Ulasan-Solusi: Apakah Problem 'PraTu' Berasal dari Diri Sendiri?

Jum'at, 13 November 2015 - 01:25 WIB
Ulasan-Solusi: Apakah...
Ulasan-Solusi: Apakah Problem 'PraTu' Berasal dari Diri Sendiri?
A A A
JAKARTA - Perawan tua atau dalam istilah di Indonesia disingkat menjadi ‘PraTu’ adalah kata yang jelek. Ini mengganggu banyak orang dan sehingga mereka menghindari menggunakannya untuk merujuk pada setiap wanita, tidak peduli apa keadaan dirinya.

Beberapa wanita bahkan setuju untuk menikah, terlepas dari kemampuan orang itu atau karakter, hanya untuk melarikan diri dari yang disebut orang perawan tua.

Kata atau ungkapan ini sendiri tidak terkait dengan usia tertentu meskipun kekayaan, kecantikan dan status sosial, meski beberapa faktor tersebut dapat menyelamatkan beberapa gadis dari yang digambarkan sebagai perawan tua, atau bahkan jika mereka sudah melewatkan periode dari apa yang dianggap usia normal untuk menikah.

Ribuan situs yang membahas soal inipun mengungkapkan beberapa alasannya. Contohnya seperti dikatakan dalam rubrik konsultasi di situs arabnews.com.

Mereka membahas buku berjudul Spinster atau jika diartikan dalam bahasa Indonesia kurang lebih berarti ‘Perawan Tua’ hasil karya Carlene Bauer untuk mengurai jawabannya.

Ada alasan yang berbeda untuk seorang gadis tidak menikah. Dia mungkin menghabiskan banyak waktu terlibat dengan pendidikannya atau karir dan kehilangan usianya sampai dia mencapai usia bahwa dia disebut perawan tua.

Atau mungkin, dia punya alasan sendiri untuk menolak orang-orang yang meminta tangannya, lebih memilih untuk menunggu tawaran yang lebih baik. Mungkin juga ada masalah keluarga. Mungkin wanita tadi merasa masih berusia muda buat mendukung keluarganya atau merawat orang tuanya yang sakit/cacat.

Alasan terakhir yang dipikirkan adalah semua perubahan yang terjadi dalam masyarakat hari ini. Di masa sebelumnya, seorang gadis terpaksa menikahi sepupunya atau kerabatnya, tapi kasus itu kini tidak lagi terjadi atau sudah jarang.

Kaum Adam kini lebih sering melamar untuk wanita dari luar keluarga mereka dan kadang-kadang bahkan dari luar negeri. Selain itu, biaya menggelar pernikahan, apalagi yang bersifat perayaan atau pesta, kini lebih besar daripada sebelumnya.

Dan pada akhirnya, menggelembungnya biaya menggelar pesta pernikahan itulah yang bisa jadi salah satu faktor menunda pernikahan. Dan jika kasus ini terjadi, sudah jelas akan merugikan si wanita itu sendiri.

Apakah ada solusinya? Ya, mungkin. Misalnya, upacara pernikahan sederhana atau masal yang menyediakan pernikahan pada waktu yang sama selama lebih dari 100 pasangan adalah solusi untuk mengurangi biaya.

Seorang gadis harus menunggu sampai pria yang tepat meminta untuk menikahinya, tetapi sekali tawaran dibuat, ia harus berpikir hati-hati sebelum membuat keputusannya. Dia tidak perlu membuang waktu mengharapkan ini atau ingin untuk itu.

Menurut sebuah hadis bagi Anda yang beragama Islam. Jika seorang pria yang religius dan orang yang berintegritas telah meminta putri Anda, maka nikahilah putri Anda dengan pria itu. Keluarga harus mempertimbangkan apa yang terbaik untuk putrinya, dan bukan apa yang terbaik bagi mereka.

Di sisi lain, tentu harus ada juga berbicara dengan wanita yang merasa mereka telah kehilangan atau akan ketinggalan kereta pernikahan: Jangan panik. Menyerahkan kepada Tuhan karena Dia mengontrol semua.

Jangan khawatir karena apa yang tidak membunuhmu akan membuat Anda lebih kuat. Berlatih hobi Anda, bekerja, belajar dan berpartisipasi dalam kegiatan amal. Karena seharusnya, wanita yang belum menikah selalu dapat mengalihkan emosi keibuan mereka ke jutaan anak-anak di panti asuhan.

Adopsi juga bisa menjadi solusi yang mungkin. Orang tidak akan pernah keberatan dengan seorang wanita yang peduli yang ingin mencintai dan memanjakan anak-anak mereka.

Seorang wanita adalah adik, istri dan seorang putri. Wanita adalah sumber kehidupan sebagaimana Tuhan menciptakan mereka dan kehadiran mereka dalam hidup adalah menarik. Mereka memberikan keamanan psikologis dan sosial bagi keluarga dan anak-anak mereka.

So, bagi Anda para Laki-laki yang masih muda dan usianya sudah matang, jangan mengabaikan wanita dan melakukan apa yang Anda bisa untuk menyelamatkan mereka dari ‘Perawan Tua’.

Tapi situs elle yang juga mengulas buku Carlene Bauer. Menemukan sebuah fakta menarik lainnya. Dan ini bisa jadi yang menyebabkan si wanita itu menjadi Perawan Tua.

Carlene bilang sekaligus bertanya, apakah seorang wanita yang belum menikah pada usia di atas 30-an memiliki sebuah masalah tersendiri pada diri mereka?

Nah buat yang ini, mungkin Anda yang sekarang masih jauh dari jodoh dan menjadi ‘PraTu’ bisa menjawab sendiri pertanyaan tersebut bukan?
(sbn)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4732 seconds (0.1#10.140)