Para Rocker Ingin Penonton Tak Nyalakan Kamera Ponsel Saat Konser

Jum'at, 11 Agustus 2017 - 06:30 WIB
Para Rocker Ingin Penonton...
Para Rocker Ingin Penonton Tak Nyalakan Kamera Ponsel Saat Konser
A A A
LOS ANGELES - Jika Anda gemar nonton konser hingga awal 2000an, tentu saja menikmati aksi panggung musisi idola di hadapan langsung sambil bernyanyi dan bahkan berjingkrakan bareng penonton lain atau pun sang idola adalah sesuatu yang menyenangkan. Tapi, pada akhir-akhir ini, semua itu seolah sudah berkurang.

Jingkrakan bareng itu mulai sirna dari hadapan panggung dan digantikan oleh tangan-tangan yang terangkat ke atas sambil mengarahkan kamera yang tersemat di telepon seluler (ponsel) penonton ke arah panggung. Ya, ada beberapa “ritual” nonton konser yang kini tergantikan dengan aktivitas merekam konser sepanjang konser itu berlangsung.

Bagi sebagian orang, aktivitas ini menyenangkan. Setelah merekam, mereka bisa membagikannya di media sosial, mendapatkan like dan komentar banyak atau hanya untuk kenang-kenangan.

Tapi, sebagian lagi menilai, aktivitas ini cukup mengganggu keasyikan menonton konser. Tangan-tangan yang terangkat ke atas untuk merekam itu bisa menghalangi penonton lain yang ingin menikmati konser musik untuk menyaksikan aksi di atas panggung dengan lebih khidmat.

Gangguan ini ternyata juga dirasakan para musisi di atas panggung. Meskipun sejumlah musisi senang melakukan selfie atau wefie usai tampil, sebagian ternyata keberatan dengan ulah para penonton yang sibuk merekam aksi mereka dari awal hingga berakhirnya konser.

Musikus terakhir yang menyuarakan ketidaksetujuannya atas aktivitas itu adalah gitaris band L.A. Guns, Tracii Guns. Dia ingin ketika konser digelar terjadi hubungan antara penonton di barisan depan dengan band bukannya dengan kamera ponsel.

“Baiklah, saya harus katakan ini. Kamera telepon kalian menganggu ketika kami sedang tampil. Kalau kalian merekam video, tolong jangan nyalakan lampu flash—itu membuat kami buta. Kalau kalian merekam di barisan depan, itu terlihat kalian tidak masuk dalam momen. Akan menyenangkan jika kalian bisa merekam dari belakang sehingga kami bisa terhubung dengan orang-orang di depan bukannya dengan kamera,” tulis Tracii di laman Facebook resminya.

Tracii mengakui bahwa zaman telah berubah. Tapi, dia yakin bahwa dia bukan satu-satunya musisi yang mengalaminya. “Ya, kami hidup di masa yang aneh. Kami sayang kalian, tapi kamera ponsel membuat kami kesandung. Saya yakin kami bukan satu-satunya musisi yang mengalaminya,” lanjut Tracii.

Dikutip dari Blabbermouth, ada sejumlah musisi yang secara terang-terangan mengatakan teknologi mobile telah mengacaukan pengalaman menonton konser. Salah satunya adalah vokalis Slipknot dan Stone Sour, Corey Taylor.

Kepada Loudwire Nights, Corey mengatakan, baginya tidak mengapa kalau orang ingin mengabadikan gambar konser bandnya. Tapi, dia tidak setuju jika mereka merekam seluruh penampilan mereka dari awal sampai akhir.

“Merekam itu satu hal, hal lain adalah menatap layar kalian ketika kalian merekamnya. Itu di sana. Apa kalian begitu ketakutan dalam hidup nyata kalian sehingga kalian tidak melakukan apa pun kecuali itu ada di layar kecil itu? Ah, itu aneh sekali,” tutur Corey.

Pada 2015, mantan vokalis Skid Row, Sebastian Bach, meminta para fans mereka tetap menyimpan ponsel mereka di kantung mereka dan hanya berfokus untuk menyaksikan penampilannya. “Beradalah di momen ini. Kalian terganggu dan itu menganggu artisnya juga. Jadi, simpanlah ponsel kalian! Kalian tidak akan pernah melihat rekaman itu,” kata Bach.

Penggunaan ponsel yang berlebihan untuk menangkap foto dan video yang kabur dan samar di konser sudah lama membuat marah artis seperti Bach. Rocker yang kondang dengan rambut gondrong itu mengeluhkan fakta bahwa setiap penampilannya bisa direkam dan dibagikan di YouTube dalam waktu singkat.

“Kalau saya ke sebuah pernikahan dan menyanyi, itu akan ada di Blabbermouth sehari setelahnya dan semua orang menganalisanya. Itu benar-benar kemunduran untuk menyaksikan sebuah band. Terkadang mengecewakan ketika saya naik panggung dan hal pertama yang saya lihat adalah semua orang mengeluarkan ponselnya dan mengarahkannya ke muka saya. Itu membuat saya merasa terintimidasi,” ujar Bach.

Menurut Bach, nyaris mustahil untuk terus menerus berdiri ketika bernyanyi di konser karena adrenalin yang terus naik. Ini membuatnya menerima kritikan karena tidak bisa memberikan penampilan yang sempurna.

“Saya berusaha mengatakan itu pada diri saya, tapi saya tidak bisa. Musik masuk ke dalam tubuh saya dan saya ingin bergerak dan melompat. Saya tidak mau hanya berdiri membeku seperti pohon dan direkam,” papar Bach.

Phil Collins melihatnya ratusan kali. Para penonton, menurut dia, keluar dari pengalaman emosional menyaksikan konser demi menjadi sinematografer amatiran.

“Mereka nyaris berfokus pada apakah kameranya sudah fokus atau sudah mendapatkan cahaya yang terbaik—sehingga mereka bisa pilang dan menikmatinya. Ketika cahaya digunakan untuk memperlihatkan audiens di tur Genesis, semua orang memakai kacamata hitam. Sekarang, semua cahaya menyala dan kalian melihat 15.000 kamera,” papar dia.

Pada 2012, vokalis Iron Maiden Bruce Dickinson menghukum seorang fans karena ketahuan sedang berkirim pesan saat konser band itu. Dia menyebut fans itu sebagai seorang mesum.
(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1090 seconds (0.1#10.140)