Raih Kebahagiaan dengan Membuang Beban Emosi dari Tubuh
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kebahagiaan merupakan salah satu hal paling krusial dalam kehidupan manusia . Banyak pandangan mengenai kebahagiaan yang kini menjadi kebutuhan dasar manusia.
Hal itu pun menjadi pokok pembahasan dalam workshop 'The Art of Living: Seni Menciptakan Kehidupan Tanpa Batasan' yang digelar di Ballroom Ayana Midplaza Hotel, Jakarta, baru-baru ini.
Melalui workshop yang diinisiasi DOA-TRTO (Divine Oracular Assistance-Tension Releasing Technique Online) ini, Pakar Teknologi Pikiran, Coach Rheo membagikan resep 'Bahagia Lewat Melepas Beban Emosi'.
Baca juga: 4 Film Jepang tentang Bullying di Sekolah, Nomor 2 Tampilkan Adegan Sadis
Workshop yang berlangsung virtual dan on-site ini diikuti oleh beragam peserta, mulai dari praktisi bisnis, pengusaha, karyawan, dokter, psikolog, dan profesi lainnya.
"Ini untuk kali pertama acara kita gelar secara on-site, setelah dua tahun kita melewati masa pandemi Covid-19. Sebagian peserta ada juga yang mengikuti secara secara virtual," ungkap Coach Rheo dalam keterangan pers, Selasa (26/7/2022).
Di sini, Coach Rheo juga melakukan penanganan secara langsung lewat sistem DOA-TRTO. Dengan sistem DOA-TRTO, Coach Rheo mengungkapkan bahwa beban mental bisa dinetralkan secara langsung dengan membuang beban emosi ke luar dari tubuh.
"Upayanya terbukti memberi hasil signifikan bagi kesembuhan para peserta dalam waktu singkat," kata dia.
Menurutnya, pengetahuan manusia yang diperoleh melalui pengalaman, dapat menciptakan persepsi, dan asumsi, serta berpengaruh terhadap kepribadian.
"Sejatinya manusia lahir tanpa beban (emosi). Kita sering tidak menyadarinya. Problem emosi tersimpan di dalam pikiran bawah sadar kita," ujar pakar bernama lengkap Caezarro Rey Abishur ini.
Dampak pikiran bawah sadar tersebut, lanjut Coach Rheo, berpotensi menyebabkan sejumlah masalah, termasuk perilaku kompulsif, di mana pikiran dipenuhi pengaruh beban emosi negatif dan tidak dapat dikendalikan.
Baca juga: Tanggung Semua Kesalahan, Baim Wong Minta Netizen Jangan Usik Paula Verhoeven
"Beban mental, mendem emosi jika dibiarkan dan terus dikendalikan emosi ini bisa menumpuk. Beban emosinya semakin banyak. Ibarat sampah. Jadi harus dibuang satu-satu," ungkapnya.
Hal itu pun menjadi pokok pembahasan dalam workshop 'The Art of Living: Seni Menciptakan Kehidupan Tanpa Batasan' yang digelar di Ballroom Ayana Midplaza Hotel, Jakarta, baru-baru ini.
Melalui workshop yang diinisiasi DOA-TRTO (Divine Oracular Assistance-Tension Releasing Technique Online) ini, Pakar Teknologi Pikiran, Coach Rheo membagikan resep 'Bahagia Lewat Melepas Beban Emosi'.
Baca juga: 4 Film Jepang tentang Bullying di Sekolah, Nomor 2 Tampilkan Adegan Sadis
Workshop yang berlangsung virtual dan on-site ini diikuti oleh beragam peserta, mulai dari praktisi bisnis, pengusaha, karyawan, dokter, psikolog, dan profesi lainnya.
"Ini untuk kali pertama acara kita gelar secara on-site, setelah dua tahun kita melewati masa pandemi Covid-19. Sebagian peserta ada juga yang mengikuti secara secara virtual," ungkap Coach Rheo dalam keterangan pers, Selasa (26/7/2022).
Di sini, Coach Rheo juga melakukan penanganan secara langsung lewat sistem DOA-TRTO. Dengan sistem DOA-TRTO, Coach Rheo mengungkapkan bahwa beban mental bisa dinetralkan secara langsung dengan membuang beban emosi ke luar dari tubuh.
"Upayanya terbukti memberi hasil signifikan bagi kesembuhan para peserta dalam waktu singkat," kata dia.
Menurutnya, pengetahuan manusia yang diperoleh melalui pengalaman, dapat menciptakan persepsi, dan asumsi, serta berpengaruh terhadap kepribadian.
"Sejatinya manusia lahir tanpa beban (emosi). Kita sering tidak menyadarinya. Problem emosi tersimpan di dalam pikiran bawah sadar kita," ujar pakar bernama lengkap Caezarro Rey Abishur ini.
Dampak pikiran bawah sadar tersebut, lanjut Coach Rheo, berpotensi menyebabkan sejumlah masalah, termasuk perilaku kompulsif, di mana pikiran dipenuhi pengaruh beban emosi negatif dan tidak dapat dikendalikan.
Baca juga: Tanggung Semua Kesalahan, Baim Wong Minta Netizen Jangan Usik Paula Verhoeven
"Beban mental, mendem emosi jika dibiarkan dan terus dikendalikan emosi ini bisa menumpuk. Beban emosinya semakin banyak. Ibarat sampah. Jadi harus dibuang satu-satu," ungkapnya.
(nug)