Dua Pasang Hati

Jum'at, 03 Juli 2015 - 08:54 WIB
Dua Pasang Hati
Dua Pasang Hati
A A A
”Siapa? Ada yang baru lagi ya? Is he hot ?” Mata Echa berkedap-kedip kayak lampu merah. ”Duh, bukan, Cha. Ini... soal.. laki lo,” sahut Lara terdengar sedih. ”Laki gue? Kenapa tuh my baby ?

Ada suster cantik godain dia ya, Ra? Pitesin aja palanya, lo deh yang wakilin. Gue soalnya jarang ke rumah sakit sekarang,” kata Echa, malah bercanda. ”Cha...” Lara meletakkan tangannya di atas tangan Echa, agak erat. ”I think you should consider your engagement with him , deh.” Echa mengernyit tak paham. ”Hah, maksud lo, Ardio beneran nyeleweng, Cha? Siapa ceweknya? Sini gue datengin! Kampret tuh cewek!” Echa mulai terlihat naik darah.

”Cha, denger dulu, keles. Gue sebenernya... ngajak lo lunchy date hari ini, mau ngasih tahu lo sesuatu. I dont mean to be rude or ikut campur masalah kalian. Gue baru tahu, Cha... siapa Ardio sebenernya,” ujar Lara hati-hati. ”Ardio sebenernya siapa? Apa sih maksud lo? Lo pikir laki gue penjahat gitu?” Raut wajah Echa mulai kesal pada Lara. Nggak terima, soal komentarnya soal Ardio. ”Gue selama ini nggak pernah ya, ngeributin soal mantan lo atau Keenan, kok lo malah mau jatuhin laki gue gini sih?”

”Cha, cha. Please calm down dulu. Terserah lo mau percaya atau nggak, tapi lo inget nggak dulu gue pernah cerita ada cowok nerd yang sering ngirim white rose ke gue jaman SMA dulu?” tanya Lara pelan-pelan, mencoba menjelaskan duduk perkaranya. ”Inget. Kenapa?” ”Dia sebenernya Ardio, Cha...” ”Apa sih maksud lo? Masa dia Ardio, jangan nuduh macem-macem ya, Ra! Gue nggak suka,” gertak Echa naik darah.

Lara kewalahan menangani emosi Echa yang mulai tak terkontrol. ”Cha, please dengerin gue dulu. Jangan ngamuk dulu, Cha. Jadi dua minggu yang lalu, gue ngerasa aneh dengan sikap Ardio, dia kayaknya tried to approach me , Cha. Gue kurang nyaman dengan sikapnya, jadi gue omelin dong dia-nya. Terus...” ”Ra, Ra. Udah deh, gue bener-bener kesel deh sama lo.

Dateng-dateng, gue kira bakalan have-fun makan sama lo, malah ngomong yang enggak-enggak soal laki gue. Lo kalo jealous kelamaan ngejomblo, nggak usah bawa-bawa hubungan gue sama Ardio, deh! Sana, urusin aja hubungan lo sama si Keenan!” Echa terbawa emosi, sampai-sampai nggak sadar, semua orang sudah memerhatikan mereka berdua.

Echa beranjak dari kursinya dan meninggalkan Lara, namun Lara tidak menyerah. Ia meninggalkan sejumlah uang untuk membayar makanan mereka, dan bergegas mengejar Echa yang jalannya lebih cepat dari kereta api. BUKK! Oops... Lara sepertinya menabrak seseorang.

Handphone si tertabrak terpelanting ke lantai. Terpaksa Lara harus membantu si tertabrak dan kehilangan jejak Echa yang sudah menghilang dari jangkauan. ”Mbak! Tunggu!” Lara mengumpat sebel, sesaat si penabrak kembali menghentikan langkah Lara. Si tertabrak itu menarik lengan gadis itu. ”Duh! Apaan sih, Mas? Nggak tahu saya lagi ribet...” Lara tiba-tiba menghentikan kalimatnya.

Ternyata si tertabrak ini, ingin mengembalikan dompet Lara yang jatuh dari dalam tasnya. Tapi... selain itu, ada hal lain yang membuat Lara tak berkutik beberapa detik. Si tertabrak ini, rupanya seorang cowok muda berkacamata bening dan bertubuh tinggi tegap dan berotot, karena keseringan works out .

Selain itu, kulit cowok ini juga putih bersih, dengan guratan alis tebal, hidung mancung, meski memiliki mata yang sedikit sipit. ”Saya cuma mau balikin dompet aja, Mbak. Tadi jatuh. Lain kali hatihati ya, Mbak. Dicek dulu, apa ada yang ketinggalan atau nggak,” ujar cowok itu sambil tersenyum. Mampus, ganteng banget pas dia ketawa, ada lesung pipi di sisi kanan pipinya.

Lagi-lagi, Lara malah sempet-sempetnya terkesima dengan ketampanan cowok muda itu. Buset deh, belum pernah dia bertemu cowok seganteng itu. Astaga! Lara menepuk jidatnya. Dia hampir lupa, mengejar Echa yang masih marah padanya, gara-gara si ganteng barusan.

Aduh, bisa-bisanya sampe ngelupain sahabat yang lagi ngamuk berat! Tanpa pikir panjang, Lara menghubungi handphone Echa. Dan hasilnya? She rejects her calls . Ampun deh... apa yang ditakutkan Lara beneran kejadian. Tapi tetap, Lara nggak mau menyerah, apapun kondisinya dia harus tetap menjelaskan semuanya pada Echa.

Its totally a bad day for Lara. All of her plans failed, big damn failed. Dan semua ini salah siapa? Si cowok ganteng yang sudah menyita perhatiannya kurang lebih lima detik, meski di ujung-ujung Lara harus tetap berterima kasih pada cowok itu karena telah mengembalikan dompetnya. (bersambung)

Vania M. Bernadette
(ftr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6772 seconds (0.1#10.140)