Michelle Phan Beauty Vlogger Sukses Berbisnis
A
A
A
MICHELLE Phan merupakan vlogger kecantikan berpengaruh saat ini. Selain sukses menjadi vlogger kecantikan, perempuan asal Vietnam ini dikenal sebagai wanita pengusaha.
Perempuan yang akrab disapa Phan ini lahir pada 11 April 1987 di Boston, Massachusetts, Amerika Serikat. Dia adalah anak imigran asal Vietnam. Dia memiliki kakak laki-laki dan adik perempuan. Sejak kecil keluarga Phan hidup kekurangan.
Dalam satu tahun, keluarga itu pindah 10 kali. Keluarga tersebut akhirnya menetap di Tampa, Florida. Ayah Phan terus-menerus berjudi dan akhirnya meninggalkan keluarga saat Phan berusia 6 tahun. Sementara ibunya bekerja di salon kuku.
Sejak kecil Phan terbiasa menemani ibunya bekerja di salon. “Sejak kecil saya sudah dikelilingi majalah, riasan, dan warna. Saya belajar tips make up dari buku-buku yang ditulis Laura Mercier dan Bobbi Brown,” ujarnya, dilansir Refinery29.com.
Kisah sukses Phan sebagai vlogger kecantikan berawal ketika dia menjadi mahasiswi baru di Jurusan Desain dan Seni di Ringling College of Art and Design di Sarasota, Florida. Dia mengisi waktu luang di sela-sela kesibukannya kuliah dengan mengunggah video langkah-langkah merias wajah di Xanga yang awalnya bernama Ricebunny pada 2006.
Video pertama Phan adalah tutorial make up natural yang berhasil ditonton 40.000 kali dalam satu minggu. Tidak berapa lama, Phan mem-posting video tutorialnya di YouTube , tepatnya pada Mei 2007. Sayangnya, kuliahnya sempat tersendat pada semester kedua karena dia tidak dapat membayar biaya kuliah.
Dia pun memutuskan menjadi pelayan di sebuah restoran sembari terus mem-posting video kecantikannya. “Pada Maret 2014, saya lulus kuliah dan Ringling memberi gelar Doktor Honorary of Arts kepada saya,” ujar Phan.
Nama Michelle Phan mulai populer ketika Buzzfeed mem-posting videonya pada 2009. BuzzFeed menampilkan tutorial make up How To Get Lady Gaga’s Eyes . Hal ini membantu videonya menjadi viral dan Phan berhasil memperoleh 1 juta pelanggan baru.
Awalnya dia hanya mendapatkan 25 sen sehari, lalu menjadi USD5 (Rp72.000) sehari. Ketika mencapai USD25 (Rp360.000) sehari di YouTube , dia keluar dari pekerjaannya sebagai pelayan dan memulai full time membuat video konten di YouTube dan membangun brandnya.
Saluran YouTube Phan memiliki lebih dari 8,9 juta pelanggan. Sekitar 385 video yang dia unggah sudah ditonton sekitar 1,1 miliar kali. Kesuksesannya sebagai beauty vlogger justru mendorongnya mencoba hal lain, yakni wanita pengusaha.
Tahun 2012, Phan meluncurkan Ipsy, situs yang bergerak di bidang subscription box . Situs ini menjual produk sampel make up. “Ipsy mengenakan biaya sebesar USD10 (Rp144.000) per bulan untuk mendapatkan glam bag berisi lima sampel produk kecantikan,” ujar Phan.
Phan memberikan tutorial cara menggunakan make up dengan produkproduk tester yang dijual Ipsy. Tentu saja hal ini memberikan keuntungan besar untuk Ipsy. Jutaan subscriber YouTube mau membeli paket tester tersebut dan Phan berhasil mendapat keuntungan sekitar USD500 juta (Rp7,2 triliun) dari bisnis sampel make up ini.
Sukses dengan Ipsy, Phan meluncurkan brand kosmetik pada 2013 bekerja sama dengan LOreal bernama EM Cosmetics. Sayangnya, bisnis ini tidak terlalu sukses karena produk yang dijual cukup mahal, sekitar USD50 (Rp720.000) untuk satu produk.
Tiga tahun kemudian, yaitu Desember 2016, Phan mengumumkan telah membeli EM Cosmetics dari LOreal dan melakukan re-launching pada awal 2017. Kali ini dia membatasi jumlah produk yang dijual. “Liquid lipstick dan eyeliner menjadi fokus utama EM Cosmetics. Produk tersebut dijual dengan harga lebih murah karena ukurannya lebih kecil,” ujar Phan. (Dwi Nur Ratnaningsih)
Perempuan yang akrab disapa Phan ini lahir pada 11 April 1987 di Boston, Massachusetts, Amerika Serikat. Dia adalah anak imigran asal Vietnam. Dia memiliki kakak laki-laki dan adik perempuan. Sejak kecil keluarga Phan hidup kekurangan.
Dalam satu tahun, keluarga itu pindah 10 kali. Keluarga tersebut akhirnya menetap di Tampa, Florida. Ayah Phan terus-menerus berjudi dan akhirnya meninggalkan keluarga saat Phan berusia 6 tahun. Sementara ibunya bekerja di salon kuku.
Sejak kecil Phan terbiasa menemani ibunya bekerja di salon. “Sejak kecil saya sudah dikelilingi majalah, riasan, dan warna. Saya belajar tips make up dari buku-buku yang ditulis Laura Mercier dan Bobbi Brown,” ujarnya, dilansir Refinery29.com.
Kisah sukses Phan sebagai vlogger kecantikan berawal ketika dia menjadi mahasiswi baru di Jurusan Desain dan Seni di Ringling College of Art and Design di Sarasota, Florida. Dia mengisi waktu luang di sela-sela kesibukannya kuliah dengan mengunggah video langkah-langkah merias wajah di Xanga yang awalnya bernama Ricebunny pada 2006.
Video pertama Phan adalah tutorial make up natural yang berhasil ditonton 40.000 kali dalam satu minggu. Tidak berapa lama, Phan mem-posting video tutorialnya di YouTube , tepatnya pada Mei 2007. Sayangnya, kuliahnya sempat tersendat pada semester kedua karena dia tidak dapat membayar biaya kuliah.
Dia pun memutuskan menjadi pelayan di sebuah restoran sembari terus mem-posting video kecantikannya. “Pada Maret 2014, saya lulus kuliah dan Ringling memberi gelar Doktor Honorary of Arts kepada saya,” ujar Phan.
Nama Michelle Phan mulai populer ketika Buzzfeed mem-posting videonya pada 2009. BuzzFeed menampilkan tutorial make up How To Get Lady Gaga’s Eyes . Hal ini membantu videonya menjadi viral dan Phan berhasil memperoleh 1 juta pelanggan baru.
Awalnya dia hanya mendapatkan 25 sen sehari, lalu menjadi USD5 (Rp72.000) sehari. Ketika mencapai USD25 (Rp360.000) sehari di YouTube , dia keluar dari pekerjaannya sebagai pelayan dan memulai full time membuat video konten di YouTube dan membangun brandnya.
Saluran YouTube Phan memiliki lebih dari 8,9 juta pelanggan. Sekitar 385 video yang dia unggah sudah ditonton sekitar 1,1 miliar kali. Kesuksesannya sebagai beauty vlogger justru mendorongnya mencoba hal lain, yakni wanita pengusaha.
Tahun 2012, Phan meluncurkan Ipsy, situs yang bergerak di bidang subscription box . Situs ini menjual produk sampel make up. “Ipsy mengenakan biaya sebesar USD10 (Rp144.000) per bulan untuk mendapatkan glam bag berisi lima sampel produk kecantikan,” ujar Phan.
Phan memberikan tutorial cara menggunakan make up dengan produkproduk tester yang dijual Ipsy. Tentu saja hal ini memberikan keuntungan besar untuk Ipsy. Jutaan subscriber YouTube mau membeli paket tester tersebut dan Phan berhasil mendapat keuntungan sekitar USD500 juta (Rp7,2 triliun) dari bisnis sampel make up ini.
Sukses dengan Ipsy, Phan meluncurkan brand kosmetik pada 2013 bekerja sama dengan LOreal bernama EM Cosmetics. Sayangnya, bisnis ini tidak terlalu sukses karena produk yang dijual cukup mahal, sekitar USD50 (Rp720.000) untuk satu produk.
Tiga tahun kemudian, yaitu Desember 2016, Phan mengumumkan telah membeli EM Cosmetics dari LOreal dan melakukan re-launching pada awal 2017. Kali ini dia membatasi jumlah produk yang dijual. “Liquid lipstick dan eyeliner menjadi fokus utama EM Cosmetics. Produk tersebut dijual dengan harga lebih murah karena ukurannya lebih kecil,” ujar Phan. (Dwi Nur Ratnaningsih)
(nfl)