Kemajuan Teknologi Beri Tantangan Berat untuk Bisnis Agen Perjalanan

Rabu, 24 Agustus 2022 - 23:11 WIB
loading...
Kemajuan Teknologi Beri Tantangan Berat untuk Bisnis Agen Perjalanan
Sektor pariwisata dalam negeri mulai kembali menggeliat, setelah lebih dari 2 tahun terkapar dihantam pandemi Covid-19. / Foto: ist
A A A
JAKARTA - Sektor pariwisata dalam negeri mulai kembali menggeliat, setelah lebih dari 2 tahun terkapar dihantam pandemi Covid-19 .

Sejalan dengan itu, pengurus Dewan Pengurus Daerah (DPD) Association of Indonesian Tours and Travel Agencies atau Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (ASITA) Provinsi DKI Jakarta melaksanakan rapat kerja daerah (Rakerda) bertema ASITA DKI Jakarta Bersatu Membangkitkan Kembali Pariwisata Jakarta dan Indonesia di Menara Cardig, Jakarta Timur, Rabu (24/8/2022).

Menurut Ketua DPD ASITA DKI Jakarta, Hasiyanna S Ashadi, setelah 2 tahun tak ada Rakerda akibat pandemi, tahun ini diadakan rakerda sesuai amanat dari AD/ART.

Baca juga: Vision+ Originals Bad Parenting Episode 4, Ini yang Terjadi Jika Orang Tua Pilih Kasih

"Tujuannya untuk mendengar satu dengan lainnya, berbagi informasi dan berbagi pengetahuan untuk terus survive atas pariwisata, khususnya domestik yang bangkit kembali," tutur Hasiyana yang didampingi Ketua Umum DPP ASITA, Artha Hanif.

Dia menambahkan, bisnis pariwisata tours and travel sejauh ini mengalami tantangan yang berat akibat kemajuan teknologi. Masifnya perusahaan teknologi informasi, kata dia, membuat penjualan perjalanan dilakukan secara langsung, bahkan oleh maskapai penerbangan.

"Belum diaturnya tata niaga sektor ini membuat perusahaan agen tours travel harus bisa bersinergi dalam menyiasati persaingan. Masyarakat sendiri belum seutuhnya paham kalau menggunakan agen perjalanan maka lebih ada jaminan keselamatan dan kenyamanan. Untuk itu, dalam ASITA ini kita saling berbagi informasi dan tips," jelasnya.

"Kalau dulu kan maskapai kan memberikan harga khusus kepada agen travel. Tetapi tentu saja ada solusi dari berbagai banyaknya kesulitan. Agen perjalanan akan memberikan penawaran yang baik," sambungnya.

Hasiyanna menyayangkan tidak adanya tata niaga untuk industri pariwisata khususnya tur domestik. Saat ini, tamu-tamu domestik sekarang bisa cari sendiri paket wisata, bisa beli sendiri bisa jalan sendiri. Namun, giliran susah di jalan baru cari biro perjalanan.

"Kita baru diinget bila ada persoalan kalau enggak ada persoalan enggak diinget," keluhnya.

Tur domestik dari zaman dulu, lanjut dia, kurang disentuh pemerintah, jadi tidak ada tata niaganya. "Kalau di luar negeri itu jelas tata niaganya, tamu datang ke Indonesia harus ada mitranya, kemudian tur harus ada guidenya, ada tour leadernya," paparnya.

Beberapa waktu belakangan, banyak pemberitaan tamu-tamu yang ditipu, hingga ditinggal agennya. Mereka komplain tidak mendapatkan sesuai dengan yang dijanjikan.

"Kalau kita punya tata niaga yang baik kita bisa menjaga dari hal-hal demikian. Karena BPW/APW yang bernaung di ASITA tidak kerja sendirian," ucapnya.

Sementara itu, Rakerda kali ini sangat penting, guna mencari solusi bagaimana BPW/APW di Jakarta dan di Indonesia ini bisa survive di situasi yang baru ini. Situasi sekarang tidak sama lagi.

Baca juga: 6 Momen Kebersamaan Pesulap Merah dengan Istri yang Jarang Disorot

Rakerda ini juga membahas kesiapan ASITA DKI untuk menyambut ASITA Jakarta Travel Mart 2022 yang kelima dan berdekatan dengan Rakernas yang akan digelar di Jakarta dan menyambut kesiapan G20 di Oktober nanti.
(nug)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2648 seconds (0.1#10.140)