3 Orang Meninggal karena Pneumonia Misterius di Argentina, Terkait dengan Covid-19?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Baru-baru ini penyakit Pneumonia misterius menginfeksi sembilan orang di Argentina. Tiga diantaranya meninggal dunia dan sisanya masih dirawat intensif. Pemerintah setempat menyatakan bahwa penyakit ini tak menunjukkan indikasi dengan Covid-19.
Lantas, apa itu Pneumonia? Apa sebenarnya hubungan Pneumonia dengan Covid-19? Berikut ulasannya, sebagaimana dikutip dari beberapa sumber, Jumat (2/9/2022).
Gejala Covid-19 yang disebabkan oleh virus Corona memang terbilang sangat mirip dengan Pneumonia biasa. Selain itu, penyakit ini juga dapat menimbulkan peradangan pada paru-paru, yang juga termasuk Pneumonia.
Namun, Pneumonia yang disebabkan oleh Covid-19 sedikit berbeda dengan Pneumonia yang biasa terjadi. Pneumonia biasa umumnya disebut juga dengan paru-paru basah.
Pneumonia adalah merupakan kondisi yang berpotensi mengancam jiwa, yang menyebabkan kantong udara di paru-paru dipenuhi oleh nanah atau cairan. Kondisi ini disebabkan oleh banyak virus, bakteri, atau jamur pathogen dan yang paling sering adalah Streptococcus Pneumoniae.
Sementara, Covid-19 adalah penyakit yang terjadi karena infeksi virus Corona baru (SARS-CoV-2). Seperti yang kita ketahui, penyakit ini bisa menyerang beragam sistem organ tubuh, termasuk bagian sistem pernapasan.
Adapun bagian sistem pernapasan yang bisa diserang oleh virus Corona ini pun bervariasi, mulai dari yang teratas (seperti hidung, sinus, tenggorokan, kotak suara) hingga yang terbasah (seperti bronkhus, paru-paru).
Maka dari itu, jika Covid-19 menyerang paru-paru dan memicu peradangan, maka kondisi ini disebut juga dengan pneumonia. Akan tetapi, di samping karena Covid-19, Pneumonia bisa juga terjadi karena infeksi beragam mikroorganisme lain (misalnya influenza, respiratory syncytial virus, streptococcus pneumoniae) dan masuknya benda asing ke dalam paru.
Dengan kata lain, Covid-19 merupakan salah satu pencetus Pneumonia, bukan sebaliknya. Namun, untuk membedakan pneumonia yang disebabkan oleh Covid-19 dan oleh sebab lain, perlu dilakukan evaluasi yang komprehensif, termasuk dengan tes swab PCR, tes darah, rontgen, CT scan thorax, kultur resistensi bakteri, dan sebagainya.
Lantas, apa itu Pneumonia? Apa sebenarnya hubungan Pneumonia dengan Covid-19? Berikut ulasannya, sebagaimana dikutip dari beberapa sumber, Jumat (2/9/2022).
Gejala Covid-19 yang disebabkan oleh virus Corona memang terbilang sangat mirip dengan Pneumonia biasa. Selain itu, penyakit ini juga dapat menimbulkan peradangan pada paru-paru, yang juga termasuk Pneumonia.
Namun, Pneumonia yang disebabkan oleh Covid-19 sedikit berbeda dengan Pneumonia yang biasa terjadi. Pneumonia biasa umumnya disebut juga dengan paru-paru basah.
Pneumonia adalah merupakan kondisi yang berpotensi mengancam jiwa, yang menyebabkan kantong udara di paru-paru dipenuhi oleh nanah atau cairan. Kondisi ini disebabkan oleh banyak virus, bakteri, atau jamur pathogen dan yang paling sering adalah Streptococcus Pneumoniae.
Sementara, Covid-19 adalah penyakit yang terjadi karena infeksi virus Corona baru (SARS-CoV-2). Seperti yang kita ketahui, penyakit ini bisa menyerang beragam sistem organ tubuh, termasuk bagian sistem pernapasan.
Adapun bagian sistem pernapasan yang bisa diserang oleh virus Corona ini pun bervariasi, mulai dari yang teratas (seperti hidung, sinus, tenggorokan, kotak suara) hingga yang terbasah (seperti bronkhus, paru-paru).
Maka dari itu, jika Covid-19 menyerang paru-paru dan memicu peradangan, maka kondisi ini disebut juga dengan pneumonia. Akan tetapi, di samping karena Covid-19, Pneumonia bisa juga terjadi karena infeksi beragam mikroorganisme lain (misalnya influenza, respiratory syncytial virus, streptococcus pneumoniae) dan masuknya benda asing ke dalam paru.
Dengan kata lain, Covid-19 merupakan salah satu pencetus Pneumonia, bukan sebaliknya. Namun, untuk membedakan pneumonia yang disebabkan oleh Covid-19 dan oleh sebab lain, perlu dilakukan evaluasi yang komprehensif, termasuk dengan tes swab PCR, tes darah, rontgen, CT scan thorax, kultur resistensi bakteri, dan sebagainya.