 0-17 tahun.
Menurutnya, ini penting untuk mengedukasi dan memberikan perkembangan data terkait penyakit hepatitis misterius, sehingga orangtua bisa lebih waspada dan melakukan upaya pencegahan secara maksimal.
Di sisi lain, Dicky menjelaskan beberapa upaya yang bisa dilakukan orangtua untuk meminimalisir risiko, salah satunya memastikan si kecil melengkapi dua dosis vaksin Covid-19. Selain itu, pastikan juga si kecil rajin cuci tangan dan tidak sembarang makan.
"Khususnya pada anak-anak yang belum eligible mendapatkan vaksin Covid-19 seperti anak-anak TK dan usia di bawahnya. Orangtua harus ekstra hati-hati, kalau si kecil demam, segera berikan pertolongan medis," tambahnya.
Menurut Ahli Epidemiologi Griffith University Australia Dicky Budiman, sejauh ini pembentukan satgas hepatitis misterius masih cukup di level provinsi.
"Jadi, kalaupun mau ada satgas hepatitis misterius, itu cukup Dinas Kesehatan Provinsi, Kementerian Kesehatan sebagai induknya di level nasional," papar Dicky pada MNC Portal, Kamis (12/5/2022).
Dia menerangkan, pada kasus hepatitis misterius yang banyak menyerang anak-anak, perhimpunan dokter anak menjadi ujung tombak keselamatan anak. "Perhimpunan dokter anak menjadi front line-nya," tambahnya.
Artinya, lanjut dia, perhimpunan dokter anak harus lebih aktif menyebarkan informasi kepada masyarakat, khususnya orangtua yang punya anak di usia 0-17 tahun.
Menurutnya, ini penting untuk mengedukasi dan memberikan perkembangan data terkait penyakit hepatitis misterius, sehingga orangtua bisa lebih waspada dan melakukan upaya pencegahan secara maksimal.
Di sisi lain, Dicky menjelaskan beberapa upaya yang bisa dilakukan orangtua untuk meminimalisir risiko, salah satunya memastikan si kecil melengkapi dua dosis vaksin Covid-19. Selain itu, pastikan juga si kecil rajin cuci tangan dan tidak sembarang makan.
"Khususnya pada anak-anak yang belum eligible mendapatkan vaksin Covid-19 seperti anak-anak TK dan usia di bawahnya. Orangtua harus ekstra hati-hati, kalau si kecil demam, segera berikan pertolongan medis," tambahnya.
(hri)