; ?>/images/googleplay.png){kind=small}
Ini Dia, Korban Kedua gara-gara Kelamaan Nonton Drama Korea
Ini Dia, Korban Kedua gara-gara Kelamaan Nonton Drama Korea
A
A
A
NANJING - Penglihatan seorang wanita muda China rusak parah atau bahkan boleh dibilang menjadi setengah buta, ditenggarai penyebabnya setelah pesta-menonton drama Korea (Kdrama) di tabletnya sepanjang akhir pekan (05-06 Maret 2016).
Berbagai media di China melaporkan bahwa wanita berusia 20 tahun itu bernama Ms Huang, telah menyaksikan 18 episode drama Korea secara beruntun (16 episode Cheese in the Trap dan 2 episode Descendants of the Sun), dimana per episode berdurasi satu jam, dan hanya mengambil istirahat untuk mengambil makanan-minumannya.
Meskipun ia sempat mengakui bahwa dirinya mengalami beberapa ketidaknyamanan di bagian matanya selama proses melihat drama Korea tadi, dia memilih untuk tetap melanjutkan dengan drama maratonnya.
Namun ketika Ms Huang bangun pada hari Senin (7 Maret 2016) pagi, dia merasakan sebuah keanehan. Yakni dengan sakit mata yang menyiksa dan perut mual.
Setelah pemeriksaan di departemen oftalmologi Nanjing Hospital, dokter menemukan bahwa kondisi wanita muda itu lebih parah dari ketegangan mata biasa.
Dia didiagnosis dengan glaukoma akut, suatu kondisi di mana penumpukan tekanan di mata dapat menyebabkan seseorang menjadi buta.
Ternyata, dia bukan satu-satunya orang yang menjadi korban drama Korea. Pada 2014, seorang wanita mengalami serangan jantung setelah begadang untuk menonton drama Korea, My Love From the Star.
Menurut National Eye Centre Singapore, gejala lain dari glaukoma akut termasuk kemerahan mata, sakit kepala, dan mual.
Sementara Sina News melaporkan bahwa penglihatan Ms Huang dipengaruhi oleh jangka waktu menatap layar tablet dari jarak dekat.
Untuk membuat keadaan matanya menjadi lebih buruk, dia tidak menyalakan lampu saat melihat drama maraton ini di malam hari.
Sementara itu, temuan penelitian terbaru Toho University mengungkapkan, bahwa seseorang yang terlihat pada layar komputer selama lebih dari sembilan jam sehari dua kali lebih mungkin untuk menderita glaukoma dibandingkan orang rata-rata.
Mereka yang punya gejala dan penyakit rabun mata jauh (myopia) juga ditemukan mengalami peningkatan risiko mengembangkan kondisi mata.
Berbagai media di China melaporkan bahwa wanita berusia 20 tahun itu bernama Ms Huang, telah menyaksikan 18 episode drama Korea secara beruntun (16 episode Cheese in the Trap dan 2 episode Descendants of the Sun), dimana per episode berdurasi satu jam, dan hanya mengambil istirahat untuk mengambil makanan-minumannya.
Meskipun ia sempat mengakui bahwa dirinya mengalami beberapa ketidaknyamanan di bagian matanya selama proses melihat drama Korea tadi, dia memilih untuk tetap melanjutkan dengan drama maratonnya.
Namun ketika Ms Huang bangun pada hari Senin (7 Maret 2016) pagi, dia merasakan sebuah keanehan. Yakni dengan sakit mata yang menyiksa dan perut mual.
Setelah pemeriksaan di departemen oftalmologi Nanjing Hospital, dokter menemukan bahwa kondisi wanita muda itu lebih parah dari ketegangan mata biasa.
Dia didiagnosis dengan glaukoma akut, suatu kondisi di mana penumpukan tekanan di mata dapat menyebabkan seseorang menjadi buta.
Ternyata, dia bukan satu-satunya orang yang menjadi korban drama Korea. Pada 2014, seorang wanita mengalami serangan jantung setelah begadang untuk menonton drama Korea, My Love From the Star.
Menurut National Eye Centre Singapore, gejala lain dari glaukoma akut termasuk kemerahan mata, sakit kepala, dan mual.
Sementara Sina News melaporkan bahwa penglihatan Ms Huang dipengaruhi oleh jangka waktu menatap layar tablet dari jarak dekat.
Untuk membuat keadaan matanya menjadi lebih buruk, dia tidak menyalakan lampu saat melihat drama maraton ini di malam hari.
Sementara itu, temuan penelitian terbaru Toho University mengungkapkan, bahwa seseorang yang terlihat pada layar komputer selama lebih dari sembilan jam sehari dua kali lebih mungkin untuk menderita glaukoma dibandingkan orang rata-rata.
Mereka yang punya gejala dan penyakit rabun mata jauh (myopia) juga ditemukan mengalami peningkatan risiko mengembangkan kondisi mata.
(sbn)
Explore More