16 Persen Aktris dan 13 Persen Aktor Menang Oscar via Peran ini

Selasa, 01 Maret 2016 - 06:25 WIB
16 Persen Aktris dan...
16 Persen Aktris dan 13 Persen Aktor Menang Oscar via Peran ini
A A A
LOS ANGELES - Meskipun Oscar mungkin tampak netral dalam hal gender – pemberian penghargaan buat aktor laki-laki dan aktris wanita selalu ada dalam jumlah yang sama - tapi problem yang mengarah pada seksisme selalu menjadi masalah di sebuah acara penghargaan.

Sejak tahun 1929, sudah ada 88 penghargaan diberikan kepada baik aktris terbaik dan aktor terbaik, tapi melihat karakter yang telah bermain telah menyebabkan beberapa hasil yang cukup mengejutkan.

Menurut Fusion, 16 persen dari semua wanita yang telah memenangkan penghargaan aktris utama terbaik adalah yang telah memainkan peran seorang istri - kategori terbesar untuk pemenang perempuan.

Sementara pemenang aktris utama terbaik wanita yang lain, 11 persen berperan sebagai seorang janda, 7 persen sebagai pelacur, 4 persen wanita yang mengalami perceraian dan 3 persen berperan sebagai seorang kekasih.

Ketika berbicara tentang wanita yang bermain sebagai seorang istri, hasil hanya dihitung aktris yang berperan utama dalam cerita itu menjadi seorang istri, tidak jika karakter mereka hanya terjadi untuk menikah dalam perjalanan film itu.

Misalnya saja, karakter Jennifer Lawrence di Joy akan dihitung sebagai pengusaha daripada istri meskipun dia menikah di film itu.

Sebagai perbandingan, hanya 3 persen dari laki-laki telah memenangkan penghargaan besar aktor terbarik, saat bermain sebagai seorang suami utama, diikuti oleh 1 persen yang mengalami perceraian dan 1 persen yang berperan sebagai duda. Uniknya, masih belum ada aktor yang menjadi pelacur laki-laki atau kekasih telah memenangkan penghargaan.

Namun peran yang telah menyebabkan kebanyakan pria memenangkan Oscar adala mereka yang berakting sebagai penjahat (13 persen), personil militer (11 persen) dan penghibur (10 persen).

Fusion mencatat bahwa wanita sering dihargai untuk memainkan peran stereotip gender. Dan ketika mereka mematahkan norma-norma pembatas pada pekerjaan kerah biru, seperti pelayan atau pembantu rumah tangga.

Hasil ini masih belum jadi sebuah kritik pedas untuk Academy Award, yang sedang terus berada dalam kritik dua tahun terakhir, karena tidak mencalonkan aktor tunggal etnis non-putih untuk penghargaan akting.
(sbn)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6112 seconds (0.1#10.140)