Kapan Gelombang Kasus Covid-19 Subvarian Omicron XBB Terjadi? Ini Kata Epidemiolog UI
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kasus Covid-19 di Indonesia tengah mengalami kenaikan, diduga karena munculnya subvarian Omicron XBB. Faktanya XBB sudah masuk di Indonesia dan hampir mendominasi. Hal itu dikatakan Epidemiolog UI Prof. dr. Pandu Riono.
Prof Pandu mengatakan jumlah kasus Covd-19 subvarian Omicron XBB di Indonesia sudah 60 persen. Lantas kapan puncak gelombang dari Subvaria Omicron XBB ini?
Menurut Prof Pandu saat ini sudah menjadi puncak karena terjadi kenaikan kasus, yang berbarengan dengan kasus baru subvarian Omicron XBB.
"Sekarang sudah dipuncak Omicron (XBB), kemungkinan juga bisa lahir varian baru lagi selain dari XBB," kata Prof. dr. Pandu dalam Seminar Publik Dukung Vaksinasi Booster, Bangkit Indonesiaku, Sehat Negeriku di Jakarta, Selasa (22/11/2022).
Ia juga menegaskan bahwa subvarian Omicron XBB memang sangat mudah menular. Namun tingkat fatality (keparahan) tidak seperti sebelumnya, sehingga tidak perlu khawatir.
Menurutnya angka kematian saat ini didominasi oleh orang yang memang belum divaskinasi dan kelompok lanjut usia (lansia). Hal inilah perlu didorong oleh pemerintah dan segala pihak, agar masyarakat semua kalangan melakukan vaksinasi Covid-19.
"Omicron itu tidak membuat kita parah atau kematian karena kita punya Imunitas dari vaksinasi Covid-19," jelas Prof Pandu.
Selain itu, vaksinasi booster juga perlu dilakukan karena bisa meningkatkan antibodi masyarakat di tengah kasus Covid-19 subvarian Omicron XBB yang terus meningkat.
Lihat Juga: Kemenkes Pastikan Varian Covid-19 KP yang Menyerang Singapura Belum Ditemukan di Indonesia
Prof Pandu mengatakan jumlah kasus Covd-19 subvarian Omicron XBB di Indonesia sudah 60 persen. Lantas kapan puncak gelombang dari Subvaria Omicron XBB ini?
Menurut Prof Pandu saat ini sudah menjadi puncak karena terjadi kenaikan kasus, yang berbarengan dengan kasus baru subvarian Omicron XBB.
"Sekarang sudah dipuncak Omicron (XBB), kemungkinan juga bisa lahir varian baru lagi selain dari XBB," kata Prof. dr. Pandu dalam Seminar Publik Dukung Vaksinasi Booster, Bangkit Indonesiaku, Sehat Negeriku di Jakarta, Selasa (22/11/2022).
Ia juga menegaskan bahwa subvarian Omicron XBB memang sangat mudah menular. Namun tingkat fatality (keparahan) tidak seperti sebelumnya, sehingga tidak perlu khawatir.
Menurutnya angka kematian saat ini didominasi oleh orang yang memang belum divaskinasi dan kelompok lanjut usia (lansia). Hal inilah perlu didorong oleh pemerintah dan segala pihak, agar masyarakat semua kalangan melakukan vaksinasi Covid-19.
"Omicron itu tidak membuat kita parah atau kematian karena kita punya Imunitas dari vaksinasi Covid-19," jelas Prof Pandu.
Selain itu, vaksinasi booster juga perlu dilakukan karena bisa meningkatkan antibodi masyarakat di tengah kasus Covid-19 subvarian Omicron XBB yang terus meningkat.
Lihat Juga: Kemenkes Pastikan Varian Covid-19 KP yang Menyerang Singapura Belum Ditemukan di Indonesia
(hri)