Sering Ngopi? Ketahui Inilah Dampak Negatif Terlalu Banyak Konsumsi Kafein
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kopi dan teh merupakan beberapa jenis minuman yang sehat apabila disajikan dan dikonsumsi dengan benar. Di mana kedua minuman ini dikenal dengan kandungan kafein nya, yaitu zat yang dapat meningkatkan suasana hati, metabolisme, serta kinerja mental dan fisik.
Orang-orang dewasa ini menjadikan kopi sebagai bagian dari gaya hidup, dan juga selalu mencari kopi agar bisa tetap terjaga untuk mengerjakan pekerjaan mereka.
Penelitian juga menunjukkan bahwa aman bagi kebanyakan orang bila dikonsumsi dalam jumlah rendah hingga sedang. Namun, kafein dosis tinggi mungkin memiliki efek samping yang tidak menyenangkan dan bahkan berbahaya.
Selain itu gen seseorang memiliki pengaruh besar pada toleransi tubuh terhadap kafein. Beberapa orang dapat mengonsumsi lebih banyak kafein daripada yang lain tanpa mengalami efek negatif.
Berikut adalah 4 efek samping dari terlalu banyak kafein, yang dilansir dari Healthline (2/1/2023).
1. Kecemasan
Kafein diketahui dapat meningkatkan rasa kewaspadaan.
Kafein bekerja dengan menghalangi efek adenosin, zat kimia otak yang membuat tubuh merasa lelah. Pada saat yang sama, hal itu memicu pelepasan adrenalin, hormon "fight-or-flight" yang terkait dengan peningkatan energi.
Namun, pada dosis yang lebih tinggi, efek ini bisa menjadi lebih jelas, menyebabkan kecemasan dan kegugupan.
Faktanya, gangguan kecemasan yang diinduksi kafein adalah salah satu dari empat sindrom terkait kafein yang tercantum dalam Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM), yang diterbitkan oleh American Psychiatric Association.
Asupan harian yang sangat tinggi 1.000 mg atau lebih per hari dilaporkan menyebabkan kegugupan, kegelisahan, dan gejala serupa pada kebanyakan orang, sedangkan asupan sedang dapat menyebabkan efek serupa pada individu yang sensitif terhadap kafein.
Selain itu, dosis sedang telah terbukti menyebabkan pernapasan cepat dan meningkatkan tingkat stres saat dikonsumsi sekaligus.
2. Susah Tidur
Kemampuan kafein untuk membantu orang tetap terjaga merupakan keunggulan dan kualitas dari kafein terutama yang ada pada kopi. Disisi lain terlalu banyak kafein juga dapat mempersulit untuk tidur lebih awal atau cukup.
Studi menemukan bahwa asupan kafein yang lebih tinggi meningkatkan jumlah waktu yang dibutuhkan untuk tertidur. Hal tersebut juga dapat mengurangi waktu tidur total, terutama pada orang tua.
Meskipun kopi dan teh adalah sumber kafein yang paling tinggi, namun kandungan kafein ini juga ditemukan dalam soda, kakao, minuman berenergi, dan beberapa jenis obat.
Penelitian telah menunjukkan bahwa kafein bekerja di dalam tubuh selama rata-rata lima jam, periode waktunya dapat berkisar dari satu setengah jam hingga sembilan jam, tergantung pada individu.
Penting untuk memperhatikan jumlah dan waktu Anda mengkonsumsi kafein agar tak mempengaruhi kualitas tidur.
3. Masalah Pencernaan
Banyak orang menemukan bahwa secangkir kopi di pagi hari membantu buang air besar. Efek pencahar kopi dikaitkan dengan pelepasan gastrin, hormon yang diproduksi perut yang mempercepat aktivitas di usus besar. Terlebih lagi, kopi tanpa kafein telah terbukti menghasilkan respons yang serupa.
Namun, kafein sendiri tampaknya juga merangsang pergerakan usus dengan meningkatkan gerakan peristaltik, kontraksi yang menggerakkan makanan melalui saluran pencernaan.
Mengingat efek ini, tidak mengherankan jika kafein dalam dosis besar dapat menyebabkan buang air besar atau bahkan diare pada beberapa orang.
Meskipun selama bertahun-tahun kopi diyakini menyebabkan sakit maag, sebuah penelitian besar terhadap lebih dari 8.000 orang tidak menemukan hubungan apa pun di antara keduanya.
Disisi lain, beberapa penelitian menunjukkan bahwa minuman berkafein dapat memperburuk penyakit gastroesophageal reflux (GERD) pada beberapa orang, terutama dari kopi.
Dalam sebuah penelitian kecil, ketika lima orang dewasa sehat meminum air berkafein, mereka tidak mengalami reflux.
Karena kopi bisa memberikan dampak yang besar besar pada fungsi pencernaan, Anda mungkin dapat mengurangi jumlahnya atau bisa menggantinya dengan teh.
4. Tekanan Darah Tinggi
Dalam beberapa penelitian, kafein terbukti meningkatkan tekanan darah karena efek stimulasinya pada sistem saraf.
Tekanan darah tinggi merupakan faktor risiko serangan jantung dan stroke karena dapat merusak arteri dari waktu ke waktu, serta membatasi aliran darah ke jantung dan otak.
Untungnya, efek kafein pada tekanan darah tampaknya bersifat sementara. Selain itu, hal ini memiliki dampak paling kuat pada orang yang tidak terbiasa mengkonsumsinya.
Asupan kafein yang tinggi juga telah terbukti meningkatkan tekanan darah selama berolahraga pada orang sehat, serta pada mereka yang tekanan darahnya tinggi.
Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan dosis dan waktu minum kafein, terutama jika Anda sudah memiliki tekanan darah tinggi.
Orang-orang dewasa ini menjadikan kopi sebagai bagian dari gaya hidup, dan juga selalu mencari kopi agar bisa tetap terjaga untuk mengerjakan pekerjaan mereka.
Penelitian juga menunjukkan bahwa aman bagi kebanyakan orang bila dikonsumsi dalam jumlah rendah hingga sedang. Namun, kafein dosis tinggi mungkin memiliki efek samping yang tidak menyenangkan dan bahkan berbahaya.
Selain itu gen seseorang memiliki pengaruh besar pada toleransi tubuh terhadap kafein. Beberapa orang dapat mengonsumsi lebih banyak kafein daripada yang lain tanpa mengalami efek negatif.
Berikut adalah 4 efek samping dari terlalu banyak kafein, yang dilansir dari Healthline (2/1/2023).
1. Kecemasan
Kafein diketahui dapat meningkatkan rasa kewaspadaan.
Kafein bekerja dengan menghalangi efek adenosin, zat kimia otak yang membuat tubuh merasa lelah. Pada saat yang sama, hal itu memicu pelepasan adrenalin, hormon "fight-or-flight" yang terkait dengan peningkatan energi.
Namun, pada dosis yang lebih tinggi, efek ini bisa menjadi lebih jelas, menyebabkan kecemasan dan kegugupan.
Faktanya, gangguan kecemasan yang diinduksi kafein adalah salah satu dari empat sindrom terkait kafein yang tercantum dalam Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM), yang diterbitkan oleh American Psychiatric Association.
Asupan harian yang sangat tinggi 1.000 mg atau lebih per hari dilaporkan menyebabkan kegugupan, kegelisahan, dan gejala serupa pada kebanyakan orang, sedangkan asupan sedang dapat menyebabkan efek serupa pada individu yang sensitif terhadap kafein.
Selain itu, dosis sedang telah terbukti menyebabkan pernapasan cepat dan meningkatkan tingkat stres saat dikonsumsi sekaligus.
2. Susah Tidur
Kemampuan kafein untuk membantu orang tetap terjaga merupakan keunggulan dan kualitas dari kafein terutama yang ada pada kopi. Disisi lain terlalu banyak kafein juga dapat mempersulit untuk tidur lebih awal atau cukup.
Studi menemukan bahwa asupan kafein yang lebih tinggi meningkatkan jumlah waktu yang dibutuhkan untuk tertidur. Hal tersebut juga dapat mengurangi waktu tidur total, terutama pada orang tua.
Meskipun kopi dan teh adalah sumber kafein yang paling tinggi, namun kandungan kafein ini juga ditemukan dalam soda, kakao, minuman berenergi, dan beberapa jenis obat.
Penelitian telah menunjukkan bahwa kafein bekerja di dalam tubuh selama rata-rata lima jam, periode waktunya dapat berkisar dari satu setengah jam hingga sembilan jam, tergantung pada individu.
Penting untuk memperhatikan jumlah dan waktu Anda mengkonsumsi kafein agar tak mempengaruhi kualitas tidur.
3. Masalah Pencernaan
Banyak orang menemukan bahwa secangkir kopi di pagi hari membantu buang air besar. Efek pencahar kopi dikaitkan dengan pelepasan gastrin, hormon yang diproduksi perut yang mempercepat aktivitas di usus besar. Terlebih lagi, kopi tanpa kafein telah terbukti menghasilkan respons yang serupa.
Namun, kafein sendiri tampaknya juga merangsang pergerakan usus dengan meningkatkan gerakan peristaltik, kontraksi yang menggerakkan makanan melalui saluran pencernaan.
Mengingat efek ini, tidak mengherankan jika kafein dalam dosis besar dapat menyebabkan buang air besar atau bahkan diare pada beberapa orang.
Meskipun selama bertahun-tahun kopi diyakini menyebabkan sakit maag, sebuah penelitian besar terhadap lebih dari 8.000 orang tidak menemukan hubungan apa pun di antara keduanya.
Disisi lain, beberapa penelitian menunjukkan bahwa minuman berkafein dapat memperburuk penyakit gastroesophageal reflux (GERD) pada beberapa orang, terutama dari kopi.
Dalam sebuah penelitian kecil, ketika lima orang dewasa sehat meminum air berkafein, mereka tidak mengalami reflux.
Karena kopi bisa memberikan dampak yang besar besar pada fungsi pencernaan, Anda mungkin dapat mengurangi jumlahnya atau bisa menggantinya dengan teh.
4. Tekanan Darah Tinggi
Dalam beberapa penelitian, kafein terbukti meningkatkan tekanan darah karena efek stimulasinya pada sistem saraf.
Tekanan darah tinggi merupakan faktor risiko serangan jantung dan stroke karena dapat merusak arteri dari waktu ke waktu, serta membatasi aliran darah ke jantung dan otak.
Untungnya, efek kafein pada tekanan darah tampaknya bersifat sementara. Selain itu, hal ini memiliki dampak paling kuat pada orang yang tidak terbiasa mengkonsumsinya.
Asupan kafein yang tinggi juga telah terbukti meningkatkan tekanan darah selama berolahraga pada orang sehat, serta pada mereka yang tekanan darahnya tinggi.
Oleh karena itu, penting untuk memperhatikan dosis dan waktu minum kafein, terutama jika Anda sudah memiliki tekanan darah tinggi.
(hri)