Hari Anak Nasional 2022, Kak Awam: Anak Indonesia Harus Berani dan Terlindungi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Spesial Hari Anak Nasional , Kampung Dongeng bekerja sama dengan Generos menggelar acara meriah bertajuk Festival Anak merdeka pada Sabtu (23/7/2022). Acara yang diadakan di Kampung Dongeng, Ciputat ini diikuti oleh 100 anak dengan rentang usia 4 hingga 12 tahun.
Kak Awam, seorang pendongeng sekaligus pemilik Kampung Dongeng menjelaskan rangkaian acara ini diadakan secara khusus untuk merayakan Hari Anak Nasional. Terdapat serangkaian kegiatan yang diikuti oleh anak-anak dari daerah sekitar Kampung Dongeng.
Kegiatan diawali dengan pawai anak, lalu dilanjutkan dengan lomba mewarnai dan menggambar, terakhir penampilan dongeng dari anak-anak. Serangkaian kegiatan Festival Anak Merdeka ini berupaya untuk meningkatkan rasa percaya diri dan keberanian anak.
Selain itu, kreativitas yang muncul pada lomba menggambar dan mewarnai berperan penting dalam proses tumbuh kembang anak. Tujuan ini yang akhirnya membuat Kak Awam mencetuskan Festival Anak Merdeka.
“Anak Merdeka berarti anak yang mendapat perlindungan dan terpenuhi hak-haknya untuk hidup dan partisipasi. Selain itu juga hak mendapatkan kelayakan bermain, yang di mana anak seharusnya mendapatkan ruang bermain yang baik. Terlindungi dan menjadi wadah anak bermain menjadi fokus Kampung Dongeng,” kata Kak Awam melalui siaran resminya.
Tak hanya itu, Festival Anak Merdeka juga mengusung tema yang sama dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia (Kemenpppa RI) yaitu Anak Terlindungi, Indonesia Maju. Tema ini dimaksudkan agar anak Indonesia selalu terlindungi dari kekerasan dan anak mendapatkan haknya sebagai generasi penerus Indonesia.
"Tema Anak Terlindungi, Indonesia Maju ini relate dengan tema festival ini. Anak-anak Indonesia saat ini sangat riskan dengan kekerasan seksual terhadap anak di lingkungan sekitarnya, seperti di keluarga dan sekolah. Oleh sebab itu, perlu meningkatkan kewaspadaan para orang tua sekaligus anak untuk bisa melindungi diri sendiri agar kasus kekerasan seksual bisa dihindari,” jelas Kak Awam.
Sebagai generasi penerus, anak indonesia harus diperhatikan dan dipenuhi hak-haknya. Anak bisa berani, tidak terkekang, dan terlindung. Keinginan Kak Awam tersebut diamini oleh wali dari salah satu peserta Festival Anak Merdeka. Supriyanti, seorang ibu dengan dua anak ini juga sempat khawatir akan kekerasan seksual yang semakin meningkat akhir-akhir ini, bahkan di lingkungan pendidikan.
"Sebagian orang tua, jujur saya memang takut tentang kekerasan seksual. Tapi kalau anaknya diam di rumah terus aja dan cuma main gadget, malah jadi enggak bagus. Jadi lebih baik dia main di luar aja. Yang penting sebagai ibu saya selalu mengawasi Tirta untuk tahu dia main sama siapa dan di mana," ujar Yanti.
Kejadian yang menimpa anak Indonesia akhir-akhir ini memang sangat mengkhawatirkan. Mengingat kekerasan seksual masih merebak dalam lingkungan yang dianggap aman bagi anak. KPAI merilis sepanjang Januari-Juli 2022 terdapat 31 persen anak laki-laki dan 69 persen anak perempuan menjadi korban kekerasan seksual di lingkungan pendidikan.
Melihat tingginya kasus kekerasan seksual pada tahun ini, seblumnya Generos juga mengadakan seminar mengenai Edukasi Seksual pada Anak Sejak Dini. Tujuan seminar ini menjelaskan pada orang tua bahwa pendidikan seksual anak sejak dini penting dilakukan agar anak bisa menjaga diri sendiri. Selain itu, menyadarkan peran penting orang sekitar untuk turut melindungi anak.
Perlindungan kekerasan seksual terhadap anak tidak bisa melibatkan hanya dari satu lapisan saja, melainkan semua lapisan masyarakat harus bersinergi dalam melakukan pencegahan kekerasan seksual terhadap anak. Mulai dari lingkungan orang dewasa sekitar anak yang harus bisa melindungi, tenaga pendidikan, dan pemerintah saling bekerja sama. Ini dilakukan agar upaya perlindungan anak bisa dilaksanakan dan anak terhindar dari predator seksual.
“Orang tua di sekitar anak dan guru menjadi orang yang penting dalam melindungi anak. Namun, pemerintah juga harus membentuk lembaga maupun organisasi yang bisa memberikan keamanan dan kenyamanan pada anak. Tentunya tidak tebang pilih dalam melindungi anak dari segala bentuk kekerasan,” ungkap Kak Awam.
Kemeriahan dan antusias peserta menyertai festival ini hingga selesai. Antusiasme anak-anak makin tinggi kala diumumkan pemenang lomba menggambar dan mewarnai. Adapun masing-masing pemenang mendapatkan tropi juara dan bingkisan menarik dari Generos. Harapannya acara seperti ini sering diadakan agar anak mempunyai media mereka bermain.
"Berkat acara yang selalu diadakan oleh Kampung Dongeng ini, anak saya, Tirta jadi lebih berani. Alhamdulillah ini juga menang menjadi juara 1 lomba menggambar. Saya harap juga anak saya dan anak Indonesia lainnya bisa lebih maju, pintar dan tentunya berani ya. Apalagi acara seperti ini yang dapat membuat anak saya jadi lebih berani," papar Yanti.
Tak jauh berbeda dengan harapan orang tua, Kak Awam juga menginginkan anak Indonesia bebas dari predator seksual dan terlindungi dari bahaya yang mengancam. Tak sebatas itu, anak juga harus berani menyuarakan jika ada teman yang tertindas.
“Anak-anak Indonesia harus berani dalam melawan orang-orang jahat yang mendekati mereka. Selain itu, berani dalam membela teman-teman mereka yang diganggu. Terakhir anak Indonesia harus berani berkreasi. Biarkan mereka berani untuk mewarnai apa saja. Supaya mereka tidak terpaku pada gadget,” tutup Kak Awam.
Kak Awam, seorang pendongeng sekaligus pemilik Kampung Dongeng menjelaskan rangkaian acara ini diadakan secara khusus untuk merayakan Hari Anak Nasional. Terdapat serangkaian kegiatan yang diikuti oleh anak-anak dari daerah sekitar Kampung Dongeng.
Kegiatan diawali dengan pawai anak, lalu dilanjutkan dengan lomba mewarnai dan menggambar, terakhir penampilan dongeng dari anak-anak. Serangkaian kegiatan Festival Anak Merdeka ini berupaya untuk meningkatkan rasa percaya diri dan keberanian anak.
Selain itu, kreativitas yang muncul pada lomba menggambar dan mewarnai berperan penting dalam proses tumbuh kembang anak. Tujuan ini yang akhirnya membuat Kak Awam mencetuskan Festival Anak Merdeka.
“Anak Merdeka berarti anak yang mendapat perlindungan dan terpenuhi hak-haknya untuk hidup dan partisipasi. Selain itu juga hak mendapatkan kelayakan bermain, yang di mana anak seharusnya mendapatkan ruang bermain yang baik. Terlindungi dan menjadi wadah anak bermain menjadi fokus Kampung Dongeng,” kata Kak Awam melalui siaran resminya.
Tak hanya itu, Festival Anak Merdeka juga mengusung tema yang sama dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia (Kemenpppa RI) yaitu Anak Terlindungi, Indonesia Maju. Tema ini dimaksudkan agar anak Indonesia selalu terlindungi dari kekerasan dan anak mendapatkan haknya sebagai generasi penerus Indonesia.
"Tema Anak Terlindungi, Indonesia Maju ini relate dengan tema festival ini. Anak-anak Indonesia saat ini sangat riskan dengan kekerasan seksual terhadap anak di lingkungan sekitarnya, seperti di keluarga dan sekolah. Oleh sebab itu, perlu meningkatkan kewaspadaan para orang tua sekaligus anak untuk bisa melindungi diri sendiri agar kasus kekerasan seksual bisa dihindari,” jelas Kak Awam.
Sebagai generasi penerus, anak indonesia harus diperhatikan dan dipenuhi hak-haknya. Anak bisa berani, tidak terkekang, dan terlindung. Keinginan Kak Awam tersebut diamini oleh wali dari salah satu peserta Festival Anak Merdeka. Supriyanti, seorang ibu dengan dua anak ini juga sempat khawatir akan kekerasan seksual yang semakin meningkat akhir-akhir ini, bahkan di lingkungan pendidikan.
"Sebagian orang tua, jujur saya memang takut tentang kekerasan seksual. Tapi kalau anaknya diam di rumah terus aja dan cuma main gadget, malah jadi enggak bagus. Jadi lebih baik dia main di luar aja. Yang penting sebagai ibu saya selalu mengawasi Tirta untuk tahu dia main sama siapa dan di mana," ujar Yanti.
Kejadian yang menimpa anak Indonesia akhir-akhir ini memang sangat mengkhawatirkan. Mengingat kekerasan seksual masih merebak dalam lingkungan yang dianggap aman bagi anak. KPAI merilis sepanjang Januari-Juli 2022 terdapat 31 persen anak laki-laki dan 69 persen anak perempuan menjadi korban kekerasan seksual di lingkungan pendidikan.
Melihat tingginya kasus kekerasan seksual pada tahun ini, seblumnya Generos juga mengadakan seminar mengenai Edukasi Seksual pada Anak Sejak Dini. Tujuan seminar ini menjelaskan pada orang tua bahwa pendidikan seksual anak sejak dini penting dilakukan agar anak bisa menjaga diri sendiri. Selain itu, menyadarkan peran penting orang sekitar untuk turut melindungi anak.
Perlindungan kekerasan seksual terhadap anak tidak bisa melibatkan hanya dari satu lapisan saja, melainkan semua lapisan masyarakat harus bersinergi dalam melakukan pencegahan kekerasan seksual terhadap anak. Mulai dari lingkungan orang dewasa sekitar anak yang harus bisa melindungi, tenaga pendidikan, dan pemerintah saling bekerja sama. Ini dilakukan agar upaya perlindungan anak bisa dilaksanakan dan anak terhindar dari predator seksual.
“Orang tua di sekitar anak dan guru menjadi orang yang penting dalam melindungi anak. Namun, pemerintah juga harus membentuk lembaga maupun organisasi yang bisa memberikan keamanan dan kenyamanan pada anak. Tentunya tidak tebang pilih dalam melindungi anak dari segala bentuk kekerasan,” ungkap Kak Awam.
Kemeriahan dan antusias peserta menyertai festival ini hingga selesai. Antusiasme anak-anak makin tinggi kala diumumkan pemenang lomba menggambar dan mewarnai. Adapun masing-masing pemenang mendapatkan tropi juara dan bingkisan menarik dari Generos. Harapannya acara seperti ini sering diadakan agar anak mempunyai media mereka bermain.
"Berkat acara yang selalu diadakan oleh Kampung Dongeng ini, anak saya, Tirta jadi lebih berani. Alhamdulillah ini juga menang menjadi juara 1 lomba menggambar. Saya harap juga anak saya dan anak Indonesia lainnya bisa lebih maju, pintar dan tentunya berani ya. Apalagi acara seperti ini yang dapat membuat anak saya jadi lebih berani," papar Yanti.
Tak jauh berbeda dengan harapan orang tua, Kak Awam juga menginginkan anak Indonesia bebas dari predator seksual dan terlindungi dari bahaya yang mengancam. Tak sebatas itu, anak juga harus berani menyuarakan jika ada teman yang tertindas.
“Anak-anak Indonesia harus berani dalam melawan orang-orang jahat yang mendekati mereka. Selain itu, berani dalam membela teman-teman mereka yang diganggu. Terakhir anak Indonesia harus berani berkreasi. Biarkan mereka berani untuk mewarnai apa saja. Supaya mereka tidak terpaku pada gadget,” tutup Kak Awam.
(dra)