Sehat dengan GREEN SMOOTHIES
A
A
A
BANYAK jalan untuk menuju sehat. Setelah beragam pola hidup sehat bermunculan, satu lagi gaya baru kaum urban yang sedang booming , yaitu mengonsumsi green smoothies.
Green smoothies adalah minuman sehat yang didapat dengan mencampur sayuran dengan buah. Sebagai minuman, konsep green smoothies adalah sebagai pelengkap makanan dan sekaligus bermanfaat untuk menyembuhkan penyakit.
“Victoria Boutenco, penggagas green smoothies pun awalnya membuat minuman ini untuk menyembuhkan satu anggota keluarga yang sakit. Buah dimasukkan ke dalam smoothies untuk menyamarkan rasa sayur,” ujar Nectaria Ayu, penulis buku Green Smoothies dalam workshop tentang green smoothies yang digelar di Auditorium Gedung Sindo, Jumat (5/6).
Bermula dari ibu mertua yang bergelut di bidang organik, Ayu memulai program clean eating sejak lima tahun silam. Tak mengonsumsi makanan yang banyak diproses, lebih banyak makan makanan segar, serta pengetahuan tentang organik dari sang mertua mengubah pelan-pelan pola makannya menjadi lebih banyak makan sayur dan buah. Termasuk mengonsumsi rutin green smoothies.
Memang menurut Ayu, berdasarkan hasil diskusinya dengan para pelaku clean eating di Komunitas Organik Indonesia, sebetulnya buah dan sayur seharusnya tidak dicampur. Namun, sebenarnya hal tersebut aman, selama tubuh tidak menimbulkan reaksi buruk setelah mengonsumsi campuran buah dan sayur dalam green smoothies . “Reaksinya bisa berbeda di tiap orang. Ada diare, sembelit, pusing. Tapi kalau hanya tiga hari tidak apaapa, karena itu proses detoks yang dilakukan tubuh,” tambah ibu satu putri ini.
Salah satu tips yang dikemukakan Ayu untuk mengatasi “larangan” mencampur sayur dengan buah adalah dengan memilih campuran jenis sayuran. Disarankan untuk memilih jenis sayuran daun seperti bayam, bok choi, atau kale sebagai campuran utama agar perut tidak merasa kembung. Jenis sayuran terdiri atas tiga macam, yaitu sayuran daun, sayuran akar, dan sayuran bunga.
Selanjutnya yang juga perlu perhatian, ada persepsi tentang langsing atau diet dengan green smoothies . Menurut Ayu, mengonsumsi green smoothies untuk diet berlaku dalam taraf untuk memperlancar proses pencernaan. “Kalau ingin langsing tak cukup dari makanan saja, tapi kita harus olahraga dan terkena sinar matahari pagi juga penting. Klorofil dari sayuran hijau perlu dibantu paparan sinar matahari dan akan baik dibantu joging pada pagi hari. Intinya, hidup sehat itu harus holistik,” ujarnya lagi.
Nurfika Osman, 29, termasuk orang yang sudah merasakan manfaat dari mengonsumsi green smoothies . Selama dua tahun belakangan ini, dia rutin mengonsumsi minuman ini sebagai pelengkap menu makannya pada pagi dan malam hari. Awalnya, Fika, panggilan akrabnya, mengonsumsi minuman ini agar memiliki kulit yang lebih sehat, membantu mengurangi kecenderungan kulitnya yang berminyak dan mudah berjerawat.
“Saya pikir mesti gimana lagi, suka cokelat dan makan makanan manis membuat sebum di kulit menghasilkan lebih banyak minyak. Akhirnya saya minum green smoothies , pilih yang bahan campurannya kaya vitamin C, zinc , yang bantu mengatasi jerawat,” ungkapnya kepada KORAN SINDO melalui sambungan telepon. Fika mengonsumsi dua kali atau paling tidak dalam seminggu tiga kali mengonsumsi green smoothies .
Hasilnya kulitnya sudah bebas jerawat,, berat badannya ikut menyusut dan hampir ideal. Namun, efek yang paling terasa menurutnya tubuh lebih fit, tak mudah capek atau mengantuk pada pagi hari. “Kalau teman di kantor biasanya jam 09.00 sudah cari kopi, saya merasa masih fit dan tidak mengantuk,” ujarnya.
Dyah ayu pamela
Green smoothies adalah minuman sehat yang didapat dengan mencampur sayuran dengan buah. Sebagai minuman, konsep green smoothies adalah sebagai pelengkap makanan dan sekaligus bermanfaat untuk menyembuhkan penyakit.
“Victoria Boutenco, penggagas green smoothies pun awalnya membuat minuman ini untuk menyembuhkan satu anggota keluarga yang sakit. Buah dimasukkan ke dalam smoothies untuk menyamarkan rasa sayur,” ujar Nectaria Ayu, penulis buku Green Smoothies dalam workshop tentang green smoothies yang digelar di Auditorium Gedung Sindo, Jumat (5/6).
Bermula dari ibu mertua yang bergelut di bidang organik, Ayu memulai program clean eating sejak lima tahun silam. Tak mengonsumsi makanan yang banyak diproses, lebih banyak makan makanan segar, serta pengetahuan tentang organik dari sang mertua mengubah pelan-pelan pola makannya menjadi lebih banyak makan sayur dan buah. Termasuk mengonsumsi rutin green smoothies.
Memang menurut Ayu, berdasarkan hasil diskusinya dengan para pelaku clean eating di Komunitas Organik Indonesia, sebetulnya buah dan sayur seharusnya tidak dicampur. Namun, sebenarnya hal tersebut aman, selama tubuh tidak menimbulkan reaksi buruk setelah mengonsumsi campuran buah dan sayur dalam green smoothies . “Reaksinya bisa berbeda di tiap orang. Ada diare, sembelit, pusing. Tapi kalau hanya tiga hari tidak apaapa, karena itu proses detoks yang dilakukan tubuh,” tambah ibu satu putri ini.
Salah satu tips yang dikemukakan Ayu untuk mengatasi “larangan” mencampur sayur dengan buah adalah dengan memilih campuran jenis sayuran. Disarankan untuk memilih jenis sayuran daun seperti bayam, bok choi, atau kale sebagai campuran utama agar perut tidak merasa kembung. Jenis sayuran terdiri atas tiga macam, yaitu sayuran daun, sayuran akar, dan sayuran bunga.
Selanjutnya yang juga perlu perhatian, ada persepsi tentang langsing atau diet dengan green smoothies . Menurut Ayu, mengonsumsi green smoothies untuk diet berlaku dalam taraf untuk memperlancar proses pencernaan. “Kalau ingin langsing tak cukup dari makanan saja, tapi kita harus olahraga dan terkena sinar matahari pagi juga penting. Klorofil dari sayuran hijau perlu dibantu paparan sinar matahari dan akan baik dibantu joging pada pagi hari. Intinya, hidup sehat itu harus holistik,” ujarnya lagi.
Nurfika Osman, 29, termasuk orang yang sudah merasakan manfaat dari mengonsumsi green smoothies . Selama dua tahun belakangan ini, dia rutin mengonsumsi minuman ini sebagai pelengkap menu makannya pada pagi dan malam hari. Awalnya, Fika, panggilan akrabnya, mengonsumsi minuman ini agar memiliki kulit yang lebih sehat, membantu mengurangi kecenderungan kulitnya yang berminyak dan mudah berjerawat.
“Saya pikir mesti gimana lagi, suka cokelat dan makan makanan manis membuat sebum di kulit menghasilkan lebih banyak minyak. Akhirnya saya minum green smoothies , pilih yang bahan campurannya kaya vitamin C, zinc , yang bantu mengatasi jerawat,” ungkapnya kepada KORAN SINDO melalui sambungan telepon. Fika mengonsumsi dua kali atau paling tidak dalam seminggu tiga kali mengonsumsi green smoothies .
Hasilnya kulitnya sudah bebas jerawat,, berat badannya ikut menyusut dan hampir ideal. Namun, efek yang paling terasa menurutnya tubuh lebih fit, tak mudah capek atau mengantuk pada pagi hari. “Kalau teman di kantor biasanya jam 09.00 sudah cari kopi, saya merasa masih fit dan tidak mengantuk,” ujarnya.
Dyah ayu pamela
(ftr)