4 Obat Darah Tinggi yang Aman Dikonsumsi, Nomor Terakhir Tetap Ada Efek Sampingnya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Obat darah tinggi yang aman dikonsumsi banyak dicari oleh penderitanya. Mulai dari ACE Inhibitor sampai Diuretik.
Darah tinggi atau hipertensi merupakan keadaan ketika tekanan darah sistolik di atas 140 mmHg atau tekanan darah diastolik 90 mmHg atau lebih.
Pada 2011, Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat ada satu miliar orang di dunia menderita hipertensi.
Prevalensi hipertensi diprediksi akan terus meningkat.
Pada tahun 2025 nanti, diprediksi akan ada sekitar 29 persen orang dewasa di seluruh dunia menderita hipertensi.
Kondisi tekanan darah tinggi ini harus segera ditangani dan dikontrol. Sebab jika tidak, bisa berkembang ke penyakit komplikasi berbahaya yang bahkan bisa memicu kematian.
Diantaranya penyakit ginjal, gangguan penglihatan, stroke, hingga serangan jantung.
Nah, berikut ini 4 obat darah tinggi yang aman dikonsumsi dan biasanya diresepkan kepada pasien hipertensi. Apa saja? Berikut daftarnya seperti dirangkum dari NHS UK, Minggu (12/6/2022).
1. ACE Inhibitor
Di urutan pertama ada Angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor. Obat ini dapat mengurangi tekanan darah dengan merelaksasi pembuluh darah Anda. Tetapi, obat ini memiliki efek samping bagi yang mengonsumsinya. Yaitu, paling umum adalah batuk kering terus-menerus, sakit kepala, pusing dan ruam.
2. ARB
Kemudian ada Angiotensin-2 receptor blocker (ARB). Obat ini bekerja dengan cara yang mirip dengan ACE inhibitor. ARB ini sering direkomendasikan atau menjadi alternatif jika ACE inhibitor menimbulkan efek samping yang mengganggu. Meski begitu, ARB juga mempunyai efek samping seperti pusing, sakit kepala, dan gejala seperti pilek atau flu.
3. Beta blocker
Beta blocker dapat mengurangi tekanan darah dengan membuat jantung Anda berdetak lebih lambat. Obat yang satu ini merupakan pengobatan yang populer untuk pasien tekanan darah tinggi. Namun, sekarang cenderung digunakan hanya ketika pengobatan lain tidak berhasil.
Sebab, beta blocker dianggap kurang efektif dibandingkan obat tekanan darah lainnya.
4. Diuretik
Terakhir ialah diuretik atau kerap dikenal sebagai ‘pil air’. Diuretik ini bekerja dengan membuang kelebihan air dan garam dari tubuh melalui air kencing. Kemungkinan efek samping yakni pusing saat berdiri, rasa haus yang meningkat, sering ke toilet, dan ruam. Pasien yang mengonsumsi ini mungkin juga mendapatkan kalium dan natrium rendah setelah penggunaan jangka panjang.
Mengubah gaya hidup
Selain mengonsumsi obat-obatan, pasien hipertensi atau darah tinggi juga perlu mengubah gaya hidup. Di antaranya yakni mengurangi asupan garam, mengonsumsi makanan-makanan rendah lemak, kurangi alkohol, kurangi kafein, berhenti merokok, dan mulai aktif berolahraga.
Lihat Juga: Waspadai Efek Antidepresan, Obat yang Dikonsumsi Edward Akbar hingga Bikin Emosi Tak Stabil
Darah tinggi atau hipertensi merupakan keadaan ketika tekanan darah sistolik di atas 140 mmHg atau tekanan darah diastolik 90 mmHg atau lebih.
Pada 2011, Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat ada satu miliar orang di dunia menderita hipertensi.
Prevalensi hipertensi diprediksi akan terus meningkat.
Pada tahun 2025 nanti, diprediksi akan ada sekitar 29 persen orang dewasa di seluruh dunia menderita hipertensi.
Kondisi tekanan darah tinggi ini harus segera ditangani dan dikontrol. Sebab jika tidak, bisa berkembang ke penyakit komplikasi berbahaya yang bahkan bisa memicu kematian.
Diantaranya penyakit ginjal, gangguan penglihatan, stroke, hingga serangan jantung.
Nah, berikut ini 4 obat darah tinggi yang aman dikonsumsi dan biasanya diresepkan kepada pasien hipertensi. Apa saja? Berikut daftarnya seperti dirangkum dari NHS UK, Minggu (12/6/2022).
1. ACE Inhibitor
Di urutan pertama ada Angiotensin-converting enzyme (ACE) inhibitor. Obat ini dapat mengurangi tekanan darah dengan merelaksasi pembuluh darah Anda. Tetapi, obat ini memiliki efek samping bagi yang mengonsumsinya. Yaitu, paling umum adalah batuk kering terus-menerus, sakit kepala, pusing dan ruam.
2. ARB
Kemudian ada Angiotensin-2 receptor blocker (ARB). Obat ini bekerja dengan cara yang mirip dengan ACE inhibitor. ARB ini sering direkomendasikan atau menjadi alternatif jika ACE inhibitor menimbulkan efek samping yang mengganggu. Meski begitu, ARB juga mempunyai efek samping seperti pusing, sakit kepala, dan gejala seperti pilek atau flu.
3. Beta blocker
Beta blocker dapat mengurangi tekanan darah dengan membuat jantung Anda berdetak lebih lambat. Obat yang satu ini merupakan pengobatan yang populer untuk pasien tekanan darah tinggi. Namun, sekarang cenderung digunakan hanya ketika pengobatan lain tidak berhasil.
Sebab, beta blocker dianggap kurang efektif dibandingkan obat tekanan darah lainnya.
4. Diuretik
Terakhir ialah diuretik atau kerap dikenal sebagai ‘pil air’. Diuretik ini bekerja dengan membuang kelebihan air dan garam dari tubuh melalui air kencing. Kemungkinan efek samping yakni pusing saat berdiri, rasa haus yang meningkat, sering ke toilet, dan ruam. Pasien yang mengonsumsi ini mungkin juga mendapatkan kalium dan natrium rendah setelah penggunaan jangka panjang.
Mengubah gaya hidup
Selain mengonsumsi obat-obatan, pasien hipertensi atau darah tinggi juga perlu mengubah gaya hidup. Di antaranya yakni mengurangi asupan garam, mengonsumsi makanan-makanan rendah lemak, kurangi alkohol, kurangi kafein, berhenti merokok, dan mulai aktif berolahraga.
Lihat Juga: Waspadai Efek Antidepresan, Obat yang Dikonsumsi Edward Akbar hingga Bikin Emosi Tak Stabil
(hri)