Wisata di Desa Kole Sawangan, Mengenal Lebih Dekat Eksotika Adat Budaya Tana Toraja

Senin, 15 Agustus 2022 - 22:21 WIB
loading...
A A A
Rumah Tongkonan konon menjadi lambang martabat sebuah keluarga Toraja, sehingga pembangunannya tidak sembarangan. Tanduk kerbau yang disembelih saat upacara Rambu Solo akan dipasang di depan rumah sebagai lambang status sosial pemilik rumah. Semakin banyak tanduknya, maka semakin tinggi status sosialnya di mata masyarakat.

Selama berada di Desa Kole Sawangan, Anda juga dapat melihat secara langung rumah Tongkonan Papa Battu, yakni rumah Tongkonan yang beratap batu. Dahulu, para peluhur memakai batu sebagai atap dengan jalinan rotan. Sulitnya mendapatkan jenis batu yang pas menjadi alasan utama kelangkaan rumah Tongkonan jenis ini.

Jika sudah berada di Desa Kole Sawangan, Anda tentunya harus menyantap kuliner khas Toraja, ya! Namanya adalah Pa’piong, sebuah kudapan yang dibuat dari ikan mas, perutan kelapa, daun mayana, dan bumbu-bumbu.

Pa’piong juga bisa berbahan daging ayam, babi ataupun kerbau, dan biasa disajikan pada acara besar seperti upacara kematian (Rambu Dolo) atau kegembiraan (Rambu Tuka). Rasanya terbilang sangat unik, sebab ada perpaduan gurih, renyah yang didapat dari kelapa, serta nikmatnya aroma dan rasa dari bumbu khas.

Kenikmatan menyantap Pa’piong akan semakin lengkap dengan sajian hangatnya Kopi Toraja, salah satu kopi terbaik di indonesia, bahkan di dunia. Kopi Toraja tumbuh di dataran tinggi di atas 1300 mdpl, sehingga aroma dan rasa berbeda, serta pengaruh kandungan tanah di Toraja.

Oh iya, Anda juga bisa #BeliKreatifLokal berbagai cendera mata khas Toraja yang ada di Desa Wisata Kole Sawangan, lho! Salah satunya, yaitu kerajinan pahat tulang kerbau yang disulap menjadi beragam bentuk yang unik. Biasanya ada juga yang terbuat dari gigi kerbau, gigi babi, hingga kulit kambing.

Ada pula kerajinan bambu berupa anyaman peralatan rumah tangga, seperti tempat nasi, keranjang ikan, dan lain-lain yang bisa bertahan hingga bertahun-tahun lamanya. Kehidupan masyarakat Toraja sejak lahir hingga meninggal dunia memang tak lepas dari bambu.

Tak heran, dalam kunjungannya beberapa waktu lalu, Kemenparekraf memberikan bantuan alat pemotong bambu. Bantuan ini pun dinilai sudah tepat waktu, tepat sasaran, dan tepat manfaat.

Wisata di Desa Kole Sawangan, Mengenal Lebih Dekat Eksotika Adat Budaya Tana Toraja

Proses menenun kain tenun Toraja. (Foto: YouTube iNews)

Eits, belum selesai! Sebelum bertolak kembali ke rumah, jangan lupa untuk membawa pulang kain tenun khas Toraja, ya. Kain ini memiliki motif dan warna beragam sesuai setiap ketentuan upacara adat, lho. Misalnya saja, warna merah dan hitam adalah warna yang digunakan pada saat upacara duka, seperti Rambu Solo. Sementara untuk Rambu Tuka, digunakan warna cerah seperti putih dan kuning.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2568 seconds (0.1#10.140)