Ibu Positif Covid-19 Tetap Bisa Lahirkan Bayi Sehat
loading...
A
A
A
Dikatakan Dr. dr. Ali Sungkar, SpOG (K), jika ibu hamil kekurangan nutrisi mikro, maka bisa berdampak buruk bagi janin. "Dampaknya seperti kelainan plasenta dan perdarahan saat melahirkan, bayi lahir prematur, bayi lahir dengan berat badan rendah, dan bayi meninggal dalam kandungan," katanya dalam diskusi yang diadakan SGM Bunda.
Maka itu, ia sambung, persiapan yang baik harus dilakukan pada masa kehamilan. Mulai dari persiapan fisik yang baik dan juga kecukupan nutrisi untuk mendukung agar janin dapat tumbuh sehat dan siap menjadi anak generasi di masa depan. Penting bagi ibu hamil untuk memperhatikan kualitas asupan makanan sehari-hari dengan menu makanan yang seimbang.
Mitos Seputar Kehamilan
Dalam kegiatan Webinar yang diadakan RS Pondok Indah Group, dr. Eric Kasmara, Sp.OG, spesialis kebidanan dan kandungan RS Pondok Indah – Puri Indah membeberkan beberapa informasi kurang tepat yang beredar di masyarakat dan masih diyakini. Antara lain anjuran minum air kelapa guna mempermudah proses persalinan, keharusan melakukan persalinan secara C-Section jika persalinan sebelumnya juga dilakukan secara sesar, atau keyakinan bahwa ibu hamil yang positif COVID-19 akan melahirkan bayi yang juga positif Covid-19.
Tidak sedikit pula masyarakat yang mempercayai bahwa persalinan di rumah sakit ibu anak lebih aman dibanding di rumah sakit umum. Dr. Eric menegaskan bahwa hal-hal tersebut adalah tidak benar. Terkait air kelapa, menurutnya anggapan bahwa air kelapa dapat melancarkan persalinan belum ada penelitian yang membuktikannya. (Baca juga: Masih Ragu, Bima Arya Belum Mau Tetapkan AKB Total)
Malah, konsumsi air kelapa secara berlebihan dapat menyebabkan kontraksi berlebihan. Lantas mana yang lebih baik, pilih dokter kandungan atau bidan? Dijawab dr. Ulul Albab, Sp.OG, dalam kesempatan terpisah, jika ada kasus-kasus tertentu dalam kehamilan atau persalinan, maka harus ditangani oleh dokter kandungan. Karena yang memiliki kompetensi itu adalah dokter spesialis.
Selain itu, pemeriksaan USG saat ini juga hanya dapat dilakukan di dokter kandungan. "Kalaupun seorang bidan melakukan pemeriksaan USG, ia tidak bisa bertindak sebagai seorang expertise atau menyimpulkan kondisi kehamilan," kata dr. Ulul. Untuk saat ini, jumlah dokter kandungan di seluruh Indonesia sendiri yang sudah tercatat oleh POGI sekitar 4.036 dokter.
Sayangnya, jumlah ini belum tersebar secara merata di seluruh Indonesia. Sebagian besar masih terpusat di kota-kota besar. Tidak heran jika akses untuk ke dokter kandungan masih menjadi pertimbangan bagi beberapa wanita. Menurut data dari Kementerian Kesehatan RI sekitar 83% wanita masih memeriksakan dirinya ke bidan.
Memang, bidan di Indonesia dan hampir di seluruh dunia sebagian besar wanita. Karena bidan memberikan asuhan yang berkelanjutan atau continue of care. Baik bidan maupun dokter kandungan, keduanya memiliki kompetensi serta ruang lingkupnya masing-masing. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan keduanya, ada pula yang hanya dapat dilakukan oleh salah satu profesi saja. (Lihat videonya: Nekat Tiktokan di Jembatan Suramadu, tiga Emak-emak Berurusan dengan Polisi)
Meski begitu, bukan berarti hal tersebut menjadi faktor untuk menggantikan salah satunya. Bidan dan dokter kandungan, keduanya merupakan tenaga kesehatan di bidang kebidanan yang saling mendukung dan bekerja sama. (Sri Noviarni)
Maka itu, ia sambung, persiapan yang baik harus dilakukan pada masa kehamilan. Mulai dari persiapan fisik yang baik dan juga kecukupan nutrisi untuk mendukung agar janin dapat tumbuh sehat dan siap menjadi anak generasi di masa depan. Penting bagi ibu hamil untuk memperhatikan kualitas asupan makanan sehari-hari dengan menu makanan yang seimbang.
Mitos Seputar Kehamilan
Dalam kegiatan Webinar yang diadakan RS Pondok Indah Group, dr. Eric Kasmara, Sp.OG, spesialis kebidanan dan kandungan RS Pondok Indah – Puri Indah membeberkan beberapa informasi kurang tepat yang beredar di masyarakat dan masih diyakini. Antara lain anjuran minum air kelapa guna mempermudah proses persalinan, keharusan melakukan persalinan secara C-Section jika persalinan sebelumnya juga dilakukan secara sesar, atau keyakinan bahwa ibu hamil yang positif COVID-19 akan melahirkan bayi yang juga positif Covid-19.
Tidak sedikit pula masyarakat yang mempercayai bahwa persalinan di rumah sakit ibu anak lebih aman dibanding di rumah sakit umum. Dr. Eric menegaskan bahwa hal-hal tersebut adalah tidak benar. Terkait air kelapa, menurutnya anggapan bahwa air kelapa dapat melancarkan persalinan belum ada penelitian yang membuktikannya. (Baca juga: Masih Ragu, Bima Arya Belum Mau Tetapkan AKB Total)
Malah, konsumsi air kelapa secara berlebihan dapat menyebabkan kontraksi berlebihan. Lantas mana yang lebih baik, pilih dokter kandungan atau bidan? Dijawab dr. Ulul Albab, Sp.OG, dalam kesempatan terpisah, jika ada kasus-kasus tertentu dalam kehamilan atau persalinan, maka harus ditangani oleh dokter kandungan. Karena yang memiliki kompetensi itu adalah dokter spesialis.
Selain itu, pemeriksaan USG saat ini juga hanya dapat dilakukan di dokter kandungan. "Kalaupun seorang bidan melakukan pemeriksaan USG, ia tidak bisa bertindak sebagai seorang expertise atau menyimpulkan kondisi kehamilan," kata dr. Ulul. Untuk saat ini, jumlah dokter kandungan di seluruh Indonesia sendiri yang sudah tercatat oleh POGI sekitar 4.036 dokter.
Sayangnya, jumlah ini belum tersebar secara merata di seluruh Indonesia. Sebagian besar masih terpusat di kota-kota besar. Tidak heran jika akses untuk ke dokter kandungan masih menjadi pertimbangan bagi beberapa wanita. Menurut data dari Kementerian Kesehatan RI sekitar 83% wanita masih memeriksakan dirinya ke bidan.
Memang, bidan di Indonesia dan hampir di seluruh dunia sebagian besar wanita. Karena bidan memberikan asuhan yang berkelanjutan atau continue of care. Baik bidan maupun dokter kandungan, keduanya memiliki kompetensi serta ruang lingkupnya masing-masing. Ada beberapa hal yang dapat dilakukan keduanya, ada pula yang hanya dapat dilakukan oleh salah satu profesi saja. (Lihat videonya: Nekat Tiktokan di Jembatan Suramadu, tiga Emak-emak Berurusan dengan Polisi)
Meski begitu, bukan berarti hal tersebut menjadi faktor untuk menggantikan salah satunya. Bidan dan dokter kandungan, keduanya merupakan tenaga kesehatan di bidang kebidanan yang saling mendukung dan bekerja sama. (Sri Noviarni)