Berkolaborasi, Dua Brand Fesyen Lokal Ini Angkat Pesona Etnik Dayak

Jum'at, 09 Desember 2022 - 15:16 WIB
loading...
Berkolaborasi, Dua Brand...
Karya kolaborasi Rose.Ma.Lina x Sofie bertajuk Isen Mulang mengangkat pesona etnik Dayak dari Kalimantan. / Foto: ist
A A A
JAKARTA - Dunia fesyen Tanah Air terus mengalami perkembangan. Desain busana pun sangat beragam, salah satunya corak dan motif khas daerah mulai masif ditampilkan oleh para desainer lokal.

Inspirasi etnik daerah itu juga muncul dalam karya terbaru hasil kolaborasi Rose.Ma.Lina x Sofie, yang mengangkat pesona etnik Dayak dari Kalimantan.

Ya, pemilik brand fesyen Sofie Design, Hadriani Ahmad Sofiyulloh menyebutkan jika pihaknya telah meluncurkan karya terbaru dengan berkolaborasi bersama Rose.Ma.Lina milik Vie Silvi. Karya itu bertema Isen Mulang, yang diambil dari bahasa Dayak dan bermakna pantang menyerah.

Baca juga: Rilis Teaser Poster, Jendela Seribu Sungai Perlihatkan Keindahan Sungai Martapura

Hadriani Ahmad Sofiyulloh atau akrab disapa Sofie, menjelaskan asal-usul karya terbarunya kali ini. Menurutnya, produk kolaborasi bersama Rose.Ma.Lina sepenuhnya terinspirasi dari pesona etnik Dayak khas Kalimantan.

Tema Isen Mulang yang ditampilkan dalam karya busananya, menggambarkan anak muda Kalimantan yang pantang menyerah. Bisa menjalani hidup di era globalisasi yang serba modern dan maju. Namun tak melupakan kearifan lokal.

"Saya menerjemahkan dalam karya ini, bahwa anak muda daerah mampu menerima budaya mana pun dalam arti yang positif. Tidak bertentangan dengan adat istiadat, serta tidak lupa unsur dan karakter budayanya. Intinya seperti itu," jelas Sofie saat dijumpai di Jakarta, baru-baru ini.

Koleksi Rose.Ma.Lina x Sofie ini sendiri telah ditampilkan dalam agenda Fashion Show Spotlight Celebrating Diversity garapan Indonesian Fashion Chamber (IFC) di Great Hall Pos Bloc Jakarta, belum lama ini.

Sofie pun menyebutkan jika koleksi terbarunya bersama Vie Silvi ini mendapat respons positif dari pecinta fesyen Tanah Air. Karena terinspirasi dari budaya Dayak, seluruh konsep hingga bahan material produk ini diambil dari Kalimantan. Terutama material kain baik yang berbahan tenun, katun, satin, hingga sutra taffeta.

"Material bahan kain ada tenun khas Kalimantan dengan pewarnaan alam berbulan-bulan. Kebanyakan kalau memakai kain tenun kan sayang kalau dipotong yaa. Di sini saya buat kain tenun menjadi baju dengan look kekinian. Jadi tetap dipotong tapi dengan garis tegas, dan dikombinasikan dengan kain print dayak," jelasnya.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2147 seconds (0.1#10.140)