Podcast Aksi Nyata Menyoal Ganja Medis: Sekarang Waktunya Berani Eksplorasi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pandemi Covid-19 telah mengubah kebiasaan dan kehidupan masyarakat dengan pola hidup baru. Salah satunya melakukan aktivitas serbadigital, mulai bekerja dari rumah (work from home), virtual meeting, berbelanja online, hingga bertransaksi non-tunai.
Melihat hal itu, Ketua Bidang Hukum Internal DPP Partai Perindo Christophorus Taufik mengatakan bahwa sekarang adalah waktu yang tepat untuk membuka diri, melakukan sesuatu yang baru dan mengeksplorasi lebih banyak hal yang belum diketahui.
Misalnya saja soal isu ganja medis yang tengah marak diperbincangkan. Menurut Taufik, ganja patut diteliti lebih dalam lagi, mengingat kandungannya pun memiliki segudang manfaat.
"Ganja untuk medis itu patut untuk dieksplor, tapi kalau untuk rekreasi teler-teleran gitu jangan. Itu adalah pintu masuk ke hal-hal lain. Jadi sekali kita coba kayak knocking door, buka pintu lain. Nah itulah yang harus ditutup," ujar Taufik dalam Podcast Aksi Nyata #DariKamuUntukIndonesia, Minggu (10/7/2022).
Taufik menuturkan, ganja untuk keperluan medis sudah banyak digunakan di berbagai negara. Bahkan, konon juara tinju Mike Tyson memiliki perkebunan ganja yang dilegalkan untuk pengobatan terapi olahraga di Amerika Serikat.
Taufik sendiri sempat merasakan manfaat dari senyawa narkotika. Ia bercerita, pernah memakai sebuah krim yang mengandung synthetic cannabinoid untuk otot-ototnya yang tegang seusai olahraga. Dan, krim itu memang benar ampuh.
Selain itu, tambah Taufik, UU Nomor 35 tahun 2009 tentang narkotika pun menjelaskan, dalam rangka mewujudkan kesejahteraan rakyat perlu dilakukan upaya peningkatan di bidang pengobatan dan pelayanan kesehatan. Dengan begitu, legalisasi ganja untuk medis semestinya kini sudah diperbolehkan berjalan, bahkan dieksplorasi lebih dalam.
"Sekarang eranya kita jangan menutup diri hal-hal yang sudah jadi warisan. Dari dulu kita dikasih tahu sesuatu itu tidak baik, tapi kita nggak pernah eksplor, apa iya nggak baik? Nah itu sekarang waktunya," tandas dia.
Isu legalisasi ganja untuk keperluan medis memang menjadi pembahasan hangat belakangan ini. Itu bermula ketika penyanyi Andien Aisyah mengunggah pertemuannya dengan seorang ibu bernama Santi yang membawa poster bertuliskan "Tolong, Anakku Butuh Ganja Medis” dalam kegiatan car free day.
Pasalnya, anak Santi membutuhkan minyak CBD (cannabidiol) yang merupakan senyawa dari ganja untuk pengobatan anaknya. Santi mengungkap, langkah nekatnya datang ke Jakarta membawa poster tuntutan tersebut menjadi bentuk ikhtiarnya untuk sang buah hati, yang divonis mengidap cerebral palsy sejak 2015.
Melihat hal itu, Ketua Bidang Hukum Internal DPP Partai Perindo Christophorus Taufik mengatakan bahwa sekarang adalah waktu yang tepat untuk membuka diri, melakukan sesuatu yang baru dan mengeksplorasi lebih banyak hal yang belum diketahui.
Misalnya saja soal isu ganja medis yang tengah marak diperbincangkan. Menurut Taufik, ganja patut diteliti lebih dalam lagi, mengingat kandungannya pun memiliki segudang manfaat.
"Ganja untuk medis itu patut untuk dieksplor, tapi kalau untuk rekreasi teler-teleran gitu jangan. Itu adalah pintu masuk ke hal-hal lain. Jadi sekali kita coba kayak knocking door, buka pintu lain. Nah itulah yang harus ditutup," ujar Taufik dalam Podcast Aksi Nyata #DariKamuUntukIndonesia, Minggu (10/7/2022).
Taufik menuturkan, ganja untuk keperluan medis sudah banyak digunakan di berbagai negara. Bahkan, konon juara tinju Mike Tyson memiliki perkebunan ganja yang dilegalkan untuk pengobatan terapi olahraga di Amerika Serikat.
Taufik sendiri sempat merasakan manfaat dari senyawa narkotika. Ia bercerita, pernah memakai sebuah krim yang mengandung synthetic cannabinoid untuk otot-ototnya yang tegang seusai olahraga. Dan, krim itu memang benar ampuh.
Selain itu, tambah Taufik, UU Nomor 35 tahun 2009 tentang narkotika pun menjelaskan, dalam rangka mewujudkan kesejahteraan rakyat perlu dilakukan upaya peningkatan di bidang pengobatan dan pelayanan kesehatan. Dengan begitu, legalisasi ganja untuk medis semestinya kini sudah diperbolehkan berjalan, bahkan dieksplorasi lebih dalam.
"Sekarang eranya kita jangan menutup diri hal-hal yang sudah jadi warisan. Dari dulu kita dikasih tahu sesuatu itu tidak baik, tapi kita nggak pernah eksplor, apa iya nggak baik? Nah itu sekarang waktunya," tandas dia.
Isu legalisasi ganja untuk keperluan medis memang menjadi pembahasan hangat belakangan ini. Itu bermula ketika penyanyi Andien Aisyah mengunggah pertemuannya dengan seorang ibu bernama Santi yang membawa poster bertuliskan "Tolong, Anakku Butuh Ganja Medis” dalam kegiatan car free day.
Pasalnya, anak Santi membutuhkan minyak CBD (cannabidiol) yang merupakan senyawa dari ganja untuk pengobatan anaknya. Santi mengungkap, langkah nekatnya datang ke Jakarta membawa poster tuntutan tersebut menjadi bentuk ikhtiarnya untuk sang buah hati, yang divonis mengidap cerebral palsy sejak 2015.
(tsa)