Ini Alasannya Jupe Selalu Merasakan Nyeri
A
A
A
JAKARTA - Penyakit kanker serviks stadium empat yang diderita pedangdut Julia Perez atau yang akrab disapa Jupe membuatnya kerap merasakan nyeri hebat hingga mengganggu aktivitas. Untuk mengurangi rasa nyeri, Jupe pun harus menjalani operasi.
Namun apa menyebabkan pelantun Belah Duren tersebut selalu merasakan nyeri? Ketua Himpunan Ongkologi Ginekologi Indonesia Prof Dr dr Andrijono SpOG(K) menjelaskan, bahwa satu dari tiga orang menjalani terapi kanker memiliki keluhan sakit.
Jika kanker sudah menyebar atau kembali datang setelah terapi, maka rasa nyeri akan muncul lebih hebat. Namun tidak semua pasien kanker mengalami nyeri. Sedangkan rasa mual dan susah tidur yang dialami pasien kanker biasanya disebabkan oleh rasa nyeri.
"Jadi bukan karena dikemoterapi dia mual, tapi bisa berasal dari rasa nyerinya. Rasa nyeri bisa berasal dari kanker itu sendiri atau pertumbuhan dan kerusakan yang ditimbulkan pada jaringan dekat kanker. Sel kanker itu seperti menggigiti bagian-bagian tulang. Sakitnya tentu luar biasa, kalau tulang dipencet saja sakit apalagi seperti digigit-gigit dan ini bisa berlangsung 24 jam," papar Prof Andri.
Lanjut Prof Andri menambahkan, jika tumor semakin membesar, maka tekanan pada saraf, tulang dan organ lainnya akan menyebabkan rasa nyeri yang hebat. Sementara untuk mengurangi rasa nyeri, bisa dilakukan dengan cara mengangkat sumber nyeri.
Salah satunya melalui operasi, kemoterapi, radiasi atau terapi kanker lainnya, seperti akupuntur, akupresur, pijat, relaksasi, meditasi, dan juga humor. Namun, jika prosedur tersebut tidak bisa dilakukan, dokter akan memberikan obat pengontrol nyeri.
"Dokter akan memberikan antinyeri, bisa pakai morfin dan sebagainya. Kalau tidak mempan juga baru dilakukan operasi untuk mematikan saraf-sarafnya. Ini cukup efektif," pungkasnya.
Namun apa menyebabkan pelantun Belah Duren tersebut selalu merasakan nyeri? Ketua Himpunan Ongkologi Ginekologi Indonesia Prof Dr dr Andrijono SpOG(K) menjelaskan, bahwa satu dari tiga orang menjalani terapi kanker memiliki keluhan sakit.
Jika kanker sudah menyebar atau kembali datang setelah terapi, maka rasa nyeri akan muncul lebih hebat. Namun tidak semua pasien kanker mengalami nyeri. Sedangkan rasa mual dan susah tidur yang dialami pasien kanker biasanya disebabkan oleh rasa nyeri.
"Jadi bukan karena dikemoterapi dia mual, tapi bisa berasal dari rasa nyerinya. Rasa nyeri bisa berasal dari kanker itu sendiri atau pertumbuhan dan kerusakan yang ditimbulkan pada jaringan dekat kanker. Sel kanker itu seperti menggigiti bagian-bagian tulang. Sakitnya tentu luar biasa, kalau tulang dipencet saja sakit apalagi seperti digigit-gigit dan ini bisa berlangsung 24 jam," papar Prof Andri.
Lanjut Prof Andri menambahkan, jika tumor semakin membesar, maka tekanan pada saraf, tulang dan organ lainnya akan menyebabkan rasa nyeri yang hebat. Sementara untuk mengurangi rasa nyeri, bisa dilakukan dengan cara mengangkat sumber nyeri.
Salah satunya melalui operasi, kemoterapi, radiasi atau terapi kanker lainnya, seperti akupuntur, akupresur, pijat, relaksasi, meditasi, dan juga humor. Namun, jika prosedur tersebut tidak bisa dilakukan, dokter akan memberikan obat pengontrol nyeri.
"Dokter akan memberikan antinyeri, bisa pakai morfin dan sebagainya. Kalau tidak mempan juga baru dilakukan operasi untuk mematikan saraf-sarafnya. Ini cukup efektif," pungkasnya.
(nfl)