Apakah Pola Makan Pengaruhi Sistem Imun Tubuh? Ini Penjelasan Ahli
loading...
A
A
A
Untuk itu, batasi asupan gula Anda. Batas konsumsi gula adalah dua sendok makan atau 26 gram per hari.
Selain gula, garam atau natrium berlebih juga bisa memengaruhi sistem imunitas. Garam yang masuk ke tubuh secara alami akan disaring oleh ginjal dan kelebihannya dieksresikan dalam urin.
"Ginjal memiliki sensor natrium klorida yang mengaktifkan fungsi eksresi garam. Ketika kita makan makanan tinggi garam, sensor ini akan bekerja untuk mengurangi kelebihan natrium. Tapi, ketika garam yang masuk berlebih, maka akan memicu terbentuknya zat lain yaitu glukokortikoid sehingga terjadi penumpukan. Ketika glukokortikoid menumpuk, maka fungsi granulosit terhambat," terang DR. Rita.
Granulosit adalah bagian dari sel darah putih yang merupakan "tentara" di tubuh kita untuk melawan banyak virus dan bakteri yang masuk.
"Jadi bayangkan ketika fungsi granulosit terhambat. Tubuh kita akan mengalami kelemahan imunitas," imbuh DR. Rita.
Batasan garam per hari yang dianjurkan WHO adalah 2.400 mg atau sekitar 1 sendok teh.
Untuk memenuhi anjuran tersebut, DR. Rita memberikan tips cara mengurangi asupan garam di rumah. Yaitu dengan mengurangi penggunaan garam pada masakan dan menambahkan MSG, rempah serta sedikit gula untuk memperkuat rasa; mengurangi porsi dn frekuensi konsumsi makanan tinggi garam; serta mengimbangi makanan tinggi garam dengan makanan tinggi kalium, terutama yang berasal dari sayur dan buah tertentu.
"Makanya disarankan ketika kita makan makanan yang tinggi garam, itu harus diimbangi dengan sayur yang lebih banyak, karena kandungan kalium pada sayur dan buah tertentu mampu mengeluarkan natrium secara cepat dari dalam tubuh kita," terang DR. Rita.
Lemak jenuh juga berkaitan dengan imunitas tubuh. Lemak jenuh ini biasanya terdapat pada jajanan di luaran.
Lemak jenuh berasal dari produk olahan bersumber hewani ataupun nabati yang melalui proses pemanasan berlebihan. Bila konsumsinya lebih dari 10 persen energi total, maka itu bisa menjadi pemicu peradangan kronis di dalam tubuh.
Selain gula, garam atau natrium berlebih juga bisa memengaruhi sistem imunitas. Garam yang masuk ke tubuh secara alami akan disaring oleh ginjal dan kelebihannya dieksresikan dalam urin.
"Ginjal memiliki sensor natrium klorida yang mengaktifkan fungsi eksresi garam. Ketika kita makan makanan tinggi garam, sensor ini akan bekerja untuk mengurangi kelebihan natrium. Tapi, ketika garam yang masuk berlebih, maka akan memicu terbentuknya zat lain yaitu glukokortikoid sehingga terjadi penumpukan. Ketika glukokortikoid menumpuk, maka fungsi granulosit terhambat," terang DR. Rita.
Granulosit adalah bagian dari sel darah putih yang merupakan "tentara" di tubuh kita untuk melawan banyak virus dan bakteri yang masuk.
"Jadi bayangkan ketika fungsi granulosit terhambat. Tubuh kita akan mengalami kelemahan imunitas," imbuh DR. Rita.
Batasan garam per hari yang dianjurkan WHO adalah 2.400 mg atau sekitar 1 sendok teh.
Untuk memenuhi anjuran tersebut, DR. Rita memberikan tips cara mengurangi asupan garam di rumah. Yaitu dengan mengurangi penggunaan garam pada masakan dan menambahkan MSG, rempah serta sedikit gula untuk memperkuat rasa; mengurangi porsi dn frekuensi konsumsi makanan tinggi garam; serta mengimbangi makanan tinggi garam dengan makanan tinggi kalium, terutama yang berasal dari sayur dan buah tertentu.
"Makanya disarankan ketika kita makan makanan yang tinggi garam, itu harus diimbangi dengan sayur yang lebih banyak, karena kandungan kalium pada sayur dan buah tertentu mampu mengeluarkan natrium secara cepat dari dalam tubuh kita," terang DR. Rita.
Lemak jenuh juga berkaitan dengan imunitas tubuh. Lemak jenuh ini biasanya terdapat pada jajanan di luaran.
Lemak jenuh berasal dari produk olahan bersumber hewani ataupun nabati yang melalui proses pemanasan berlebihan. Bila konsumsinya lebih dari 10 persen energi total, maka itu bisa menjadi pemicu peradangan kronis di dalam tubuh.