Belum Ada Obatnya, Ini Gejala Demam Berdarah Dengue yang Wajib Diwaspadai

Rabu, 15 Juni 2022 - 14:13 WIB
loading...
Belum Ada Obatnya, Ini Gejala Demam Berdarah Dengue yang Wajib Diwaspadai
Demam berdarah disebut sangat membahayakan karena dapat mengancam nyawa seseorang, apalagi gejalanya berbeda tipis dengan gejala flu. / Foto: ilustrasi SINDOnews
A A A
JAKARTA - Nyamuk aedes aegypti merupakan binatang penyebar virus dengue melalui gigitannya. Di Indonesia sendiri, kasus penyakit demam berdarah jumlahnya masih tinggi. Hal itu juga diikuti dengan masuk musim penghujan di sejumlah wilayah.

Kebanyakan kasus demam berdarah ini terjadi di daerah tropis dan subtropis. Khususnya di kawasan Asia Tenggara, Afrika, Amerika Tengah dan Amerika Selatan.

Penyakit ini disebut sangat membahayakan karena dapat mengancam nyawa seseorang. Apalagi gejala demam berdarah ini berbeda tipis dengan gejala flu.

Baca juga: Menjawab Permasalahan Hidup Sehari-hari, Bersama Mamah Dedeh di MNCTV

Virus dengue banyak menyerang anak kecil hingga remaja. Virus ini juga menular di area yang sama, tak heran bila banyak kasus satu keluarga terinfeksi virus dengue dan menderita penyakit demam berdarah.

Guru Besar Fakultas Kedokteran Universita Indonesia, Prof Dr. dr. Sri Rezeki Hadinegoro Sp,A(K) mengatakan, virus dengue ini belum ada obatnya, sehingga harus diketahui gejala penularan agar tindakan pengobatannya tidak terlambat.

Dokter Sri Rezeki menjelaskan, demam berdarah dengue ini gejalanya ada tiga fase. Fase pertama diawali dengan demam yang terjadi 1-3 hari. Kemudian seseorang juga mengalami nyeri kepala, pendarahan, nyeri otot, muntah, diare hingga bercak di kulit.

"Di fase awal ini harus diberikan suportif terapi. Karena kalau dibiarkan akan memasuki fase kritis," jelasnya saat dalam pemaparan di acara ASEAN Dengue Day atau Hari Demam Berdarah (DBD) ASEAN 2022, Rabu (15/6/2022).

Sementara itu, fase kritis sendiri masuk di hari ke 4-7. Fase ini akan menyebabkan seseorang mengalami kebocoran pada plasma, tekanan darah turun sehingga menyebabkan shock, hingga penggumpalan cairan di rongga perut.

"Kemudian masuk fase penyembuhan. Pasien sudah mulai sadar, denyut jantung membaik, dan virus sudah mulai menghilang," kata dia.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1030 seconds (0.1#10.140)