Ahli Ingatkan Tumbuh Kembang Anak di Masa Pendemi Perlu Perhatian Ekstra
loading...
A
A
A
JAKARTA - Salah satu faktor pendukung tumbuh kembang anak adalah berat badan optimal. Memantau pertumbuhan dan berat badan anak dapat membantu mengidentifikasi masalah nutrisi yang mungkin saja dimiliki anak.
Dokter Spesialis Anak RS Bunda Menteng Jakarta dr. Ayu Partiwi mengatakan, pertumbuhan dan perkembangan anak menjadi salah satu penentu si kecil untuk bisa sehat dan pintar.
"Pemantauan tumbuh kembang anak terutama di 1.000 hari pertama kehidupan sangatlah penting untuk buah hati karena pertumbuhan dan perkembangan akan sangat pesat pada periode ini. Yang dimaksud dengan 1.000 hari pertama kehidupan adalah sejak saat pembuahan di dalam kandungan ibu hingga anak berusia 2 tahun," kata wanita yang akrab disapa Dokter Tiwi dalam peringatan Hari Anak Internasional Grofato Cone Call Party di Menteng, Jakarta, belum lama ini.
Dokter Tiwi menambahkan, pertumbuhan dan perkembangan otak juga terjadi sangat pesat pada usia anak di bawah 2 tahun. Pada fase ini disebut dengan periode kritis perkembangan dan merupakan waktu yang tepat untuk melakukan terapi bila ada gangguan.
"Saya concern karena di masa pandemi Covid ini, kesempatan konsultasi sering terkendala dengan kondisi jumlah kasus, di mana akhirnya rasa khawatir orangtua terhadap risiko penularan, mengurangi kesempatan anak diobservasi dengan optimal," katanya.
Apa yang menjadi perhatian Dokter Tiwi cukup beralasan. Riset Kesehatan Dasar 2018 menyebutkan status vaksinasi dasar anak turun ke angka 57,9% dari 59,2% pada 2013. Begitu pun status gizi buruk dan gizi kurang yang masih berada di angka 17,7%.
Itulah sebabnya, menurut Dokter Tiwi, asupan tambahan, salah satunya makanan cair bernutrisi, menjadi salah satu opsi untuk mengejar ketinggalan berat badan, tinggi badan, maupun gizi anak secara keseluruhan.
"Hari ini juga hadir pasien saya yang lahir dengan berat sekitar 3 kg. Setelah 2 tahun penambahan berat badannya sempat stagnan, tapi hari ini, berat badannya sudah di atas 20 kg, tingginya juga tadi dihitung sudah 124 cm. Itu karena orangtuanya aware dan konsul secara berkala," tutupnya.
Lihat Juga: Benarkah Kandungan Maltodextrin dalam Susu Formula Sebabkan Diabetes dan Gagal Ginjal pada Anak?
Dokter Spesialis Anak RS Bunda Menteng Jakarta dr. Ayu Partiwi mengatakan, pertumbuhan dan perkembangan anak menjadi salah satu penentu si kecil untuk bisa sehat dan pintar.
"Pemantauan tumbuh kembang anak terutama di 1.000 hari pertama kehidupan sangatlah penting untuk buah hati karena pertumbuhan dan perkembangan akan sangat pesat pada periode ini. Yang dimaksud dengan 1.000 hari pertama kehidupan adalah sejak saat pembuahan di dalam kandungan ibu hingga anak berusia 2 tahun," kata wanita yang akrab disapa Dokter Tiwi dalam peringatan Hari Anak Internasional Grofato Cone Call Party di Menteng, Jakarta, belum lama ini.
Dokter Tiwi menambahkan, pertumbuhan dan perkembangan otak juga terjadi sangat pesat pada usia anak di bawah 2 tahun. Pada fase ini disebut dengan periode kritis perkembangan dan merupakan waktu yang tepat untuk melakukan terapi bila ada gangguan.
"Saya concern karena di masa pandemi Covid ini, kesempatan konsultasi sering terkendala dengan kondisi jumlah kasus, di mana akhirnya rasa khawatir orangtua terhadap risiko penularan, mengurangi kesempatan anak diobservasi dengan optimal," katanya.
Apa yang menjadi perhatian Dokter Tiwi cukup beralasan. Riset Kesehatan Dasar 2018 menyebutkan status vaksinasi dasar anak turun ke angka 57,9% dari 59,2% pada 2013. Begitu pun status gizi buruk dan gizi kurang yang masih berada di angka 17,7%.
Itulah sebabnya, menurut Dokter Tiwi, asupan tambahan, salah satunya makanan cair bernutrisi, menjadi salah satu opsi untuk mengejar ketinggalan berat badan, tinggi badan, maupun gizi anak secara keseluruhan.
"Hari ini juga hadir pasien saya yang lahir dengan berat sekitar 3 kg. Setelah 2 tahun penambahan berat badannya sempat stagnan, tapi hari ini, berat badannya sudah di atas 20 kg, tingginya juga tadi dihitung sudah 124 cm. Itu karena orangtuanya aware dan konsul secara berkala," tutupnya.
Lihat Juga: Benarkah Kandungan Maltodextrin dalam Susu Formula Sebabkan Diabetes dan Gagal Ginjal pada Anak?
(tsa)