Pentingnya Batasi Konsumsi Gula Garam Lemak

Senin, 27 April 2020 - 13:45 WIB
loading...
Pentingnya Batasi Konsumsi...
Foto/Istimewa
A A A
JAKARTA - Penyakit tidak Menular (PTM) kini menjadi kondisi yang perlu diwaspadai karena angka kejadiannya semakin tinggi. Beberapa penyakit yang termasuk PTM seperti jantung, stroke, diabetes atau hipertensi telah menjadi penyakit umum yang semakin sering dijumpai di Indonesia bahkan di dunia.

Untuk mencegah PTM ada beberapa cara yang bisa dilakukan salah satunya adalah menerapkan gaya hidup sehat dengan membatasi konsumsi GGL (Gula, Garam, Lemak) serta mencermati informasi nilai gizi pada kemasan makanan dan minuman, khususnya pada masa pandemi Coronavirus (COVID-19) ini.

Kepala Seksi Penyakit Tidak Menular, Kesehatan Jiwa dan NAPZA, Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, dr. Endang Sri Wahyuningsih, MKM mengatakan Peningkatan jumlah penyandang diabetes di Indonesia sangat erat kaitannya dengan gaya hidup tidak sehat. Salah satunya adalah konsumsi GGL (Gula, Garam, Lemak) yang berlebih dan kurang mencermati informasi nilai gizi pada kemasan pangan olahan.

“Perlu diketahui, sebagai bagian dari pola hidup sehat untuk mencegah prediabetes maupun diabetes, konsumsi GGL per individu harus dibatasi, yaitu 50 gram gula atau 4 sendok makan gula per hari, 5 gram garam atau 1 sendok teh garam per hari dan 67 gram lemak atau 5 sendok makan lemak per hari,” ujar dr Endang dalam Media Workshop Online Edukasi Batasi Konsumsi Gula Garam Lemak bersama Nutrifood, Rabu (22/4).

Selain membatasi konsumsi GGL, masyarakat juga harus mencermati informasi nilai gizi pada kemasan pangan olahan supaya asupan nutrisi harian tidak berlebih. Informasi nilai gizi yang harus diperhatikan oleh masyarakat terdiri dari takaran sajian per kemasan, energi total per sajian, zat gizi yang terdiri dari lemak, protein, karbohidrat, zat gizi mikro dan persentase AKG (Angka Kecukupan Gizi).

Selain untuk individu yang sehat (belum terdiagnosa prediabetes maupun diabetes), anjuran batasi konsumsi GGL dan cermati informasi nilai gizi juga berlaku untuk penyandang diabetes, terutama di tengah pandemi COVID-19 yang saat ini sedang mewabah di Indonesia.

“Seperti yang kita ketahui, Pada kondisi saat ini di mana COVID-19 sangat mudah menyebar dan menginfeksi, para ahli menganjurkan penyandang diabetes untuk mengonsumsi nutrisi rendah GGL. Pasalnya, orang dengan diabetes memiliki kadar gula yang tidak terkontrol, sehingga amat rentan mengalami komplikasi serius jika positif terinfeksi COVID-19, bahkan dapat berakibat fatal,” papar dr Endang.

Head of Nutrifood Research Center, Astri Kurniati, S.T., M.App.Sc., menambahkan PTM seperti diabetes dan jantung disebabkan oleh perilaku tidak sehat, termasuk pola makan yang tidak sehat. Apalagi di tengah kondisi pandemi COVID-19, masyarakat dengan kondisi penyakit tertentu seperti diabetes memiliki risiko lebih tinggi terkena komplikasi serius apabila terkena COVID-19.

American Diabetes Association menyatakan bahwa pada penderita diabetes, kadar gula darah yang tidak terkontrol dan infeksi virus dapat meningkatkan peradangan di dalam tubuh. Kombinasi kedua kondisi ini pun semakin memperburuk risiko komplikasi.

“Untuk itu, di tengah pandemi COVID-19 saat ini, mengontrol kadar gula darah menjadi semakin penting bagi penyandang diabetes. Salah satu yang dapat dilakukan adalah dengan menjalani gaya hidup sehat, di antaranya dengan menjaga pola makan sehat, menjaga berat badan dan rutin berolahraga,” ungkap Astri. (Iman Firmansyah)
(ysw)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1518 seconds (0.1#10.140)