Rokok Elektrik Dinilai Bisa Jadi Opsi Turunkan Prevalensi Perokok Dewasa

Selasa, 29 November 2022 - 13:01 WIB
loading...
Rokok Elektrik Dinilai Bisa Jadi Opsi Turunkan Prevalensi Perokok Dewasa
Produk-produk tembakau alternatif dipandang memiliki potensi yang besar untuk dimanfaatkan sebagai alat bantu mengurangi hingga berhenti merokok. / Foto: ilustrasi/ist
A A A
JAKARTA - Perbincangan mengenai rokok elektrik masih terus mengemuka. Sebagian pihak mengklaim jika rokok elektrik ini memiliki efektivitas yang cukup tinggi sebagai alat berhenti merokok .

Hal tersebut didasari dari hasil studi yang dilakukan seorang peneliti Dr. Jamie Hartmann-Boyce berjudul Electronic Cigarettes for Smoking Cessation (Review).

Jurnal tersebut diterbitkan dalam jaringan Cochrane, organisasi nonprofit asal Britania Raya yang berfokus pada studi kesehatan. Britania Raya sendiri cukup progresif dalam hal rokok elektrik.

Baca juga: Deretan Restoran Milik Keluarga Anang Hermansyah, Nomor 2 Menjamur di Ibu Kota

Menariknya, rokok eletrik atau vape bahkan telah didaftarkan sebagai produk medis di Inggris, dan dokter bisa merekomendasikannya kepada perokok yang ingin berhenti dari kebiasaan merokoknya.

Dr. Jamie Hartmann-Boyce mengatakan bahwa rokok elektrik telah menimbulkan banyak kesalahpahaman sejak diperkenalkan lebih dari satu dekade yang lalu. "Kesalahpahaman ini membuat sebagian orang enggan menggunakan rokok elektrik sebagai alat berhenti merokok," ungkapnya, seperti dikutip dari laman ox.ac.uk.

"Untungnya, semakin banyak bukti yang muncul dan memberikan kejelasan lebih lanjut. Dengan dukungan dari Cancer Research UK, kami mencari bukti baru setiap bulan sebagai bagian dari tinjauan sistematis langsung. Kami mengidentifikasi dan menggabungkan bukti terkuat dari studi ilmiah paling andal yang tersedia saat ini," paparnya.

"Untuk kali pertama, riset ini telah memberikan kita bukti yang sangat meyakinkan bahwa rokok elektrik lebih efektif dalam membantu perokok untuk berhenti dibandingkan dengan terapi pengganti nikotin tradisional, seperti nikotin tempel dan permen karet," katanya lagi.

Penelitian itu juga menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan terkait tingkat karbon monoksida, detak jantung, tekanan darah, dan kadar oksigen antara pengguna rokok elektrik dan terapi pengganti nikotin.

Profesor kedokteran sistem pernapasan Imperial College London, Nicholas Hopkinson pun mendukung penggunaan rokok elektrik sebagai alat bagi perokok yang ingin berhenti, terutama mengingat risiko kesehatan yang disebabkan merokok.

"Masih ada lebih dari 6 juta orang yang merokok di Britania Raya, dan temuan ini secara kuat mendorong agar rokok elektrik dapat menjadi salah satu opsi yang dapat membantu mereka berhenti," ungkap Nicholas.

Sementara itu, riset serupa masih minim dilakukan di Indonesia. Beberapa periset melakukan analisis terhadap materi-materi studi yang dikembangkan di luar negeri, yang kemudian dicocokkan dengan kondisi di dalam negeri.

Peneliti Pusat Unggulan Iptek Inovasi Pelayanan Kefarmasian (PUIIPK) Universitas Padjajaran, Auliya Suwantika berharap pemerintah agar menyiapkan kerangka kebijakan yang berdasar pada bukti ilmiah.

"Kami menyarankan agar pemerintah menyusun kebijakan yang lebih komprehensif tentang pengamanan bahan yang mengandung zat adiktif berupa produk tembakau bagi," ujar Auliya dalam keterangan persnya, baru-baru ini.

Auliya menambahkan, pemerintah juga perlu untuk memfasilitasi penelitian yang mendalam soal regulasi menurunkan prevalensi merokok di Indonesia. "Kami melihat ada potensi dari rokok elektronik untuk mengatasi angka prevalensi perokok dewasa di Indonesia," ungkapnya.

Berdasarkan tinjauannya, Auliya menambahkan, produk-produk tembakau alternatif seperti vape, tembakau yang dipanaskan, maupun snus (kantung nikotin), memiliki potensi yang besar untuk dimanfaatkan sebagai alat bantu mengurangi hingga berhenti merokok.

Sebelumnya, mantan Direktur Riset Kebijakan dan Kerja Sama Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tikki Pangestu pada berbagai kesempatan sudah mengisyaratkan keefektifan rokok elektrik sebagai alat berhenti merokok.

Baca juga: 3 Anak Pejabat Indonesia yang Sukses Membangun Bisnis, dari Kuliner hingga Fashion

Menurutnya, pemerintah dapat melakukan strategi pengurangan bahaya dengan menggunakan produk tembakau alternatif seperti rokok elektrik. "Itu adalah strategi kunci untuk mengatasi masalah yang sangat kompleks ini," kata dia.
(nug)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1874 seconds (0.1#10.140)