Rumah Nyaman dan Lebih Sejuk dengan Ventilasi yang Pas
A
A
A
DENGAN memasang ventilasi udara yang diletakkan pada penutup atap, maka angin akan masuk ke dalam rumah, sedangkan udara panas tertarik keluar.
Hal ini menjadikan udara senantiasa bersirkulasi. Konsep penggunaan cerobong angin dalam dunia arsitektur disebut win catcher. Menurut arsitek Ren Katili, merupakan penerapan dasar prinsip ilmu fisika. Dalam hukum Bernoulli disebutkan bahwa udara akan bergerak dari tempat yang bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan rendah. Dengan memasang ventilasi di bagian atap rumah, maka udara panas dari dalam rumah bertekanan tinggi akan tertarik keluar, sedangkan angin yang berembus di sekitar wind catcher akan masuk melalui kisi-kisi dan cerobong angin. Pergerakan udara panas dari dalam rumah ke luar bangunan akan semakin lancar jika angin di sekitar wind catcher berembus kencang.
Bagi rumah yang belum mempunyai wind catcher, pemasangannya dapat dilakukan dengan sedikit renovasi di bagian atap dan plafon. Beberapa bagian atap atau genting dibuka, lalu di atasnya diberi tiang baru untuk memasang kisi-kisi. Untuk menghindari tempiasan hujan, maka di atas kisi-kisi harus diberi pelindung. “Karena fungsinya untuk mengundang angin masuk ke dalam rumah, sekaligus untuk mengangkat udara panas dari dalam bangunan, maka pemasangan wind catcher tidak boleh asal-asalan,” lanjut Ren. Ada baiknya Anda membuat ventilasi menghadap arah datangnya angin.
Agar angin bisa masuk, maka posisi wind catcher haru diletakkan menghadap arah datangnya angin. Namun, di Indonesia umumnya rumah tidak terbiasa menggunakan menara angin atau win d catcher . Anda pun bisa menempatkannya di atas void. Hal ini agar sirkulasi udara lebih lancar. Wind catcher sebaiknya dipasang di atas ruang yang berongga dari lantai dasar ke lantai di atasnya, seperti void atau di atas tangga. Hal ini untuk memperlancar pergerakan udaranya dari dalam rumah ke area atap hingga wind catcher . Anda pun bisa membuat bukaan pada plafon.
Agar udara bisa mengalir dari dalam ke luar bangunan dan sebaliknya, dari luar bangunan ke dalam rumah, maka beberapa bagan plafon harus dibuka sehingga terbentuk semacam rongga atau cerobong dari lantai bawah hingga atap. “Untuk mencegah burung atau kelelawar masuk dan bersarang di dalam area plafon, maka lubang ventilasi perlu diberi kawat kasa anyaman,” saran Ren. Memang butuh sedikit renovasi untuk memasang wind catcher, tapi kalau bisa membuat rumah lebih sejuk. Kenapa tidak?
Hal ini menjadikan udara senantiasa bersirkulasi. Konsep penggunaan cerobong angin dalam dunia arsitektur disebut win catcher. Menurut arsitek Ren Katili, merupakan penerapan dasar prinsip ilmu fisika. Dalam hukum Bernoulli disebutkan bahwa udara akan bergerak dari tempat yang bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan rendah. Dengan memasang ventilasi di bagian atap rumah, maka udara panas dari dalam rumah bertekanan tinggi akan tertarik keluar, sedangkan angin yang berembus di sekitar wind catcher akan masuk melalui kisi-kisi dan cerobong angin. Pergerakan udara panas dari dalam rumah ke luar bangunan akan semakin lancar jika angin di sekitar wind catcher berembus kencang.
Bagi rumah yang belum mempunyai wind catcher, pemasangannya dapat dilakukan dengan sedikit renovasi di bagian atap dan plafon. Beberapa bagian atap atau genting dibuka, lalu di atasnya diberi tiang baru untuk memasang kisi-kisi. Untuk menghindari tempiasan hujan, maka di atas kisi-kisi harus diberi pelindung. “Karena fungsinya untuk mengundang angin masuk ke dalam rumah, sekaligus untuk mengangkat udara panas dari dalam bangunan, maka pemasangan wind catcher tidak boleh asal-asalan,” lanjut Ren. Ada baiknya Anda membuat ventilasi menghadap arah datangnya angin.
Agar angin bisa masuk, maka posisi wind catcher haru diletakkan menghadap arah datangnya angin. Namun, di Indonesia umumnya rumah tidak terbiasa menggunakan menara angin atau win d catcher . Anda pun bisa menempatkannya di atas void. Hal ini agar sirkulasi udara lebih lancar. Wind catcher sebaiknya dipasang di atas ruang yang berongga dari lantai dasar ke lantai di atasnya, seperti void atau di atas tangga. Hal ini untuk memperlancar pergerakan udaranya dari dalam rumah ke area atap hingga wind catcher . Anda pun bisa membuat bukaan pada plafon.
Agar udara bisa mengalir dari dalam ke luar bangunan dan sebaliknya, dari luar bangunan ke dalam rumah, maka beberapa bagan plafon harus dibuka sehingga terbentuk semacam rongga atau cerobong dari lantai bawah hingga atap. “Untuk mencegah burung atau kelelawar masuk dan bersarang di dalam area plafon, maka lubang ventilasi perlu diberi kawat kasa anyaman,” saran Ren. Memang butuh sedikit renovasi untuk memasang wind catcher, tapi kalau bisa membuat rumah lebih sejuk. Kenapa tidak?
(don)