Aturan Baru bagi Turis di Kyoto
A
A
A
Hati-Hati bagi Anda yang sedang merencanakan pergi ke Jepang, terutama ke Kota Kyoto, dalam waktu dekat ini. Pihak berwenang di sana telah menerbitkan cara berwisata yang baik dan benar menurut versi mereka.
Mengapa ini dilakukan? Itu karena lonjakan pariwisata dalam beberapa tahun terakhir dinilai telah memberikan dampak buruk berupa “wabah” toilet kotor dan wisatawan nakal. Kota Kyoto sedang berjuang melawan masalah dengan caranya sendiri, yakni mengeluarkan pedoman sopan yang diperkuat dengan grafis “menggemaskan” untuk menggambarkan kejengkelan warga Kyoto akibat ulah para pelancong.
Bagian Pertemuan, Insentif, Konvensi, Pameran (MICE) dan Pariwisata Kyoto telah membagikan dua panduan etiket secara terpisah melalui situs resmi kota, yakni Cara Menggunakan Toilet dan Panduan di Dalam untuk Kyoto (Insider Guide) Bagian II: AKiMaHen (Larangan) dari Kyoto. Panduan toilet ditulis dalam empat bahasa ditujukan untuk pengguna toilet gaya Jepang dan Barat.
Panduan tiga langkah ini menggambarkan bagaimana duduk di toilet, di mana membuang kertas toilet dan bagaimana menekan flush . “Banyak wisatawan menggunakan toilet umum di Jepang dengan cara yang mereka gunakan di toilet di rumah dan tidak membuang kertas toilet di tempat sampah,” kata pengumuman di situs, dikutip CNN . Nantinya pedoman ini akan di-posting sebagai stiker di fasilitas toilet umum dan swasta di kota.
Daftar “larangan” untuk wisatawan
Menurut sebuah memo resmi di situs tersebut, kota ini juga berharap bisa mengatasi konflik budaya yang timbul dari perbedaan gaya hidup. Ini adalah bagian kedua dalam seri Panduan di Dalam Kyoto. Panduan pertama fokus dengan faktafakta dan tips tentang Kyoto. “Kyoto City telah bekerja sama dengan TripAdvisor untuk menciptakan AKiMaHen (Larangan) dari Kyoto,” tulis selebaran yang ditujukan untuk pengunjung.
Di kertas selebaran ini juga menggunakan ilustrasi berupa lima emoticon Kyotoites yang sedang marah. Dengan judul “Kyotoites cukup cerewet!”. Setiap tindakan yang tidak sopan mendapat peringkat AKiMaHen berupa emoticon tidak bahagia atau tidak senang hingga emoticon tiga wajah marah berwarna merah. Beberapa perilaku yang tidak dapat diterima, misalkan memberikan tip dan membuka pintu taksi sendiri akan mendapatkan emoticon berupa kata-kata “beraninya Anda!”.
Sebagai informasi, di Jepang, pintu taksi memang dibuka dan ditutup dari jarak jauh oleh sopir taksi yang bersangkutan. Selain itu, pelanggaran paling serius termasuk merokok di luar rumah di daerah yang dilarang akan kena denda sebesar 1.000 yen (USD8 atau Rp112.000). Kemudian bersepeda sambil mabuk diancam hukuman hingga satu juta yen (USD8.000 atau Rp112 juta), atau hukuman penjara selama lima tahun.
Panduan juga mengatur agar wisatawan harus berlaku sopan saat meminta maiko (penari yang memakai kimono tradisional) ketika hendak mengambil foto dan tidak membatalkan pemesanan restoran pada menit terakhir.
Susi susanti
Mengapa ini dilakukan? Itu karena lonjakan pariwisata dalam beberapa tahun terakhir dinilai telah memberikan dampak buruk berupa “wabah” toilet kotor dan wisatawan nakal. Kota Kyoto sedang berjuang melawan masalah dengan caranya sendiri, yakni mengeluarkan pedoman sopan yang diperkuat dengan grafis “menggemaskan” untuk menggambarkan kejengkelan warga Kyoto akibat ulah para pelancong.
Bagian Pertemuan, Insentif, Konvensi, Pameran (MICE) dan Pariwisata Kyoto telah membagikan dua panduan etiket secara terpisah melalui situs resmi kota, yakni Cara Menggunakan Toilet dan Panduan di Dalam untuk Kyoto (Insider Guide) Bagian II: AKiMaHen (Larangan) dari Kyoto. Panduan toilet ditulis dalam empat bahasa ditujukan untuk pengguna toilet gaya Jepang dan Barat.
Panduan tiga langkah ini menggambarkan bagaimana duduk di toilet, di mana membuang kertas toilet dan bagaimana menekan flush . “Banyak wisatawan menggunakan toilet umum di Jepang dengan cara yang mereka gunakan di toilet di rumah dan tidak membuang kertas toilet di tempat sampah,” kata pengumuman di situs, dikutip CNN . Nantinya pedoman ini akan di-posting sebagai stiker di fasilitas toilet umum dan swasta di kota.
Daftar “larangan” untuk wisatawan
Menurut sebuah memo resmi di situs tersebut, kota ini juga berharap bisa mengatasi konflik budaya yang timbul dari perbedaan gaya hidup. Ini adalah bagian kedua dalam seri Panduan di Dalam Kyoto. Panduan pertama fokus dengan faktafakta dan tips tentang Kyoto. “Kyoto City telah bekerja sama dengan TripAdvisor untuk menciptakan AKiMaHen (Larangan) dari Kyoto,” tulis selebaran yang ditujukan untuk pengunjung.
Di kertas selebaran ini juga menggunakan ilustrasi berupa lima emoticon Kyotoites yang sedang marah. Dengan judul “Kyotoites cukup cerewet!”. Setiap tindakan yang tidak sopan mendapat peringkat AKiMaHen berupa emoticon tidak bahagia atau tidak senang hingga emoticon tiga wajah marah berwarna merah. Beberapa perilaku yang tidak dapat diterima, misalkan memberikan tip dan membuka pintu taksi sendiri akan mendapatkan emoticon berupa kata-kata “beraninya Anda!”.
Sebagai informasi, di Jepang, pintu taksi memang dibuka dan ditutup dari jarak jauh oleh sopir taksi yang bersangkutan. Selain itu, pelanggaran paling serius termasuk merokok di luar rumah di daerah yang dilarang akan kena denda sebesar 1.000 yen (USD8 atau Rp112.000). Kemudian bersepeda sambil mabuk diancam hukuman hingga satu juta yen (USD8.000 atau Rp112 juta), atau hukuman penjara selama lima tahun.
Panduan juga mengatur agar wisatawan harus berlaku sopan saat meminta maiko (penari yang memakai kimono tradisional) ketika hendak mengambil foto dan tidak membatalkan pemesanan restoran pada menit terakhir.
Susi susanti
(bbg)