Intip Wisata Taman Arjuno Malang, Surganya Pecinta Tanaman Anggrek di Kaki Gunung
loading...
A
A
A
Beragam jenis anggrek dapat dijumpai di Taman Arjuno. Bahkan Ato, sapaan akrabnya ada dua jenis anggrek kering dan basah dengan beragam spesies yang dijual di sini. Tercatat jutaan anggrek ada di Taman Arjuno, dimana hampir 36 ribu tanaman anggrek dapat terjual, mulai dari bibit hingga tanaman anggrek yang sudah berbunga.
"Harga jual 20 ribu per bibit, ada yang Rp 50 ribu per tanaman untuk bibit jenis varian tertentu. Yang (tanaman anggrek) jadi, ini minimal Rp 500 ribu sampai jutaan, ada yang puluhan juta," tuturnya.
Selama berada di Taman Arjuno ini pengunjung juga bakal mendapat bonus edukasi dan tata cara perawatan tanaman anggrek sejak masih bibit kecil. Mereka pun juga bisa diajak keliling kawasan taman dan berfoto-foto dengan leluasa, kecuali di area laboratorium yang steril dari pengunjung dan tamu.
"Kalau dari dulu konsumen sudah di kebun akan dapat bonus edukasi, beda kalau jual di online, enak ke kebun bisa tanya-tanya lebih detail, dari dulu otomatis sudah. Pengembangan adanya Taman Arjuno itu kita ada instansi-instansi yang ke sini, bikin seminar, sekolah bawa satu kelas ada show-nya, ada edukasi. Edukasinya agak lebih tertata, secara kelompok pun bisa asalkan bisa janjian," paparnya.
Selain sebagai tempat memamerkan ribuan tanaman anggrek dan penjualan, Taman Arjuno juga jadi tempat produksi pembibitan, budidaya anggrek hingga berbunga, dan penjualan anggrek jadi atau yang telah menghasilkan bunga. Menariknya di Taman Arjuno ini juga dilengkapi laboratorium pengembangan pembudidayaan bertaraf internasional seluas 300 meter persegi.
Di laboratorium ini nantinya bibit-bibit anggrek dikembangkan demi memenuhi permintaan pasar yang dinilai berlebih. Pasalnya selama ini kebutuhan anggrek banyak dipenuhi dari pasar impor dari Thailand dan Taiwan. Hal ini membuat pihaknya berinisiatif membuat laboratorium dengan standar internasional.
"Kita masih impor, masih 36 juta bibir pertahun dari Thailand. Supply demand kita nggak imbang, setahun se Indonesia (cuma produksi) 10 juta belum terpenuhi, masih njomplang (antara permintaan dan kebutuhan)," jelasnya.
Pengembangan anggrek itu melibatkan tim riset sendiri yang bekerjasama dengan sejumlah perguruan tinggi di Malang. Tercatat ada lima jenis anggrek yang dikembangkan dan dijual di Taman Arjuno. Mulai dari Dendrobium, Phalaenopsis, Cattleya, Vanda dan Grammatophy.
"Anggrek itu termasuk bunga kategori mahal. Kemudian harganya juga stabil, serta pasarnya selalu ada. Makanya kami coba kembangkan. Saat ini baru di angka 2,5 juta bibit, ke depan diharapkan mampu memproduksi 10 juta bibit," tukasnya.
"Harga jual 20 ribu per bibit, ada yang Rp 50 ribu per tanaman untuk bibit jenis varian tertentu. Yang (tanaman anggrek) jadi, ini minimal Rp 500 ribu sampai jutaan, ada yang puluhan juta," tuturnya.
Selama berada di Taman Arjuno ini pengunjung juga bakal mendapat bonus edukasi dan tata cara perawatan tanaman anggrek sejak masih bibit kecil. Mereka pun juga bisa diajak keliling kawasan taman dan berfoto-foto dengan leluasa, kecuali di area laboratorium yang steril dari pengunjung dan tamu.
"Kalau dari dulu konsumen sudah di kebun akan dapat bonus edukasi, beda kalau jual di online, enak ke kebun bisa tanya-tanya lebih detail, dari dulu otomatis sudah. Pengembangan adanya Taman Arjuno itu kita ada instansi-instansi yang ke sini, bikin seminar, sekolah bawa satu kelas ada show-nya, ada edukasi. Edukasinya agak lebih tertata, secara kelompok pun bisa asalkan bisa janjian," paparnya.
Selain sebagai tempat memamerkan ribuan tanaman anggrek dan penjualan, Taman Arjuno juga jadi tempat produksi pembibitan, budidaya anggrek hingga berbunga, dan penjualan anggrek jadi atau yang telah menghasilkan bunga. Menariknya di Taman Arjuno ini juga dilengkapi laboratorium pengembangan pembudidayaan bertaraf internasional seluas 300 meter persegi.
Di laboratorium ini nantinya bibit-bibit anggrek dikembangkan demi memenuhi permintaan pasar yang dinilai berlebih. Pasalnya selama ini kebutuhan anggrek banyak dipenuhi dari pasar impor dari Thailand dan Taiwan. Hal ini membuat pihaknya berinisiatif membuat laboratorium dengan standar internasional.
"Kita masih impor, masih 36 juta bibir pertahun dari Thailand. Supply demand kita nggak imbang, setahun se Indonesia (cuma produksi) 10 juta belum terpenuhi, masih njomplang (antara permintaan dan kebutuhan)," jelasnya.
Pengembangan anggrek itu melibatkan tim riset sendiri yang bekerjasama dengan sejumlah perguruan tinggi di Malang. Tercatat ada lima jenis anggrek yang dikembangkan dan dijual di Taman Arjuno. Mulai dari Dendrobium, Phalaenopsis, Cattleya, Vanda dan Grammatophy.
"Anggrek itu termasuk bunga kategori mahal. Kemudian harganya juga stabil, serta pasarnya selalu ada. Makanya kami coba kembangkan. Saat ini baru di angka 2,5 juta bibit, ke depan diharapkan mampu memproduksi 10 juta bibit," tukasnya.
(hri)