5 Hotel di Indonesia yang Dulunya Gedung Bersejarah, Nomor 4 Bekas Toko Roti Era 1863
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ada lima hotel di Indonesia yang dulunya gedung bersejarah . Bangunan ikonik ini sebelumnya berperan penting bagi Tanah Air dan kemudian dialihfungsikan menjadi sebuah hotel terkenal.
Bahkan, hotel-hotel tersebut masih beroperasi sampai hari ini. Hal ini tentunya akan menjadi pengalaman menarik bagi Anda untuk menginap di hotel-hotel bekas gedung bersejarah itu.
Pasalnya, tak hanya dihiasi arsitektur yang indah. Hotel-hotel ini juga memiliki sejarah tinggi, yang mana bisa menjadi pengetahuan baru untuk Anda saat menginap di hotel tersebut.
Berikut daftar hotel yang dulunya gedung bersejarah berdasarkan keterangan resmi yang diterima SINDOnews, Sabtu (24/9/2022).
1. The Hermitage Jakarta
Foto/Pegipegi
Jauh sebelum dioperasikan sebagai hotel bintang lima, bangunan ini dulunya merupakan pusat telekomunikasi pemerintah Hindia Belanda bernama Telefoongebouw yang pertama kali dibangun pada 1920. Beberapa tahun setelahnya, bangunan ini sempat dialihfungsikan menjadi kantor pemerintahan. Lalu, 1999 menjadi sebuah perguruan tinggi bernama Universitas Bung Karno (UBK).
Hanya saja, bangunan tersebut tidak mendapatkan perawatan yang layak sehingga pada 2008 diubah fungsinya menjadi hotel yang tetap mempertahankan nilai sejarah, terutama pada arsitektur dan interior ruangan. Tujuh tahun setelah itu, pihak Tribute Portfolio mengambil alih kepemilikannya dan kini dikenal sebagai Hotel The Hermitage Jakarta.
2. Horison Arcadia Surabaya
Foto/Pegipegi
Ketika Anda pelesiran ke kawasan Krembangan, Surabaya, terdapat satu hotel dengan arsitektur unik yang membuat Anda penasaran. Hotel Horison Arcadia, namanya. Fasad dari hotel ini seakan mengingatkan Anda pada masa kolonial Belanda yang sering ditampilkan dalam film dokumenter. Gedung ini berdiri sejak 1916 dan pada awal pendiriannya dioperasikan sebagai kantor perusahaan di bidang perkebunan milik Belanda bernama Geo Wehry & Co.
Setelah masa penjajahan berakhir, gedung ini sempat terbengkalai. Barulah pada 2017, pihak Grup Brasali mengambil alih kepemilikannya untuk dijadikan sebuah hotel. Beberapa bagian gedung direnovasi sesuai kebutuhan, tapi bagian depan hotel masih merupakan bangunan asli dengan ciri khas warna merah maroon dan bata.
3. Hotel Salak The Heritage
Foto/Pegipegi
Selanjutnya, di Kota Bogor, Jawa Barat. Ada satu hotel ikonik yang juga dibangun di atas gedung bersejarah. Dulunya, bangunan ini sempat dipakai untuk tempat beristirahat keluarga Gubernur Jenderal VOC beserta para elit pemerintahan pada masa itu. Kemudian, dijadikan markas militer Jepang 1948, dan akhirnya berhasil dimiliki Indonesia pasca kemerdekaan.
Bangunan ini digunakan untuk berbagai kebutuhan pemerintah sebelum dialihfungsikan menjadi hotel pada 1998 dengan nama Hotel Salak The Heritage. Hotel ini dibangun dengan gaya royal heritage dan dilengkapi dengan fasilitas berteknologi modern. Di dalamnya terdapat kebun yang membuat udara segar dan bersih.
4. Sriwijaya Hotel Jakarta
Foto/Pegipegi
Sriwajaya Hotel Jakarta merupakan salah satu hotel tertua di Jakarta. Jauh sebelum dikenal sebagai tempat menginap yang nyaman seperti sekarang, hotel ini dulunya adalah sebuah toko roti milik seorang warga negara asing bernama Conrad Alexander Willem Cavadino. Sejak berdiri 1863, toko roti milik Cavadino menjual beraneka macam cokelat, permen, cerutu tradisional Belanda, anggur, dan bahan pangan dengan kualitas terbaik.
Toko ini semula berada di Rijswijk dan Citadelweg atau sekarang Jalan Veteran dan Jalan Veteran I. Selama bertahun-tahun, toko tersebut sukses dan dikenal luas oleh para bangsawan dan pendatang. Saking terkenalnya, Cavadino menyulap toko miliknya menjadi hotel. Awalnya, toko ini diberi nama Hotel Cavadino. Orang-orang kaya pada masa itu semakin meramaikan toko Cavadino.
Bahkan, mereka pun menginap untuk menikmati suasana kota yang asri ketika sore dan malam hari, sambil menyantap roti buatan Cavadino. Pada 1899, hotel ini berubah nama menjadi Hotel du Lion d’Or dan bertahan selama 42 tahun. Lalu, kembali mengubah namanya menjadi Park Hotel dan terakhir menjadi Hotel Sriwijaya sejak 1950-an sampai sekarang.
5. Hotel Lengkong GKPRI
Foto/Pegipegi
Belum banyak yang mengetahui bahwa gedung Hotel Lengkong merupakan satu dari sekian banyak warisan Belanda. Dahulu, gedung ini digunakan pemerintah sebagai Gedung Koperasi Pegawai Negeri Republik Indonesia (GKPRI). Peresmian gedung dilaksanakan pada 20 Juli 1959 oleh Raden Hasan Nata Permana yang menjabat sebagai Ketua Pegawai Koperasi Republik Indonesia (PKRI) ketika itu.
Karena terkendala biaya, kegiatan koperasi terpuruk dan gedung ini tidak terurus seperti sedia kala. Kemudian, dimanfaatkan pemerintah untuk kebutuhan ruang pendidikan yang masih kurang. Tepatnya pada Agustus 2004, fungsi GKPRI berganti menjadi sebuah wisma di Jawa Barat bernama Hotel Lengkong karena lokasinya berada di Jalan Lengkong Besar.
Bahkan, hotel-hotel tersebut masih beroperasi sampai hari ini. Hal ini tentunya akan menjadi pengalaman menarik bagi Anda untuk menginap di hotel-hotel bekas gedung bersejarah itu.
Pasalnya, tak hanya dihiasi arsitektur yang indah. Hotel-hotel ini juga memiliki sejarah tinggi, yang mana bisa menjadi pengetahuan baru untuk Anda saat menginap di hotel tersebut.
Berikut daftar hotel yang dulunya gedung bersejarah berdasarkan keterangan resmi yang diterima SINDOnews, Sabtu (24/9/2022).
1. The Hermitage Jakarta
Foto/Pegipegi
Jauh sebelum dioperasikan sebagai hotel bintang lima, bangunan ini dulunya merupakan pusat telekomunikasi pemerintah Hindia Belanda bernama Telefoongebouw yang pertama kali dibangun pada 1920. Beberapa tahun setelahnya, bangunan ini sempat dialihfungsikan menjadi kantor pemerintahan. Lalu, 1999 menjadi sebuah perguruan tinggi bernama Universitas Bung Karno (UBK).
Hanya saja, bangunan tersebut tidak mendapatkan perawatan yang layak sehingga pada 2008 diubah fungsinya menjadi hotel yang tetap mempertahankan nilai sejarah, terutama pada arsitektur dan interior ruangan. Tujuh tahun setelah itu, pihak Tribute Portfolio mengambil alih kepemilikannya dan kini dikenal sebagai Hotel The Hermitage Jakarta.
2. Horison Arcadia Surabaya
Foto/Pegipegi
Ketika Anda pelesiran ke kawasan Krembangan, Surabaya, terdapat satu hotel dengan arsitektur unik yang membuat Anda penasaran. Hotel Horison Arcadia, namanya. Fasad dari hotel ini seakan mengingatkan Anda pada masa kolonial Belanda yang sering ditampilkan dalam film dokumenter. Gedung ini berdiri sejak 1916 dan pada awal pendiriannya dioperasikan sebagai kantor perusahaan di bidang perkebunan milik Belanda bernama Geo Wehry & Co.
Setelah masa penjajahan berakhir, gedung ini sempat terbengkalai. Barulah pada 2017, pihak Grup Brasali mengambil alih kepemilikannya untuk dijadikan sebuah hotel. Beberapa bagian gedung direnovasi sesuai kebutuhan, tapi bagian depan hotel masih merupakan bangunan asli dengan ciri khas warna merah maroon dan bata.
3. Hotel Salak The Heritage
Foto/Pegipegi
Selanjutnya, di Kota Bogor, Jawa Barat. Ada satu hotel ikonik yang juga dibangun di atas gedung bersejarah. Dulunya, bangunan ini sempat dipakai untuk tempat beristirahat keluarga Gubernur Jenderal VOC beserta para elit pemerintahan pada masa itu. Kemudian, dijadikan markas militer Jepang 1948, dan akhirnya berhasil dimiliki Indonesia pasca kemerdekaan.
Bangunan ini digunakan untuk berbagai kebutuhan pemerintah sebelum dialihfungsikan menjadi hotel pada 1998 dengan nama Hotel Salak The Heritage. Hotel ini dibangun dengan gaya royal heritage dan dilengkapi dengan fasilitas berteknologi modern. Di dalamnya terdapat kebun yang membuat udara segar dan bersih.
4. Sriwijaya Hotel Jakarta
Foto/Pegipegi
Sriwajaya Hotel Jakarta merupakan salah satu hotel tertua di Jakarta. Jauh sebelum dikenal sebagai tempat menginap yang nyaman seperti sekarang, hotel ini dulunya adalah sebuah toko roti milik seorang warga negara asing bernama Conrad Alexander Willem Cavadino. Sejak berdiri 1863, toko roti milik Cavadino menjual beraneka macam cokelat, permen, cerutu tradisional Belanda, anggur, dan bahan pangan dengan kualitas terbaik.
Toko ini semula berada di Rijswijk dan Citadelweg atau sekarang Jalan Veteran dan Jalan Veteran I. Selama bertahun-tahun, toko tersebut sukses dan dikenal luas oleh para bangsawan dan pendatang. Saking terkenalnya, Cavadino menyulap toko miliknya menjadi hotel. Awalnya, toko ini diberi nama Hotel Cavadino. Orang-orang kaya pada masa itu semakin meramaikan toko Cavadino.
Bahkan, mereka pun menginap untuk menikmati suasana kota yang asri ketika sore dan malam hari, sambil menyantap roti buatan Cavadino. Pada 1899, hotel ini berubah nama menjadi Hotel du Lion d’Or dan bertahan selama 42 tahun. Lalu, kembali mengubah namanya menjadi Park Hotel dan terakhir menjadi Hotel Sriwijaya sejak 1950-an sampai sekarang.
5. Hotel Lengkong GKPRI
Foto/Pegipegi
Belum banyak yang mengetahui bahwa gedung Hotel Lengkong merupakan satu dari sekian banyak warisan Belanda. Dahulu, gedung ini digunakan pemerintah sebagai Gedung Koperasi Pegawai Negeri Republik Indonesia (GKPRI). Peresmian gedung dilaksanakan pada 20 Juli 1959 oleh Raden Hasan Nata Permana yang menjabat sebagai Ketua Pegawai Koperasi Republik Indonesia (PKRI) ketika itu.
Karena terkendala biaya, kegiatan koperasi terpuruk dan gedung ini tidak terurus seperti sedia kala. Kemudian, dimanfaatkan pemerintah untuk kebutuhan ruang pendidikan yang masih kurang. Tepatnya pada Agustus 2004, fungsi GKPRI berganti menjadi sebuah wisma di Jawa Barat bernama Hotel Lengkong karena lokasinya berada di Jalan Lengkong Besar.
(dra)