Cakupan Imunisasi Ditingkatkan, Menkes Budi: Supaya Anak Sehat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Melihat cakupan imunisasi dasar lengkap pada bayi turun drastis di tengah pandemi Covid-19. Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin bersama Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mencanangkan secara resmi dimulainya Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) tahap II.
Untuk mengejar cakupan imunisasi yang rendah, Kementerian Kesehatan menggelar BIAN berlangsung dua tahap. Tahap I telah dilaksanakan sejak 18 Mei 2022 di wilayah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua.
Sementara tahap II dilaksanakan mulai Agustus 2022 di seluruh provinsi di Jawa dan Bali. Dengan begitu, Menkes Budi mengatakan imunisasi upaya pencegahan yang aman, berbiaya rendah dan berdampak besar dalam melindungi dari berbagai penyakit menular berbahaya.
“Jangan lupa bapak atau ibu anak-anaknya untuk divaksinasi supaya anak sehat,” ujar Menkes Budi dalam laman resmi Sehat Negeriku, dikutip Minggu (14/8/2022).
Vaksin yang diberikan berupa imunisasi campak rubela untuk usia 9 sampai 15 tahun, serta imunisasi kejar untuk anak usia 12 sampai 59 bulan yang tidak lengkap imunisasi OPV, IPV, dan DPT-HB-Hib.
Namun dalam BIAN Tahap II ini, Budi menjelaskan ada penambahan 3 varian baru vaksin dalam program imunisasi dasar anak. Ketiga varian vaksin baru itu HPV untuk pencegahan kanker serviks bagi para ibu, PCV untuk pneumonia pada balita, dan Rotavirus untuk pencegahan diare pada Balita.
"Penambahan 3 varian vaksin ini merupakan salah satu program baru transformasi kesehatan pilar pertama terkait layanan kesehatan primer,” terangnya
Sekadar informasi, ada sekitar lebih dari 1,7 juta bayi di Indonesia yang belum mendapatkan imunisasi dasar selama periode 2019-2021. Dari jumlah tersebut, ada lebih dari 600 ribu atau sekitar 37,5% bayi berasal dari wilayah Jawa dan Bali.
Untuk mengejar cakupan imunisasi yang rendah, Kementerian Kesehatan menggelar BIAN berlangsung dua tahap. Tahap I telah dilaksanakan sejak 18 Mei 2022 di wilayah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua.
Sementara tahap II dilaksanakan mulai Agustus 2022 di seluruh provinsi di Jawa dan Bali. Dengan begitu, Menkes Budi mengatakan imunisasi upaya pencegahan yang aman, berbiaya rendah dan berdampak besar dalam melindungi dari berbagai penyakit menular berbahaya.
“Jangan lupa bapak atau ibu anak-anaknya untuk divaksinasi supaya anak sehat,” ujar Menkes Budi dalam laman resmi Sehat Negeriku, dikutip Minggu (14/8/2022).
Vaksin yang diberikan berupa imunisasi campak rubela untuk usia 9 sampai 15 tahun, serta imunisasi kejar untuk anak usia 12 sampai 59 bulan yang tidak lengkap imunisasi OPV, IPV, dan DPT-HB-Hib.
Namun dalam BIAN Tahap II ini, Budi menjelaskan ada penambahan 3 varian baru vaksin dalam program imunisasi dasar anak. Ketiga varian vaksin baru itu HPV untuk pencegahan kanker serviks bagi para ibu, PCV untuk pneumonia pada balita, dan Rotavirus untuk pencegahan diare pada Balita.
"Penambahan 3 varian vaksin ini merupakan salah satu program baru transformasi kesehatan pilar pertama terkait layanan kesehatan primer,” terangnya
Sekadar informasi, ada sekitar lebih dari 1,7 juta bayi di Indonesia yang belum mendapatkan imunisasi dasar selama periode 2019-2021. Dari jumlah tersebut, ada lebih dari 600 ribu atau sekitar 37,5% bayi berasal dari wilayah Jawa dan Bali.
(hri)