Dua Pasang Hati

Kamis, 28 Mei 2015 - 11:09 WIB
Dua Pasang Hati
Dua Pasang Hati
A A A
Cowok itu menutupinya. Lara tersenyum pada Ardio, memakluminya. ”Silvia sama Dodo kemana? Kok pada nggak kelihatan?” ”Mereka berdua lagi di kantor, ngambil barang-barang lo, Ra,” terang Echa.

”Nih, gue bawain bubur ayam, kesukaan lo.” Gadis itu kemudian menyodorkan sebuah plastik yang beraromakan bubur ayam. Hmm... nikmaaaat! ”Oh iya, Di. Tadi yang bawa gue ke sini, dokter siapa ya?” tanya Lara sambil menikmati santap siangnya. Ardio terdiam beberapa saat, ”Oh, tadi namanya dokter jaga yang evakuasi elo, Ra.

Namanya kalo nggak salah Dr. Bayu, deh.” ”Iya, Ra. Dia yang bawa lo kesini...” Echa setuju. Tapi mengapa Lara merasa aneh dengan sahabatsahabatnya ini ya? Seolah-olah, mereka menutupi sesuatu dari Lara. ”Lo nggak bohong kan?” tatapnya kemudian. Dua pasangan itu menunjukkan jarinya berbentuk peace. Lara mengangguk percaya.

”Kenapa emangnya, kalo dokternya ganteng mau lo pacarin ya?” goda Ardio senyum-senyum. Lara mendengus pada Ardio, ”Dih, ya enggaklah. Kalo tua mana mau gue, hahaha.” ”Iyalah, Sayang... Lara mah seleranya bukan yang tua-tua, tapi yang udah bau tanah!” tambah Echa yang udah ketular gilanya Lara. ”Sialan lo, Cha! Masa kakek-kakek gue pacarin sih? Hahaha, mending kalo tajir, gitu mati hartanya buat gue semua, hahaha...” tambah Lara.

”Dasar matre lo, Ra!” Ardio menyindirnya. ”Hahaha, ya kali gue pacarin kakek-kakek, Di. Eh iya, by the way ya guys , gue tadi mimpi aneh banget deh, pas gue lagi sleeping beauty .” ”Najis amat lo sleeping beauty , hahaha. Mimpi apa, Ra?” celetuk Echa. ”Gue tadi... mimpi seorang wanita gitu, lagi nyari benteng pertahanannya gitu.

Terus, tuh cewek di tengah jalan, ketemu sama kakek-kakek tua, yang kasih tau ke dia kalo benteng pertahanannya itu nggak ke mana-mana. Di situ dia ketemu satu rumah pohon, yang lama-lama ilang, terus tiba-tiba ganti jadi cowok muda ganteeeeeng banget. Mukanya bersinar-sinar gitu. Dia meluk cewek itu, terus nyium dahinya, tapi lama-lama ilang juga dari hadapannya si cewek itu.

Kasian deh, abis itu tuh cewek nangisnangis...” Dua alis sahabatsahabatnya bertaut, saling berpandangan lalu tertawa terbahak-bahak. ”Lho kok malah ngetawain gue sih?” ”Hmmphf... haha, sori, Ra. Gue rasa lo terlalu banyak baca buku cerita dongeng deh. Its just too sweet to be true gitu,” sanggah Echa sambil merangkul Ardio, kekasihnya. Lara terdiam sejenak, tak menanggapi komentar sobatnya. Ia melirik ke atas, dahinya.

Rasanya aneh... kayak beneran terjadi. Ah, tapi masa ada yang dateng ke sini? Pikir Lara lebih jauh lagi. Ia menyentuh dahinya, merapatkan matanya, mencoba mengingat apa yang terjadi dengannya. ”Kenapa lo, Ra? Lo pusing ya? Mau gue panggilin dokter?” tanya Echa mulai khawatir. ”Ng... bukan, bukan. Gue cuma rasa aneh aja tadi, kayaknya tadi pas gue belum sadar ada yang dateng, deh.” ”Siapa? Ya dokter jaga kali yang ke sini.

Terus, kenapa lo pegang pegang jidat lo?” tanya Ardio bingung. Duh, Lara jadi bingung gimana jawabnya. Masa iya dia mau bilang, ada yang dateng ke sini terus nyium dia di dahi? Yang ada dua sahabatnya ini makin mengejeknya. ”Nggak... nggak, gatel aja, hehehe.” Lara berbohong. ”Hahahaha, lagian elo ada-ada aja sih, Ra... Jangan kebanyakan ngehayal makanya...” Echa menimpali. ”Iya kali ya, hehehehe.” ”Eh iya, Sayang.

Aku udah harus balik praktek lagi nih, ada pasien ntar malem. Nanti kalo kamu udah selesai jenguk si Lara, kasih tau aku ya. Kita pulang bareng. Kay?” ujar Ardio berpamitan pada sang kekasih, Echa lalu mencium pipi serta keningnya mesra. Ugh... Lara jadi kepingin, otaknya secara otomatis memutar lagi mimpi yang dialaminya semalam. Lara mengerjapkan matanya, mencoba menyingkirkan pikirannya yang kacau karena mimpi aneh.

Lara stops thinking about that dream , pikir Lara dalam-dalam. Ia tidak ingin mimpi bodohnya itu sangat mengganggunya, dan mengakibatkan ia tenggelam dalam mimpinya. Sepeninggal Ardio, Echa bercerita jika dia tadi berpapasan dengan Keenan yang tampak begitu sibuk dengan para pasiennya. (bersambung)

Vania M. Bernadette
(ftr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0720 seconds (0.1#10.140)