Tatap 2018, Kendall Jenner Tutup Aplikasi Pribadi
A
A
A
JAKARTA - Kendall Jenner membuat keputusan mengejutkan dengan menghapus aplikasi gaya hidupnya. Platform digital, yang dimiliki seluruh klan Kardashian-Jenner ini awalnya memberi akses kepada penggemar soal hidupnya, termasuk apa yang digunakan sampai bagaimana dia menghabiskan waktu bersama teman-temannya.
Kini, model berusia 22 tahun itu memutuskan untuk menghentikannya. Keputusan itu disampaikan langsung sang model lewat pernyataan tertulis.
"Ketika saya melihat ke depan sampai tahun depan, tujuan dan prioritas saya berubah. Saya memiliki 2 tahun yang luar biasa yang menghubungkan Anda semua, tapi saya telah membuat keputusan sulit untuk tidak lagi memperbarui aplikasi saya di 2018," tulis dia, dilansir The Sun.
"Saya harap Anda menikmati perjalanan ini sebanyak yang saya miliki dan saya menanti-nantikan untuk berbagi bab berikut dengan Anda. Cinta, Kendall," tambah Kendall dalam catatan tersebut.
Sementara, keputusan itu muncul setelah Kendall membuka diri tentang penderitaan dan kecemasan yang dialami.
"Saya terbangun di tengah malam yang panik. Serangan panik penuh. Mereka membangunkan saya dari tidur saya, dan saya perlu berdiri dan saya melangkah dan saya panik dan menangis. Saya tidak merasa normal dan saya ingin merasa normal seperti saya," terangnya.
Kini, model berusia 22 tahun itu memutuskan untuk menghentikannya. Keputusan itu disampaikan langsung sang model lewat pernyataan tertulis.
"Ketika saya melihat ke depan sampai tahun depan, tujuan dan prioritas saya berubah. Saya memiliki 2 tahun yang luar biasa yang menghubungkan Anda semua, tapi saya telah membuat keputusan sulit untuk tidak lagi memperbarui aplikasi saya di 2018," tulis dia, dilansir The Sun.
"Saya harap Anda menikmati perjalanan ini sebanyak yang saya miliki dan saya menanti-nantikan untuk berbagi bab berikut dengan Anda. Cinta, Kendall," tambah Kendall dalam catatan tersebut.
Sementara, keputusan itu muncul setelah Kendall membuka diri tentang penderitaan dan kecemasan yang dialami.
"Saya terbangun di tengah malam yang panik. Serangan panik penuh. Mereka membangunkan saya dari tidur saya, dan saya perlu berdiri dan saya melangkah dan saya panik dan menangis. Saya tidak merasa normal dan saya ingin merasa normal seperti saya," terangnya.
(tdy)