Ahli: Imunoterapi Ampuh Tingkatkan Masa Ketahanan Penderita Kanker Serviks Stadium Lanjut
loading...
A
A
A
JAKARTA - Imunoterapi merupakan salah satu pengobatan kanker , dikenal juga dengan istilah immuno-onkologi yang menggunakan kekuatan sistem kekebalan tubuh sendiri untuk mencegah, mengendalikan, bahkan menghilangkan kanker tersebut.
Dalam praktiknya, Imunoterapi ini tak hanya digunakan sebagai pengobatan para penderita kanker paru, kanker ginjal, kanker kandung kemih, maupun limfoma tetapi juga kanker payudara dan kanker serviks.
Melalui jenis pengobatan ini, penderita kanker serviks stadium lanjut pun memiliki harapan bertahan lebih panjang, bahkan mungkin mencapai kesembuhan.
“Kalau kita bicara stadium atau metastasis, kita tidak berbicara kesembuhan. Saat sebuah kanker masih bisa diangkat dan diambil keseluruhan kankernya, tanpa tersisa dimana itu hanya pada kanker stadium dini. Baru kita bicara kuratif intention atau pengobatan yang tujuannya penyembuhan,” papar Dokter Spesialis Penyakit Dalam, dr. Nadia Ayu Mulansari, Sp.PD-KHOM, dalam webinar, Selasa (25/10/2022).
dr. Nadia kemudian menambahkan bahwa dengan Imunoterapi, bertujuan untuk memperpanjang ketahanan hidup pasien.
“Namun, begitu sebuah kanker sudah di stadium lanjut atau metastasis, apapun jenis kankernya tujuan pengobatannya adalah untuk memperpanjang ketahanan hidupnya. Jadi, bahwa kalau tidak diobati, pasien kanker stadium lanjut maka dalam waktu 6 bulan maka ketahanannya selesai. Namun jika diobati hal ini membantu memperpanjang masa hidup pasien, katakanlah dua tahun,” sambung dr. Nadia.
Oleh sebab itu penting untuk melakukan tindakan-tindakan pencegahan, agar tidak muncul kanker serviks. Dengan menerapkan pola gaya hidup sehat, dan secara rajin memeriksakan diri ke layanan kesehatan dapat membantu Anda terhindar dari kanker serviks serta melakukan vaksinasi guna mencegah Human papillomavirus (HPV) yang dapat menyebabkan kanker leher rahim ini.
“Healthy lifestyle berlaku untuk semua jenis kanker. Namun, masing-masing kanker memiliki faktor risiko sendiri-sendiri, misalnya untuk kanker serviks agar tidak bergonta-ganti pasangan, tidak melakukan hubungan seksual di usia dini. Itu sudah merupakan penurunan faktor risiko ditambah aktif melakukan pencegahan dengan melakukan vaksinasi dari kanker serviks,” katanya.
Screening kesehatan yang dapat ditempuh untuk mendeteksi ada atau tidaknya kanker serviks atau kanker leher rahim, dapat dilakukan melalui tes pap smear selama 5 tahun sekali sebagai upaya pencegahan.
Lihat Juga: Sortaman Saragih Soroti Dugaan Pungli dan Bullying PPDS Unsrat: Prodi Kedokteran Harus Transparan
Dalam praktiknya, Imunoterapi ini tak hanya digunakan sebagai pengobatan para penderita kanker paru, kanker ginjal, kanker kandung kemih, maupun limfoma tetapi juga kanker payudara dan kanker serviks.
Melalui jenis pengobatan ini, penderita kanker serviks stadium lanjut pun memiliki harapan bertahan lebih panjang, bahkan mungkin mencapai kesembuhan.
“Kalau kita bicara stadium atau metastasis, kita tidak berbicara kesembuhan. Saat sebuah kanker masih bisa diangkat dan diambil keseluruhan kankernya, tanpa tersisa dimana itu hanya pada kanker stadium dini. Baru kita bicara kuratif intention atau pengobatan yang tujuannya penyembuhan,” papar Dokter Spesialis Penyakit Dalam, dr. Nadia Ayu Mulansari, Sp.PD-KHOM, dalam webinar, Selasa (25/10/2022).
dr. Nadia kemudian menambahkan bahwa dengan Imunoterapi, bertujuan untuk memperpanjang ketahanan hidup pasien.
“Namun, begitu sebuah kanker sudah di stadium lanjut atau metastasis, apapun jenis kankernya tujuan pengobatannya adalah untuk memperpanjang ketahanan hidupnya. Jadi, bahwa kalau tidak diobati, pasien kanker stadium lanjut maka dalam waktu 6 bulan maka ketahanannya selesai. Namun jika diobati hal ini membantu memperpanjang masa hidup pasien, katakanlah dua tahun,” sambung dr. Nadia.
Oleh sebab itu penting untuk melakukan tindakan-tindakan pencegahan, agar tidak muncul kanker serviks. Dengan menerapkan pola gaya hidup sehat, dan secara rajin memeriksakan diri ke layanan kesehatan dapat membantu Anda terhindar dari kanker serviks serta melakukan vaksinasi guna mencegah Human papillomavirus (HPV) yang dapat menyebabkan kanker leher rahim ini.
“Healthy lifestyle berlaku untuk semua jenis kanker. Namun, masing-masing kanker memiliki faktor risiko sendiri-sendiri, misalnya untuk kanker serviks agar tidak bergonta-ganti pasangan, tidak melakukan hubungan seksual di usia dini. Itu sudah merupakan penurunan faktor risiko ditambah aktif melakukan pencegahan dengan melakukan vaksinasi dari kanker serviks,” katanya.
Screening kesehatan yang dapat ditempuh untuk mendeteksi ada atau tidaknya kanker serviks atau kanker leher rahim, dapat dilakukan melalui tes pap smear selama 5 tahun sekali sebagai upaya pencegahan.
Lihat Juga: Sortaman Saragih Soroti Dugaan Pungli dan Bullying PPDS Unsrat: Prodi Kedokteran Harus Transparan
(hri)