Menpar Sapa Ribuan Wisatawan China dengan Kata Ni Hau
A
A
A
MEDAN - Berbagai cara untuk meninggalkan kesan akrab terhadap wisatawan yang datang ke Indonesia. Salah satunya dilakukan Menteri Pariwisata Arief Yahya dengan memberikan sapaan khas ala saat berbicara dihadapan ribuan wisatawan keluarga dari negeri China.
Saat membuka Konvensi Internasional Shun Clan di Medan International Convention Center (MICC), Sabtu 31 Oktober 2015 lalu. Dihadapan sekitar 2.000 ribuan wisatawan warga keturunan Shun, Negeri Tirai Bambu itu Menpar menjajal kemampuannya menyapa dengan bahasa China. “Ni Hau,” sapa Menpar Arief Yahya yang langsung disambut meriah.
Pidato sambutan pun dilanjutkan Menpar dengan mengulas sejarah Jalur Laksamana Cheng Ho (Zheng-he) yang sangat bersejarah dan menunjukkan kedekatan antar kedua negara. Sejak berabad-abad silam, jalur perdagangan itu sudah dirintis oleh Kasim yang beragama Islam itu. Untuk menyempurnakan pidatonya, dipasang juga beberapa slide foto dokumentasi ketika Arief Yahya mengenakan pakaian kaisar saat membuka Perayaan Kedatangan Cheng Ho di Gedung Batu, Simongan, Semarang.
Ternyata, mengeluarkan kata “Ni Hau” itu rupanya cukup jitu untuk mencuri perhatian audience yang sedang bernostalgia. Suasana riuh, saling canda, pindah dari satu ke meja lain, mereka pun melakukan foto-foto selfie pada pertemuan dengan keluarga yang lama terpisah jarak dan negara itu. Saat penutupan sambutannya, Menpar kembali mengeluarkan kata terimakasih dalam bahasa China "Xiexie", semua sontak terdiam dan bertepuk tangan spontan.
“Selamat datang ke Indonesia. Selamat datang ke Medan. Terima kasih, para pengurus Shun Clan, teristimewa Pak Tansri Candra dan Pak Sofyan Tan, yang berhasil meyakinkan keluarga besar Shun Clan menempatkan konvensi international ini ke Medan,” sebut Menpar Arief Yahya sebagaimana dikutip dari rilis resmi yang diterima Sindonews.
Seperti diketahui, jaringan keluarga besar Shun Clan itu sudah tersebar di seluruh penjuru dunia. Banyak yang sudah berdomisili di luar China, dan menyebar di Taiwan, Hongkong, Singapura, Malaysia,Thailand, Filipina, Amerika Serikat, Jepang dan Indonesia. Setiap tahun mereka berkumpul seperti ini, dan kali ini sudah yang ke-23.
Seperti diketahui, Shun Di, nama panggilan ZhongHua, adalah turunan Kaisar ke-9, kakek moyang dari 10 Marga China lain yakni, Marga Yu, Yao, Chen (Tan), Hu, Tian, Sun, Yuan, Lu, Che, Wang (Ong). Keturunan Shun itu jumlahnya sudah lebih dari 200 juta orang dan tersebar di seluruh penjuru dunia.
Bagi Menpar Arief Yahya, kegiatan seperti ini adalah pasar yang sangat bagus untuk dikembangkan. Mengenakan baju bercorak oriental dengan warna merah bata, model kancing khas China itu menjelaskan bahwa Indonesia tengah mengembangkan poros maritim dunia. Indonesia juga mengikuti program jalur Silk Road dan menapak tilas jalur perjalanan Laksamana Cheng Ho. Dari Aceh, Batam, Bangla-Belitung, Palembang, Jakarta, Cirebon, Semarang, Tuban, Suarabaya, sampai ke Bali.
Di acara welcome dinner dengan format round table, Arief Yahya pun mempromosikan Bebas Visa Kunjungan (BVK) yang sudah 90 negara, termasuk China. Selain kegiatan konvensi, ada Festival Buah Nusantara yang juga diserbu warga Shun, di Wisma Banteng, Medan. Segala macam buah dipamerkan di sana. Dari jeruk, sawu, jambu, mangga, durian, melon, buah naga, dan lainnya. “Mereka sangat antusias dengan objek pariwisata kita,” kata Arief Yahya yang didampingi Asdep Asia Pasifik, Vincentius Jamedu.
Ketua Panitia Pelaksana Konvensi, Tansri Chandra didamping tokoh masyarakat Medan, Sofyan Tan mengungkapkan rasa bangganya, berhasil mengumpulkan orang asing dari berbagai negara. “Ini bukan pekerjaan mudah, tetapi kami senang, didukung banyak pihak, sehingga sukses,” pungkasnya.
Saat membuka Konvensi Internasional Shun Clan di Medan International Convention Center (MICC), Sabtu 31 Oktober 2015 lalu. Dihadapan sekitar 2.000 ribuan wisatawan warga keturunan Shun, Negeri Tirai Bambu itu Menpar menjajal kemampuannya menyapa dengan bahasa China. “Ni Hau,” sapa Menpar Arief Yahya yang langsung disambut meriah.
Pidato sambutan pun dilanjutkan Menpar dengan mengulas sejarah Jalur Laksamana Cheng Ho (Zheng-he) yang sangat bersejarah dan menunjukkan kedekatan antar kedua negara. Sejak berabad-abad silam, jalur perdagangan itu sudah dirintis oleh Kasim yang beragama Islam itu. Untuk menyempurnakan pidatonya, dipasang juga beberapa slide foto dokumentasi ketika Arief Yahya mengenakan pakaian kaisar saat membuka Perayaan Kedatangan Cheng Ho di Gedung Batu, Simongan, Semarang.
Ternyata, mengeluarkan kata “Ni Hau” itu rupanya cukup jitu untuk mencuri perhatian audience yang sedang bernostalgia. Suasana riuh, saling canda, pindah dari satu ke meja lain, mereka pun melakukan foto-foto selfie pada pertemuan dengan keluarga yang lama terpisah jarak dan negara itu. Saat penutupan sambutannya, Menpar kembali mengeluarkan kata terimakasih dalam bahasa China "Xiexie", semua sontak terdiam dan bertepuk tangan spontan.
“Selamat datang ke Indonesia. Selamat datang ke Medan. Terima kasih, para pengurus Shun Clan, teristimewa Pak Tansri Candra dan Pak Sofyan Tan, yang berhasil meyakinkan keluarga besar Shun Clan menempatkan konvensi international ini ke Medan,” sebut Menpar Arief Yahya sebagaimana dikutip dari rilis resmi yang diterima Sindonews.
Seperti diketahui, jaringan keluarga besar Shun Clan itu sudah tersebar di seluruh penjuru dunia. Banyak yang sudah berdomisili di luar China, dan menyebar di Taiwan, Hongkong, Singapura, Malaysia,Thailand, Filipina, Amerika Serikat, Jepang dan Indonesia. Setiap tahun mereka berkumpul seperti ini, dan kali ini sudah yang ke-23.
Seperti diketahui, Shun Di, nama panggilan ZhongHua, adalah turunan Kaisar ke-9, kakek moyang dari 10 Marga China lain yakni, Marga Yu, Yao, Chen (Tan), Hu, Tian, Sun, Yuan, Lu, Che, Wang (Ong). Keturunan Shun itu jumlahnya sudah lebih dari 200 juta orang dan tersebar di seluruh penjuru dunia.
Bagi Menpar Arief Yahya, kegiatan seperti ini adalah pasar yang sangat bagus untuk dikembangkan. Mengenakan baju bercorak oriental dengan warna merah bata, model kancing khas China itu menjelaskan bahwa Indonesia tengah mengembangkan poros maritim dunia. Indonesia juga mengikuti program jalur Silk Road dan menapak tilas jalur perjalanan Laksamana Cheng Ho. Dari Aceh, Batam, Bangla-Belitung, Palembang, Jakarta, Cirebon, Semarang, Tuban, Suarabaya, sampai ke Bali.
Di acara welcome dinner dengan format round table, Arief Yahya pun mempromosikan Bebas Visa Kunjungan (BVK) yang sudah 90 negara, termasuk China. Selain kegiatan konvensi, ada Festival Buah Nusantara yang juga diserbu warga Shun, di Wisma Banteng, Medan. Segala macam buah dipamerkan di sana. Dari jeruk, sawu, jambu, mangga, durian, melon, buah naga, dan lainnya. “Mereka sangat antusias dengan objek pariwisata kita,” kata Arief Yahya yang didampingi Asdep Asia Pasifik, Vincentius Jamedu.
Ketua Panitia Pelaksana Konvensi, Tansri Chandra didamping tokoh masyarakat Medan, Sofyan Tan mengungkapkan rasa bangganya, berhasil mengumpulkan orang asing dari berbagai negara. “Ini bukan pekerjaan mudah, tetapi kami senang, didukung banyak pihak, sehingga sukses,” pungkasnya.
(nfl)