Banting Setir Jual Ayam Goreng, Tiga Pemuda Ini Raup Omzet Ratusan Juta Rupiah
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tiga pemuda berhasil meraup omzet ratusan juta rupiah setelah banting setir berjualan ayam goreng . Mereka adalah Reynaldi Januar Wanter, M Syamsi Al Farizan, dan M Dinda Mahardika. Ketiganya memutuskan terjun ke usaha kuliner usai pandemi Covid-19 merenggut pekerjaan utama mereka.
Konsep yang diusung pun terbilang menarik dan tidak hanya sekadar mengejar cuan atau mengikuti tren belaka. Ada visi dan misi yang kuat dibalik usaha kuliner mereka. Reynaldi dan kawan-kawan ingin semua masyarakat Indonesia dapat menikmati kuliner lezat dan berkualitas dengan harga terjangkau.
Di samping itu, mereka juga tergerak untuk memajukan UMKM lokal. Termasuk para petani dan peternak yang menjadi mitra utama. Berawal dari visi dan misi itulah akhirnya berdiri GabbaGabba, sebuah jajanan kekinan berkonsep ayam goreng tanpa tulang.
Meski baru beroperasi kurang lebih satu tahun, GabbaGabba sudah berhasil meraup omzet ratusan juta rupiah. GabbaGabba juga telah muncul di salah satu akun YouTube artis ternama Indonesia, hingga akhirnya meluncurkan franchise.
Ide membuka usaha kuliner datang dari Reynaldi Januar. Pada pertengahan 2021, Reynaldi terpaksa banting setir usai dirumahkan oleh perusahaan tempat dia bekerja, buntut dari pandemi Covid-19. Berbekal pengalaman bekerja di perusahaan f&b dan modal Rp5 juta dari sisa gaji, Reynaldi mulai meracik resep ayam goreng yang sekiranya dapat diterima masyarakat luas.
"Kenapa ayam goreng? Awalnya saya pikir marketnya bakal luas dan tak terbatas, umur dan gender juga. Dari balita sampai orang tua semuanya bisa makan. Hanya saja produk ayam goreng tepung di Indonesia itu kadang kurang praktis untuk dimakan," kata sang founder melalui siaran resminya, Jumat (16/9/2022).
Dari segi harga lanjut Reynaldi, dia ingin membuat produk berkualitas namun juga dapat dinikmati berbagai kalangan. Proses trial and error pun terus dilakukan, hingga dia berhasil menciptakan racikan ayam goreng yang lezat dengan harga cukup terjangkau yakni, mulai dari Rp8 ribu - Rp15 ribu per porsi.
Yakin dengan resep yang dia ciptakan, Reynaldi pun mulai mengatur strategi untuk menjajakan produknya. Langkah pertama yang dia lakukan dengan membuka pre-order.
"Sempat open PO ke teman-teman kantor dulu. Waktu itu baru bisa produksi maksimal 100 bungkus per hari, karena belum punya alat yang proper dan durasi waktu antarnya cukup panjang, jadi waktu barang sampai ayam gorengnya sudah dingin. Dari sini saya dapat feedback dan insight baru," ungkap Reynaldi.
Konsep yang diusung pun terbilang menarik dan tidak hanya sekadar mengejar cuan atau mengikuti tren belaka. Ada visi dan misi yang kuat dibalik usaha kuliner mereka. Reynaldi dan kawan-kawan ingin semua masyarakat Indonesia dapat menikmati kuliner lezat dan berkualitas dengan harga terjangkau.
Di samping itu, mereka juga tergerak untuk memajukan UMKM lokal. Termasuk para petani dan peternak yang menjadi mitra utama. Berawal dari visi dan misi itulah akhirnya berdiri GabbaGabba, sebuah jajanan kekinan berkonsep ayam goreng tanpa tulang.
Meski baru beroperasi kurang lebih satu tahun, GabbaGabba sudah berhasil meraup omzet ratusan juta rupiah. GabbaGabba juga telah muncul di salah satu akun YouTube artis ternama Indonesia, hingga akhirnya meluncurkan franchise.
Ide membuka usaha kuliner datang dari Reynaldi Januar. Pada pertengahan 2021, Reynaldi terpaksa banting setir usai dirumahkan oleh perusahaan tempat dia bekerja, buntut dari pandemi Covid-19. Berbekal pengalaman bekerja di perusahaan f&b dan modal Rp5 juta dari sisa gaji, Reynaldi mulai meracik resep ayam goreng yang sekiranya dapat diterima masyarakat luas.
"Kenapa ayam goreng? Awalnya saya pikir marketnya bakal luas dan tak terbatas, umur dan gender juga. Dari balita sampai orang tua semuanya bisa makan. Hanya saja produk ayam goreng tepung di Indonesia itu kadang kurang praktis untuk dimakan," kata sang founder melalui siaran resminya, Jumat (16/9/2022).
Dari segi harga lanjut Reynaldi, dia ingin membuat produk berkualitas namun juga dapat dinikmati berbagai kalangan. Proses trial and error pun terus dilakukan, hingga dia berhasil menciptakan racikan ayam goreng yang lezat dengan harga cukup terjangkau yakni, mulai dari Rp8 ribu - Rp15 ribu per porsi.
Yakin dengan resep yang dia ciptakan, Reynaldi pun mulai mengatur strategi untuk menjajakan produknya. Langkah pertama yang dia lakukan dengan membuka pre-order.
"Sempat open PO ke teman-teman kantor dulu. Waktu itu baru bisa produksi maksimal 100 bungkus per hari, karena belum punya alat yang proper dan durasi waktu antarnya cukup panjang, jadi waktu barang sampai ayam gorengnya sudah dingin. Dari sini saya dapat feedback dan insight baru," ungkap Reynaldi.