Menikmati Bebek Bumbu Irenk Tanpa Takut Kolesterol
A
A
A
SEMARANG - Anda ingin menikmati olahan masakan daging bebek, tapi masih takut kolesterol? Cobalah datang ke De Jawi’s Resto Hotel Noormans Semarang. Tempat ini menyajikan Bebek Bumbu Irenk yang dijamin aman dari kadar kolesterol.
Sajian masakan daging bebek diolah dengan gaya Madura. Tim De Jawi’s Resto telah memadukan olahan bebek dengan rempah resep Madura untuk menekan kadar kolesterol.
Executive Chef Andreas Indra Herlambang mengakui jika unggas jenis Bebek memang terkenal dengan kolesterolnya yang tinggi. Maka dari itu, pihaknya mengolah dengan banyak rempah-rempah asli Indonesia sehingga bisa mengurangi kadar kolesterol yang tinggi yang terkandung dalam daging Bebek.
“Dengan dibumbui bawang merah,jahe,cabai ,sereh yang dimasak selama 3-4 jam, sehingga menghasilkan bebek yang empuk tidak amis dan bumbu yang berlimpah. Warna hitam dari bumbunya bukannya gosong tapi karena proses yang lama,” ungkap Andreas kepada SINDOnews, Senin (15/1/2018).
Setelah bebek diungkep selama empat jam hingga bumbu meresap ke dalam daging, kemudian digoreng dengan minyak yang panas hingga menghasilkan kulit yang renyah tapi lembut dagingnya.
“Pada saat disajikan bebek yang sudah digoreng disiram dengan bumbu bumbu hitamnya sehingga menambah kelezatan rasanya yang membikin tidak bisa berhenti mengunyah sehingga bisa menghabiskan berpiring piring nasi,” ujarnya.
Selain itu, lanjut Chef Andreas, nasi bebek bumbu irenknya disajikan dengan sambal bawang segar,rebusan daun pepaya yang tidak pahit karena sudah diolah sedemikian rupa juga dengan tauge mentah yang menyegarkan.
Untuk satu porsi bebek bumbu irenk dibandrol Rp70 ribu, sudah termasuk lecy ice tea yang ringan menyegarkan untuk mengimbangi bebek yang sarat akan bumbu.
Chef Andreas mengatakan pihaknya sengaja menghadirkan makanan-makanan khas Nusantara yang terlahir dari resep-resep turun menurun dari nenek moyang sehingga menghadirkan cita rasa daerah yang khas. Indonesia yang mempunyai kekayaan pulau, budaya begitu juga dengan kekayaan cita rasa masakan tradisional.
“Sehingga makanan tradisional ini yang perlu kita angkat agar tidak tenggelam dengan makanan fast food yang kini banyak digemari generasi muda,”pungkasnya.
Sajian masakan daging bebek diolah dengan gaya Madura. Tim De Jawi’s Resto telah memadukan olahan bebek dengan rempah resep Madura untuk menekan kadar kolesterol.
Executive Chef Andreas Indra Herlambang mengakui jika unggas jenis Bebek memang terkenal dengan kolesterolnya yang tinggi. Maka dari itu, pihaknya mengolah dengan banyak rempah-rempah asli Indonesia sehingga bisa mengurangi kadar kolesterol yang tinggi yang terkandung dalam daging Bebek.
“Dengan dibumbui bawang merah,jahe,cabai ,sereh yang dimasak selama 3-4 jam, sehingga menghasilkan bebek yang empuk tidak amis dan bumbu yang berlimpah. Warna hitam dari bumbunya bukannya gosong tapi karena proses yang lama,” ungkap Andreas kepada SINDOnews, Senin (15/1/2018).
Setelah bebek diungkep selama empat jam hingga bumbu meresap ke dalam daging, kemudian digoreng dengan minyak yang panas hingga menghasilkan kulit yang renyah tapi lembut dagingnya.
“Pada saat disajikan bebek yang sudah digoreng disiram dengan bumbu bumbu hitamnya sehingga menambah kelezatan rasanya yang membikin tidak bisa berhenti mengunyah sehingga bisa menghabiskan berpiring piring nasi,” ujarnya.
Selain itu, lanjut Chef Andreas, nasi bebek bumbu irenknya disajikan dengan sambal bawang segar,rebusan daun pepaya yang tidak pahit karena sudah diolah sedemikian rupa juga dengan tauge mentah yang menyegarkan.
Untuk satu porsi bebek bumbu irenk dibandrol Rp70 ribu, sudah termasuk lecy ice tea yang ringan menyegarkan untuk mengimbangi bebek yang sarat akan bumbu.
Chef Andreas mengatakan pihaknya sengaja menghadirkan makanan-makanan khas Nusantara yang terlahir dari resep-resep turun menurun dari nenek moyang sehingga menghadirkan cita rasa daerah yang khas. Indonesia yang mempunyai kekayaan pulau, budaya begitu juga dengan kekayaan cita rasa masakan tradisional.
“Sehingga makanan tradisional ini yang perlu kita angkat agar tidak tenggelam dengan makanan fast food yang kini banyak digemari generasi muda,”pungkasnya.
(tdy)