Restoran Cepat Saji, masih Tempat Favorit Makan Orang Indonesia
A
A
A
JAKARTA - Mayoritas masyarakat Indonesia ternyata lebih menyukai berkunjung ke outlet-outlet cepat saji dibanding jenis restoran lainnya saat mereka ingin makan di luar rumah.
Menurut survei terbaru dari MasterCard bertajuk Consumer Purchasing Priorities, sebanyak 80 persen orang Indonesia lebih memilih untuk bersantap di outlet cepat saji.
Sisanya diikuti oleh pusat jajanan/food court yang menempati urutan kedua dengan 61 persen, dan restoran/kafe kelas menengah sebanyak 22 persen. Sementara itu, hanya sekitar 1 persen konsumen di Indonesia yang memilih mengunjungi restoran untuk jamuan makan resmi (fine dining).
Group Country Manager Indonesia Malaysia and Brunei and Group Head, Islamic Payments, South East Asia, MasterCard Safdar Khan, menyatakan bahwa Survei ini sangat menarik dilakukan. Sebab, bisa mengetahui seberapa antusiasnya masyarakat Indonesia dalam restoran cepat saji.
“Survei ini mengungkapkan hasil yang menarik bahwa saat memilih tempat untuk makan, masyarakat Indonesia lebih memilih casual dining seperti di outlet-outlet cepat saji (80 persen), food court (61 persen) dan restoran/kafe kelas menengah (22 persen). Hasil penelitian tersebut dinilai sejalan dengan tren industri kuliner di Indonesia yang menyajikan berbagai menu makanan yang unik dan lezat serta memberikan beragam penawaran menarik yang semakin menambah minat konsumen untuk lebih sering makan di luar rumah," ujae Safdar dalam keterangan resmi yang diterima Sindonews.
Sementara itu, survei yang dilakukan antara bulan Mei dan Juni 2015 ini mengungkapkan bahwa sebelum memilih tempat untuk makan, 1 dari 2 konsumen di Indonesia biasanya menetapkan pilihan restoran berdasarkan pesan/promosi dari mulut ke mulut (word of mouth) dan rekomendasi dari teman dan keluarga (58 persen), dan memilih promosi makanan yang ditawarkan oleh restoran tersebut melalui situs-situs kupon ataupun aplikasi (11 persen).
Setelah bersantap di restoran, 7 persen dari masyarakat Indonesia juga menulis komen dan ulasan mengenai pengalaman kuliner mereka secara online.
Dalam survei ini juga diungkapkan bahwa secara umum di tahun 2015, responden di Indonesia masih berencana untuk tetap makan dalam frekuensi yang sama (62 persen) dalam kurun waktu enam bulan ke depan. Sementara itu, 14 persen diantara mereka berencana untuk lebih sering makan di luar dan 24 persen memilih untuk mengurangi frekuensi makan di restoran.
Selain itu, mayoritas dari masyarakat Indonesia juga berencana untuk tetap menikmati santapan di restoran dengan harga yang sama (69 persen), diikuti dengan mereka yang berencana untuk makan di tempat yang lebih terjangkau (27 persen) dan 4 persen lainnya berencana untuk makan di tempat yang lebih mahal.
Hasil survei ini berdasarkan wawancara dengan 8.698 responden (berusia 18-64 tahun) di 17 negara di Asia Pasifik, di mana 410 responden berasal dari Indonesia.
Menurut survei terbaru dari MasterCard bertajuk Consumer Purchasing Priorities, sebanyak 80 persen orang Indonesia lebih memilih untuk bersantap di outlet cepat saji.
Sisanya diikuti oleh pusat jajanan/food court yang menempati urutan kedua dengan 61 persen, dan restoran/kafe kelas menengah sebanyak 22 persen. Sementara itu, hanya sekitar 1 persen konsumen di Indonesia yang memilih mengunjungi restoran untuk jamuan makan resmi (fine dining).
Group Country Manager Indonesia Malaysia and Brunei and Group Head, Islamic Payments, South East Asia, MasterCard Safdar Khan, menyatakan bahwa Survei ini sangat menarik dilakukan. Sebab, bisa mengetahui seberapa antusiasnya masyarakat Indonesia dalam restoran cepat saji.
“Survei ini mengungkapkan hasil yang menarik bahwa saat memilih tempat untuk makan, masyarakat Indonesia lebih memilih casual dining seperti di outlet-outlet cepat saji (80 persen), food court (61 persen) dan restoran/kafe kelas menengah (22 persen). Hasil penelitian tersebut dinilai sejalan dengan tren industri kuliner di Indonesia yang menyajikan berbagai menu makanan yang unik dan lezat serta memberikan beragam penawaran menarik yang semakin menambah minat konsumen untuk lebih sering makan di luar rumah," ujae Safdar dalam keterangan resmi yang diterima Sindonews.
Sementara itu, survei yang dilakukan antara bulan Mei dan Juni 2015 ini mengungkapkan bahwa sebelum memilih tempat untuk makan, 1 dari 2 konsumen di Indonesia biasanya menetapkan pilihan restoran berdasarkan pesan/promosi dari mulut ke mulut (word of mouth) dan rekomendasi dari teman dan keluarga (58 persen), dan memilih promosi makanan yang ditawarkan oleh restoran tersebut melalui situs-situs kupon ataupun aplikasi (11 persen).
Setelah bersantap di restoran, 7 persen dari masyarakat Indonesia juga menulis komen dan ulasan mengenai pengalaman kuliner mereka secara online.
Dalam survei ini juga diungkapkan bahwa secara umum di tahun 2015, responden di Indonesia masih berencana untuk tetap makan dalam frekuensi yang sama (62 persen) dalam kurun waktu enam bulan ke depan. Sementara itu, 14 persen diantara mereka berencana untuk lebih sering makan di luar dan 24 persen memilih untuk mengurangi frekuensi makan di restoran.
Selain itu, mayoritas dari masyarakat Indonesia juga berencana untuk tetap menikmati santapan di restoran dengan harga yang sama (69 persen), diikuti dengan mereka yang berencana untuk makan di tempat yang lebih terjangkau (27 persen) dan 4 persen lainnya berencana untuk makan di tempat yang lebih mahal.
Hasil survei ini berdasarkan wawancara dengan 8.698 responden (berusia 18-64 tahun) di 17 negara di Asia Pasifik, di mana 410 responden berasal dari Indonesia.
(sbn)