Mengenal Epilepsi Fotosensitif yang Diberi Flash Warning di Film Pengabdi Setan 2: Communion

Rabu, 10 Agustus 2022 - 22:12 WIB
loading...
Mengenal Epilepsi Fotosensitif...
Kilatan cahaya disebut berbahaya dan bisa memicu kambuhnya epilepsi fotosensitif pada penderitanya. Foto Ilustrasi/Snowfields Care
A A A
JAKARTA - Film Pengabdi Setan 2: Communion yang saat ini tengah tayang di bioskop Indonesia menjadi sorotan. Tak hanya karena ketegangan dalam film, namun juga adegan kilatan cahaya atau lampu flash yang tampil di film tersebut.

Kilatan cahaya itu disebut-sebut berbahaya dan bisa memicu kambuhnya epilepsi fotosensitif pada penderitanya. Setelah mendapat petisi dari penonton, film garapan sutradara Joko Anwar itu pun akhirnya memasang flash warning.

Lantas, apa itu epilepsi fotosensitif? Dilansir dari Halodoc, Rabu (10/8/2022), epilepsi fotosensitif adalah kondisi kejang yang dipicu oleh lampu berkedip atau pola cahaya dan gelap yang kontras.



Meskipun jenis epilepsi ini jarang ditemukan, namun pengidap mungkin bisa mengenali kondisi tersebut melalui pemeriksaan EEG. Tetapi, perlu diingat, sensitif terhadap cahaya tidak selalu berarti mengidap epilepsi fotosensitif.

Efek kilat atau cahaya berpola dapat membuat orang dengan atau tanpa epilepsi mengalami disorientasi, tidak nyaman, dan juga tidak sehat. Saat ini, obat anti-epilepsi memang dapat mengurangi risiko kejang. Namun, penderita epilepsi fotosensitif dianjurkan untuk menghindari paparan yang dapat memicu kejang.

Penyebab Epilepsi Fotosensitif

Epilepsi adalah gangguan otak yang dapat menyebabkan kejang berulang (lebih dari dua kali), yang disebabkan oleh adanya aktivitas listrik abnormal di dalam otak. Penyebab epilepsi antara lain adanya ketidakteraturan pada saraf-saraf otak, ketidakseimbangan neurotransmitter (pembawa pesan kimiawi di otak), atau kombinasi dari kedua faktor tersebut. Pada epilepsi fotosensitif, faktor genetik juga berperan.

Anak-anak dan remaja berusia 7–19 tahun adalah kelompok yang rentan mengidap epilepsi fotosensitif. Dibanding anak laki-laki, anak perempuan lebih berisiko terkena kondisi tersebut.

Meski demikian, anak laki-laki cenderung mengalami lebih banyak kejang bila mengidap jenis epilepsi ini. Hal itu mungkin karena anak laki-laki menghabiskan lebih banyak waktu bermain video games yang merupakan salah satu pemicu kejang.
(tsa)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1783 seconds (0.1#10.140)