Ini Cara Bijak Pilih Makanan Pendamping ASI
A
A
A
JAKARTA - Makanan pendamping Air Susu Ibu (ASI) atau ‘MP-ASI’ adalah makanan bergizi yang diberikan kepada bayi, umumnya berusia 6 bulan ke atas, sebagai komplemen ASI untuk mencukupi kebutuhan gizinya. Syarat MP-ASI diantaranya harus mengandung gizi yang padat energi dan nutrisi, daya cerna tinggi untuk bayi.
Ahli Teknologi Pangan dari IPB Bogor, Prof Dr Ir Sugiyono M AppSc menyebutkan bahwa syarat makanan pendamping ASI itu gizi, mutu, dan keamanan. Kemudian bahan bakunya mengandung serealia (beras, gandum, jagung), kacang-kacangan, umbi-umbian, bahan hewani sumber protein, minyak atau lemak (bukan hasil hidrogenisasi), buah atau sayur, vitamin dan mineral serta bahan tambahan pangan.
Untuk bahan tambahan pangan yang boleh itu dari golongan pengemulsi, pengatur keasaman, antioksidan, penstabil, perisa (codex alimentarius commission 2006), dan pengembang (untuk biskuit). Pada perisa yang digunakan itu ekstrak buah alami, ekstrak vanila, etil vanilin, dan vanillin.
"Peran teknologi pangan itu untuk mengasilkan produk aman dikonsumsi, mempertahankan zat gizi, meningkatkan daya cerna, menurunkan faktor antinutrisi, memudahkan penyiapan. Misalnya bubur instan. Bubur yang dimasak lalu dikeringkan. Kemudian difortifikasi dengan vitamin dan mineral," kata Prof Dr Ir Sugiyono dalam diskusi Teknologi Pangan Dalam Pembuatan MP ASI Fortifikasi di Kampus Universitas Indonesia (UI), Depok, Jumat (02/10/2015).
Dia menambahkan, jenis produk MP-ASI komersial yang umum dikonsumsi bayi diantaranya produk bubuk instan yang dihidrasi dengan air sebelum dikonsumsi, produk pasta seperti mi, makaroni yang dimasak sebelum dikonsumsi, hingga rusks dan biskuit yang siap dikonsumsi.
Ahli gizi Departemen Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKMUI), Trini Sudiarti, menjelaskan berbagai penelitian menunjukkan terjadinya gangguan pertumbuhan pada bayi usia kurang dari 6 bulan dan berlanjut pada usianya disebabkan karena ASI dan makanan yang tidak memadai jumlahnya serta penyakit infeksi yang berulang.
Pemberian ASI yang tak optimal hingga pemberian MP- ASI yang tidak optimal dengan memperhatikan waktu, jumlah, jenisnya, dan cara memberikan juga menjadi salah satu faktor.
“Pemenuhan gizi merupakan hak dasar anak. Usia 0-24 bulan merupakan masa emas juga masa kritis. Bayi mulai menyusui dalam satu jam setelah lahir (IMD), pemberian ASI eksklusif sampai usia 6 bulan, memberikan MP – ASI mulai usia 6 bulan, meneruskan pemberian ASI sampai usia 2 tahun atau lebih,” tandasnya.
Ahli Teknologi Pangan dari IPB Bogor, Prof Dr Ir Sugiyono M AppSc menyebutkan bahwa syarat makanan pendamping ASI itu gizi, mutu, dan keamanan. Kemudian bahan bakunya mengandung serealia (beras, gandum, jagung), kacang-kacangan, umbi-umbian, bahan hewani sumber protein, minyak atau lemak (bukan hasil hidrogenisasi), buah atau sayur, vitamin dan mineral serta bahan tambahan pangan.
Untuk bahan tambahan pangan yang boleh itu dari golongan pengemulsi, pengatur keasaman, antioksidan, penstabil, perisa (codex alimentarius commission 2006), dan pengembang (untuk biskuit). Pada perisa yang digunakan itu ekstrak buah alami, ekstrak vanila, etil vanilin, dan vanillin.
"Peran teknologi pangan itu untuk mengasilkan produk aman dikonsumsi, mempertahankan zat gizi, meningkatkan daya cerna, menurunkan faktor antinutrisi, memudahkan penyiapan. Misalnya bubur instan. Bubur yang dimasak lalu dikeringkan. Kemudian difortifikasi dengan vitamin dan mineral," kata Prof Dr Ir Sugiyono dalam diskusi Teknologi Pangan Dalam Pembuatan MP ASI Fortifikasi di Kampus Universitas Indonesia (UI), Depok, Jumat (02/10/2015).
Dia menambahkan, jenis produk MP-ASI komersial yang umum dikonsumsi bayi diantaranya produk bubuk instan yang dihidrasi dengan air sebelum dikonsumsi, produk pasta seperti mi, makaroni yang dimasak sebelum dikonsumsi, hingga rusks dan biskuit yang siap dikonsumsi.
Ahli gizi Departemen Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKMUI), Trini Sudiarti, menjelaskan berbagai penelitian menunjukkan terjadinya gangguan pertumbuhan pada bayi usia kurang dari 6 bulan dan berlanjut pada usianya disebabkan karena ASI dan makanan yang tidak memadai jumlahnya serta penyakit infeksi yang berulang.
Pemberian ASI yang tak optimal hingga pemberian MP- ASI yang tidak optimal dengan memperhatikan waktu, jumlah, jenisnya, dan cara memberikan juga menjadi salah satu faktor.
“Pemenuhan gizi merupakan hak dasar anak. Usia 0-24 bulan merupakan masa emas juga masa kritis. Bayi mulai menyusui dalam satu jam setelah lahir (IMD), pemberian ASI eksklusif sampai usia 6 bulan, memberikan MP – ASI mulai usia 6 bulan, meneruskan pemberian ASI sampai usia 2 tahun atau lebih,” tandasnya.
(sbn)