Kenalkan Cita Rasa Makanan pada Anak, Orang Tua Diperkenankan Pakai Micin Secukupnya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Dalam mendukung tumbuh kembang anak , orang tua diimbau untuk membiasakan anaknya makan tiga kali sehari.
Gizi anak juga harus dipenuhi dengan makanan yang kaya protein, serta membatasi konsumsi makanan yang terlalu manis dan juga asin secara berlebihan.
Dokter spesialis anak dan edukator kesehatan, Ardi Santoso mengatakan, anak-anak juga harus dikenalkan dengan cita rasa makanan yang lezat sejak kecil. Karena itu, tidak ada masalah apabila orang tua menambahkan micin atau monosodium glutamat (MSG) di makanan yang dikonsumsi anak-anak.
Baca juga: Han So Hee Dilarikan ke Rumah Sakit usai Alami Cedera di Lokasi Syuting
"MSG itu bukan zat asing untuk tubuh. MSG juga aman untuk dikonsumsi semua tahapan usia, bahkan bayi pun memiliki kemampuan metabolik yang sama dengan orang dewasa. Kadar keamanan MSG dijelaskan dalam Permenkes dan Peraturan BPOM dengan batasan secukupnya," jelas Ardi dalam webinar Amankah MSG untuk Anak dan Solusi Tumbuh Kembang Anak yang Optimal, baru-baru ini.
Lebih lanjut, Ardi mengatakan, air susu ibu juga mengandung glutamat yaitu 44,17 persen dari total protein yang dikandungnya. Ini yang membuat bayi ketagihan ASI karena rasanya yang gurih.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga menyebut konsumsi glutamat sesuai dengan kebutuhan tidak akan berdampak pada kesehatan. Ardi pun menyebutkan, belum ada penelitian yang membuktikan seputar mitos MSG yang berdampak serius bagi kesehatan manusia.
"MSG boleh enggak ya, berbahaya enggak ya, pasti ada pertanyaan itu. Anak-anak butuh makanan lezat, cita rasa yang enak enggak mungkin hambar, tapi ada takarannya, gula, garam, lemak. Tapi untuk MSG gimana? Jangan ragu ya, MSG tidak berbahaya asal dikonsumsi secukupnya," papar Ardi.
Ardi Santoso mengatakan, konsumsi MSG sangat merata di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Fakta ini menepis anggapan bahwa mengonsumsi micin bikin bodoh anak.
"Jadi kalau memang MSG bikin bodoh, tentu saja seluruh negara tidak akan mengonsumsi MSG dengan jumlah yang banyak," ungkapnya.
Gizi anak juga harus dipenuhi dengan makanan yang kaya protein, serta membatasi konsumsi makanan yang terlalu manis dan juga asin secara berlebihan.
Dokter spesialis anak dan edukator kesehatan, Ardi Santoso mengatakan, anak-anak juga harus dikenalkan dengan cita rasa makanan yang lezat sejak kecil. Karena itu, tidak ada masalah apabila orang tua menambahkan micin atau monosodium glutamat (MSG) di makanan yang dikonsumsi anak-anak.
Baca juga: Han So Hee Dilarikan ke Rumah Sakit usai Alami Cedera di Lokasi Syuting
"MSG itu bukan zat asing untuk tubuh. MSG juga aman untuk dikonsumsi semua tahapan usia, bahkan bayi pun memiliki kemampuan metabolik yang sama dengan orang dewasa. Kadar keamanan MSG dijelaskan dalam Permenkes dan Peraturan BPOM dengan batasan secukupnya," jelas Ardi dalam webinar Amankah MSG untuk Anak dan Solusi Tumbuh Kembang Anak yang Optimal, baru-baru ini.
Lebih lanjut, Ardi mengatakan, air susu ibu juga mengandung glutamat yaitu 44,17 persen dari total protein yang dikandungnya. Ini yang membuat bayi ketagihan ASI karena rasanya yang gurih.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga menyebut konsumsi glutamat sesuai dengan kebutuhan tidak akan berdampak pada kesehatan. Ardi pun menyebutkan, belum ada penelitian yang membuktikan seputar mitos MSG yang berdampak serius bagi kesehatan manusia.
"MSG boleh enggak ya, berbahaya enggak ya, pasti ada pertanyaan itu. Anak-anak butuh makanan lezat, cita rasa yang enak enggak mungkin hambar, tapi ada takarannya, gula, garam, lemak. Tapi untuk MSG gimana? Jangan ragu ya, MSG tidak berbahaya asal dikonsumsi secukupnya," papar Ardi.
Ardi Santoso mengatakan, konsumsi MSG sangat merata di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Fakta ini menepis anggapan bahwa mengonsumsi micin bikin bodoh anak.
"Jadi kalau memang MSG bikin bodoh, tentu saja seluruh negara tidak akan mengonsumsi MSG dengan jumlah yang banyak," ungkapnya.