Tas Wanita Kulit Jadi Favorit
A
A
A
PUNYA model tas favorit yang sesuai dengan aktivitas Anda dan tahan lama? Pesan saja di Zola Leather. Anda dapat membuat sendiri model tas sesuai keinginan berbahan kulit yang dipastikan kuat sehingga awet dipakai.
UKM asal Kota Hujan ini memang sudah cukup dikenal. Tas wanita beraneka bentuk yang cantik dengan warna warni itu berbahan dasar kulit. Mira Nur Gandaniati seorang pengusaha sepatu. Melihat pasar sepatu yang semakin jenuh karena banyak produsen yang menjual langsung dengan konsumen membuat usahanya tidak berkembang, malah justru semakin menurun.
Suami Mira ternyata gemar menggunakan tas kulit. Kemudian mereka pun sepakat untuk memulai bisnis tas kulit menggunakan ilmu dari hobi memakai tas kulit. Percobaan dilakukan dengan membuat tas laki-laki dan perempuan, Mira dan suami mencari bahan terbaik hingga ke kawasan Bandung. "Beli kulit di toko tapi tidak selalu ada warna lengkap akhirnya ke pabrik yang menyediakan kulit dengan warna beragam untuk pembuatan tas wanita," cerita Mira.
Ternyata pasar membuktikan jika minat terhadap tas kulit wanita lebih banyak. Sehingga Mira pun memutuskan untuk fokus membuat tas wanita. Tidak sampai di situ, dia pun ingin sesuatu yang beda dari brand tas wanita kulit lainnya. Custom bag menjadi pilihannya. Pelanggan bisa mendesain sendiri tas yang diinginkan.
Desain tas yang dibuat pelanggan tidak memiliki hak cipta. Sehingga jika sudah jadi lalu banyak yang suka akan diproduksi ulang dengan jumlah banyak. Pelanngan cukup memberi gambar desain, berbelanja melalui online pun bisa. Mengirim foto rancangan tas yang diinginkan.
Lalu, tim Zola Leather akan menghitung bahan yang diperlukan ditambah biaya custom. Setelah semua disetujui ada biaya di awal kemudian tas dikerjakan dan pelanggan akan mendapatkan tas kreasinya sendiri.
Banyak desain beragam dibuat, Mira pun semakin aktif untuk memasarkan brandnya. Mira tergabung dalam koperasi binaan Kementrian Koperasi dan UKM yang sudah membawa produk Zola Leather ke Moscow, Rusia. Zola Leather juga binaan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Bogor. Tujuannya tentu agar terus mendapat informasi dan berkesempatan diajak untuk pameran.
Saat Inacraft lalu, Mira senang Zola Leather diundang untuk pameran secara cuma-cuma. Mira pun berkomitmen untuk menghasilkan produk yang berkualitas agar dapat bersaing. Sebagai pemilik, Mira tidak segan untuk mengecek produknya dan belajar mengenal bahan kulit yang berkualitas. "Ke penjahit juga saya beri tahu, meski dia sebenarnya yang lebih ahli. Tapi karena saya ikut belajar selama ini mengenai karakteristik kulit. Jadi saya suka kasih masukan ke penjahit," cerita Mira.
Dalam dua tahun bisnisnya berjalan, hingga saat ini setiap bulannya Mira sanggup menjual 200 tas dengan kisaran harga mulai Rp300 ribu hingga Rp1,5 juta. Harapannya, Mira mampu meningkatkan penjualan dengan mengembangkan ilmu untuk pemetaan bisnis bersama komunitas bisnis.
Tak hanya Mira, Perdana Adi Nugroho juga punya ide membuat tali kamera agar terlihat lebih keren dipakai. Hobi fotografi membawanya menjadi pengusaha kerajinan kulit. Suatu saat seorang teman mengajaknya berbisnis kerajinan kulit, ide pun muncul karena hobinya selama ini. Apalagi setelah Perdana terinspirasi dari kamera zaman dahulu yang menggunakan tali terbuat dari kulit, terlihat begitu menarik. Akhirnya Hevy Leather didirikannya pada 2014.
"Anak zaman sekarang malah senang yang vintage ditambah kamera mereka yang kecil, klasik, etnik jadi memang cocok menggunakan tali kulit ini," ungkap pria yang akrab disapa Adi itu.
Domisili di Yogyakarta membuatnya banyak mendapatkan bahan baku yang murah dan berkualitas. Sehingga bisnisnya ini cukup berkembang pesat hingga ke Spanyol. Pemasaran dilakukan secara online malalui marketplace Bukalapak. "Di Bukalapak memang khusus untuk komunitas hobi sehingga banyak yang kumpul di sana. Jualan pun jadi mudah karena komunitas cari di sana," ujar Adi yang menjual produknya mulai dari harga Rp130 ribu-Rp230 ribu ini.
UKM asal Kota Hujan ini memang sudah cukup dikenal. Tas wanita beraneka bentuk yang cantik dengan warna warni itu berbahan dasar kulit. Mira Nur Gandaniati seorang pengusaha sepatu. Melihat pasar sepatu yang semakin jenuh karena banyak produsen yang menjual langsung dengan konsumen membuat usahanya tidak berkembang, malah justru semakin menurun.
Suami Mira ternyata gemar menggunakan tas kulit. Kemudian mereka pun sepakat untuk memulai bisnis tas kulit menggunakan ilmu dari hobi memakai tas kulit. Percobaan dilakukan dengan membuat tas laki-laki dan perempuan, Mira dan suami mencari bahan terbaik hingga ke kawasan Bandung. "Beli kulit di toko tapi tidak selalu ada warna lengkap akhirnya ke pabrik yang menyediakan kulit dengan warna beragam untuk pembuatan tas wanita," cerita Mira.
Ternyata pasar membuktikan jika minat terhadap tas kulit wanita lebih banyak. Sehingga Mira pun memutuskan untuk fokus membuat tas wanita. Tidak sampai di situ, dia pun ingin sesuatu yang beda dari brand tas wanita kulit lainnya. Custom bag menjadi pilihannya. Pelanggan bisa mendesain sendiri tas yang diinginkan.
Desain tas yang dibuat pelanggan tidak memiliki hak cipta. Sehingga jika sudah jadi lalu banyak yang suka akan diproduksi ulang dengan jumlah banyak. Pelanngan cukup memberi gambar desain, berbelanja melalui online pun bisa. Mengirim foto rancangan tas yang diinginkan.
Lalu, tim Zola Leather akan menghitung bahan yang diperlukan ditambah biaya custom. Setelah semua disetujui ada biaya di awal kemudian tas dikerjakan dan pelanggan akan mendapatkan tas kreasinya sendiri.
Banyak desain beragam dibuat, Mira pun semakin aktif untuk memasarkan brandnya. Mira tergabung dalam koperasi binaan Kementrian Koperasi dan UKM yang sudah membawa produk Zola Leather ke Moscow, Rusia. Zola Leather juga binaan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Bogor. Tujuannya tentu agar terus mendapat informasi dan berkesempatan diajak untuk pameran.
Saat Inacraft lalu, Mira senang Zola Leather diundang untuk pameran secara cuma-cuma. Mira pun berkomitmen untuk menghasilkan produk yang berkualitas agar dapat bersaing. Sebagai pemilik, Mira tidak segan untuk mengecek produknya dan belajar mengenal bahan kulit yang berkualitas. "Ke penjahit juga saya beri tahu, meski dia sebenarnya yang lebih ahli. Tapi karena saya ikut belajar selama ini mengenai karakteristik kulit. Jadi saya suka kasih masukan ke penjahit," cerita Mira.
Dalam dua tahun bisnisnya berjalan, hingga saat ini setiap bulannya Mira sanggup menjual 200 tas dengan kisaran harga mulai Rp300 ribu hingga Rp1,5 juta. Harapannya, Mira mampu meningkatkan penjualan dengan mengembangkan ilmu untuk pemetaan bisnis bersama komunitas bisnis.
Tak hanya Mira, Perdana Adi Nugroho juga punya ide membuat tali kamera agar terlihat lebih keren dipakai. Hobi fotografi membawanya menjadi pengusaha kerajinan kulit. Suatu saat seorang teman mengajaknya berbisnis kerajinan kulit, ide pun muncul karena hobinya selama ini. Apalagi setelah Perdana terinspirasi dari kamera zaman dahulu yang menggunakan tali terbuat dari kulit, terlihat begitu menarik. Akhirnya Hevy Leather didirikannya pada 2014.
"Anak zaman sekarang malah senang yang vintage ditambah kamera mereka yang kecil, klasik, etnik jadi memang cocok menggunakan tali kulit ini," ungkap pria yang akrab disapa Adi itu.
Domisili di Yogyakarta membuatnya banyak mendapatkan bahan baku yang murah dan berkualitas. Sehingga bisnisnya ini cukup berkembang pesat hingga ke Spanyol. Pemasaran dilakukan secara online malalui marketplace Bukalapak. "Di Bukalapak memang khusus untuk komunitas hobi sehingga banyak yang kumpul di sana. Jualan pun jadi mudah karena komunitas cari di sana," ujar Adi yang menjual produknya mulai dari harga Rp130 ribu-Rp230 ribu ini.
(amm)