Kombinasi Botox dan Filler
A
A
A
SEIRING bertambahnya usia, kulit wajah mengalami penipisan dan memperlihatkan garis-garis halus. Salah satu alternatif perawatan yang bisa dilakukan untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan mengombinasikan injeksi botox dan filler.
Make-up vintage yang dipilih Marilyn Monroe, Grace Kelly, Rita Hayworth, dan Sophia Loren sering kali dijadikan acuan dalam tren make-up masa kini. Menurut dr Olivia Ong dipl AAAM, pendiri Jakarta Aesthetic Clinic (JAC), sejak abad ke-21 jumlah orang yang terus melakukan prosedur estetika nonbedah meningkat pesat, hampir 10 kali lipat dibanding angka prosedur bedah itu sendiri.
Hal tersebut karena sejak orang-orang di seluruh dunia dihadapkan pilihan adanya prosedur estetika tanpa operasi sehingga memiliki pengalaman dan merasakan sendiri hasilnya yang instan dan dampak positifnya dalam kehidupan mereka sehari-hari. “Berdasarkan hasil riset, terdapat dua prosedur estetika yang paling banyak dilakukan orang di seluruh dunia, antara lain botox dan filler,” kata dr Olivia dalam konferensi pers di Office 8, Jakarta Pusat, Selasa (23/6).
Transformasi ini dirasakan sendiri juga oleh dr Olivia dalam praktiknya di Indonesia. Pasienpasiennya tidak lagi yang hanya berusia 35 tahun ke atas, namun pasien kurang dari 25 tahun sampai lebih dari 55 tahun sudah banyak, dan jumlahnya 2 kali lipat dari tahun lalu, termasuk pertumbuhan pasien pria. Namun, terkadang masih banyak orang yang bingung membedakan antara botox dan filler .
Menurut dr Olivia, botox berasal dari sebuah bakteri yang dimatikan, kemudian protein yang telah dimurnikan dari bakteri inilah yang bermanfaat merelaksasikan otot. Botox biasanya digunakan untuk mengurangi garis halus, meniruskan rahang yang besar, hingga mengurangi cuping hidung yang besar. “Intinya, injeksi botox berfungsi merilekskan otot. Otot yang rileks secara otomatis dapat membuat garis halus menjadi berkurang,” kata dr Olivia.
Sementara itu, filler mengandung hyaluronic acid atau asam hyaluronat yang sebetulnya sudah ada di kulit setiap orang. Seiring dengan usia, kandungan asam hyaluronat dalam tubuh pun berkurang sehingga kulit menipis dan terlihat cekung. Filler bekerja di bawah kulit untuk memperbaiki elastisitas kulit yang mengendur, tidak seperti teknik lama yang cenderung hanya mengencangkan dan meratakan kulit wajah saja.
“Filler digunakan untuk mengisi bagian yang kosong di wajah, seperti cekungan mata, garis senyum, bibir yang tipis, pipi yang cekung, hingga memperbaiki hidung yang kurang proporsional,” kata dr Olivia. Biasanya, dr Bolivia menyebutkan, tindakan botox merupakan satu paket dengan filler karena saling melengkapi.
Ketika kerut teratasi, wajah akan kelihatan lebih sempurna ketika diisi bagian-bagian yang menunjukkan tanda penuaan lainnya seperti cekung atau tampak loyo. Menurut dr Olivia, baik botox maupun filler biasanya dilakukan secara bersamaan karena waktu yang dibutuhkan relatif singkat dan hasilnya bisa langsung terlihat. “Sebelum injeksi, biasanya pasien saya ajak konsultasi dulu, dan disesuaikan dengan kebutuhan supaya hasilnya lebih alami, tidak dramatis atau membuat kaku wajah,” ujar dr Olivia.
Prosedur injeksi botox dan filler relatif singkat, yaitu hanya 30 menit. Pertama-tama kulit wajah pasien akan diolesi dengan krim anestesi, kemudian akan disuntikkan botox dan filler sesuai dengan kebutuhan pasien. Menurut dr Olivia, injeksi botox dan filler tidak menimbulkan luka. Namun, beberapa orang mungkin akan mengalami bengkak.
Hal tersebut bisa timbul karena efek dari filler yang punya sifat mengembang dan menyerap air. Setelah injeksi botox dan filler dr Olivia menyarankan pasien untuk menghindari panas atau dingin yang ekstrem, seperti sauna. Hindari juga pemakaian krim wajah yang efeknya mengelupaskan kulit.
Sementara itu, menurut dr Yeti N Affandi SpKK(K) dari Kinik Estetika, pada botox , hasil akan terlihat setelah dua hingga tiga hari setelah injeksi. Hasil maksimal akan terlihat hari ke-7 hingga ke-14. Adapun hasil dari filler dapat langsung terlihat. “Botox bisa bertahan hingga 6 bulan, filler bisa lebih lama yakni 9 bulan. Namun, kami menganjurkan pengulangan pada bulan ke-6 agar hasilnya lebih baik,” ujar dr Yeti.
Menurut dr Yeti, botox danfiller, sifatnya tidak permanen. Dibutuhkan injeksi ulang setiap sekitar enam bulan sekali dan setelah itu dapat lebih jarang. Selain itu, perawatan harus diiringi gaya hidup yang sehat.
Dwi nur ratnaningsih
Make-up vintage yang dipilih Marilyn Monroe, Grace Kelly, Rita Hayworth, dan Sophia Loren sering kali dijadikan acuan dalam tren make-up masa kini. Menurut dr Olivia Ong dipl AAAM, pendiri Jakarta Aesthetic Clinic (JAC), sejak abad ke-21 jumlah orang yang terus melakukan prosedur estetika nonbedah meningkat pesat, hampir 10 kali lipat dibanding angka prosedur bedah itu sendiri.
Hal tersebut karena sejak orang-orang di seluruh dunia dihadapkan pilihan adanya prosedur estetika tanpa operasi sehingga memiliki pengalaman dan merasakan sendiri hasilnya yang instan dan dampak positifnya dalam kehidupan mereka sehari-hari. “Berdasarkan hasil riset, terdapat dua prosedur estetika yang paling banyak dilakukan orang di seluruh dunia, antara lain botox dan filler,” kata dr Olivia dalam konferensi pers di Office 8, Jakarta Pusat, Selasa (23/6).
Transformasi ini dirasakan sendiri juga oleh dr Olivia dalam praktiknya di Indonesia. Pasienpasiennya tidak lagi yang hanya berusia 35 tahun ke atas, namun pasien kurang dari 25 tahun sampai lebih dari 55 tahun sudah banyak, dan jumlahnya 2 kali lipat dari tahun lalu, termasuk pertumbuhan pasien pria. Namun, terkadang masih banyak orang yang bingung membedakan antara botox dan filler .
Menurut dr Olivia, botox berasal dari sebuah bakteri yang dimatikan, kemudian protein yang telah dimurnikan dari bakteri inilah yang bermanfaat merelaksasikan otot. Botox biasanya digunakan untuk mengurangi garis halus, meniruskan rahang yang besar, hingga mengurangi cuping hidung yang besar. “Intinya, injeksi botox berfungsi merilekskan otot. Otot yang rileks secara otomatis dapat membuat garis halus menjadi berkurang,” kata dr Olivia.
Sementara itu, filler mengandung hyaluronic acid atau asam hyaluronat yang sebetulnya sudah ada di kulit setiap orang. Seiring dengan usia, kandungan asam hyaluronat dalam tubuh pun berkurang sehingga kulit menipis dan terlihat cekung. Filler bekerja di bawah kulit untuk memperbaiki elastisitas kulit yang mengendur, tidak seperti teknik lama yang cenderung hanya mengencangkan dan meratakan kulit wajah saja.
“Filler digunakan untuk mengisi bagian yang kosong di wajah, seperti cekungan mata, garis senyum, bibir yang tipis, pipi yang cekung, hingga memperbaiki hidung yang kurang proporsional,” kata dr Olivia. Biasanya, dr Bolivia menyebutkan, tindakan botox merupakan satu paket dengan filler karena saling melengkapi.
Ketika kerut teratasi, wajah akan kelihatan lebih sempurna ketika diisi bagian-bagian yang menunjukkan tanda penuaan lainnya seperti cekung atau tampak loyo. Menurut dr Olivia, baik botox maupun filler biasanya dilakukan secara bersamaan karena waktu yang dibutuhkan relatif singkat dan hasilnya bisa langsung terlihat. “Sebelum injeksi, biasanya pasien saya ajak konsultasi dulu, dan disesuaikan dengan kebutuhan supaya hasilnya lebih alami, tidak dramatis atau membuat kaku wajah,” ujar dr Olivia.
Prosedur injeksi botox dan filler relatif singkat, yaitu hanya 30 menit. Pertama-tama kulit wajah pasien akan diolesi dengan krim anestesi, kemudian akan disuntikkan botox dan filler sesuai dengan kebutuhan pasien. Menurut dr Olivia, injeksi botox dan filler tidak menimbulkan luka. Namun, beberapa orang mungkin akan mengalami bengkak.
Hal tersebut bisa timbul karena efek dari filler yang punya sifat mengembang dan menyerap air. Setelah injeksi botox dan filler dr Olivia menyarankan pasien untuk menghindari panas atau dingin yang ekstrem, seperti sauna. Hindari juga pemakaian krim wajah yang efeknya mengelupaskan kulit.
Sementara itu, menurut dr Yeti N Affandi SpKK(K) dari Kinik Estetika, pada botox , hasil akan terlihat setelah dua hingga tiga hari setelah injeksi. Hasil maksimal akan terlihat hari ke-7 hingga ke-14. Adapun hasil dari filler dapat langsung terlihat. “Botox bisa bertahan hingga 6 bulan, filler bisa lebih lama yakni 9 bulan. Namun, kami menganjurkan pengulangan pada bulan ke-6 agar hasilnya lebih baik,” ujar dr Yeti.
Menurut dr Yeti, botox danfiller, sifatnya tidak permanen. Dibutuhkan injeksi ulang setiap sekitar enam bulan sekali dan setelah itu dapat lebih jarang. Selain itu, perawatan harus diiringi gaya hidup yang sehat.
Dwi nur ratnaningsih
(ftr)