Kekayaan Flora Fauna di Ruang Bawah Tanah
A
A
A
Eksotisme Nusantara tidak hanya pantai berpasir putih dan pegunungan, masih banyak destinasi menakjubkan yang disuguhkan. Cave atau gua adalah ruang bawah tanah yang berbentuk lorong-lorong dan dapat ditelusuri atau dimasuki manusia. Keajaiban alam dengan panorama yang sangat berbeda, bahkan berada di dalam perut bumi ini memberikan sensasi tersendiri bagi mereka yang menelusurinya.
Seperti yang dirasakan Marsya Sitakara Adiyuta, finalis Miss Scuba Indonesia ini, mengganggap Gua Kalibbong Aloa yang terletak di Kampung Balae, Sulawesi Selatan, sebagai gua yang paling berkesan bagi dirinya karena sebelum masuk ke dalam, dirinya harus memanjat dan merayap tebing terlebih dahulu yang tingginya sekitar 218 meter dan kecuramannya sebesar 90 derajat. Menurutnya, gua yang masuk dalam kawasan Taman Nasional Batimurung, Bulusaraung ini merupakan suatu hal yang sangat menarik untuk dikunjungi.“Gua Kalibbong Aloa memacu adrenalinku banget, walaupun bukan gua pertama yang ditelusuri tapi ini pertama kalinya aku manjat tebing batu. Terlebih saat itu hujan. Jadi kondisi tebingnya licin, dan ketika sampai di tebing atas dekat mulut gua, kita harus jalan miring menyusuri tebingnya dengan bebatuan yang gampang lepas. Jadi, harus sangat hati-hati. Tapi ketika sampai ke dalam gua, campur aduk banget perasaannya, antara capek, takut, excited, senang, macam-macam pokoknya,” kata cewek yang sedari kecil senang aktivitas outdoor ini.
Marsya yang pernah menjadi host Geopark Indonesia mengatakan Indonesia adalah negara yang kekayaan alamnya dapat dikatakan sangat lengkap, mulai dari bawah laut sampai atas gunung. Uniknya gua itu ada di antara keduanya. Ia juga berpendapat bahwa banyak yang dapat dipelajari saat kita melakukan penelusuran gua. “Kalau mau wisata sambil belajar, datanglah ke gua karena disana kalian akan menemukan banyak hal. Sejarah manusia purba, gambar-gambar prasejarah, stalaktit dan stalagmit, bahkan kekayaan flora dan fauna dapat ditemui di gua-gua tertentu,” sebutnya.
Namun, semua keindahan serta sejarah yang tertinggal dan terbentuk di dalam gua tidak akan bisa dinikmati anak cucu kita jika kita sendiri tidak bisa melestarikannya. “Corat-coret dan buang sampah sembarangan itu kampungan banget. Jadilah smart traveler dengan tidak melakukan hal-hal yang bisa merusak alam kita,” tuturnya.
Berbeda dengan Diah Ayu Puspitarini, salah satu anggota Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) Universitas Indonesia yang sudah 22 kali melakukan penelusuran gua. Aktivitas yang dilakukannya saat telusur gua seperti fotografi, pemetaan gua, latihan vertical rescue, atau latihan rigging (pemasangan lintasan turun). Mahasiswi Jurusan Kesehatan Lingkungan ini mengaku banyak hal menarik yang didapatkan selama melakukan penelusuran gua. “Gua itu suasananya sepi, sunyi, dingin, gelap dan bikin damai, dan kalau masuk gua yang susah, seru banget, bikin ketagihan sama adrenalinnya. Setiap gua yang ditelusuri juga pasti punya kesan dan keistimewaan yang berbeda,” ujarnya.
Maulana Yusuf Iskandar
GEN SINDO-IISIP Jakarta
Seperti yang dirasakan Marsya Sitakara Adiyuta, finalis Miss Scuba Indonesia ini, mengganggap Gua Kalibbong Aloa yang terletak di Kampung Balae, Sulawesi Selatan, sebagai gua yang paling berkesan bagi dirinya karena sebelum masuk ke dalam, dirinya harus memanjat dan merayap tebing terlebih dahulu yang tingginya sekitar 218 meter dan kecuramannya sebesar 90 derajat. Menurutnya, gua yang masuk dalam kawasan Taman Nasional Batimurung, Bulusaraung ini merupakan suatu hal yang sangat menarik untuk dikunjungi.“Gua Kalibbong Aloa memacu adrenalinku banget, walaupun bukan gua pertama yang ditelusuri tapi ini pertama kalinya aku manjat tebing batu. Terlebih saat itu hujan. Jadi kondisi tebingnya licin, dan ketika sampai di tebing atas dekat mulut gua, kita harus jalan miring menyusuri tebingnya dengan bebatuan yang gampang lepas. Jadi, harus sangat hati-hati. Tapi ketika sampai ke dalam gua, campur aduk banget perasaannya, antara capek, takut, excited, senang, macam-macam pokoknya,” kata cewek yang sedari kecil senang aktivitas outdoor ini.
Marsya yang pernah menjadi host Geopark Indonesia mengatakan Indonesia adalah negara yang kekayaan alamnya dapat dikatakan sangat lengkap, mulai dari bawah laut sampai atas gunung. Uniknya gua itu ada di antara keduanya. Ia juga berpendapat bahwa banyak yang dapat dipelajari saat kita melakukan penelusuran gua. “Kalau mau wisata sambil belajar, datanglah ke gua karena disana kalian akan menemukan banyak hal. Sejarah manusia purba, gambar-gambar prasejarah, stalaktit dan stalagmit, bahkan kekayaan flora dan fauna dapat ditemui di gua-gua tertentu,” sebutnya.
Namun, semua keindahan serta sejarah yang tertinggal dan terbentuk di dalam gua tidak akan bisa dinikmati anak cucu kita jika kita sendiri tidak bisa melestarikannya. “Corat-coret dan buang sampah sembarangan itu kampungan banget. Jadilah smart traveler dengan tidak melakukan hal-hal yang bisa merusak alam kita,” tuturnya.
Berbeda dengan Diah Ayu Puspitarini, salah satu anggota Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) Universitas Indonesia yang sudah 22 kali melakukan penelusuran gua. Aktivitas yang dilakukannya saat telusur gua seperti fotografi, pemetaan gua, latihan vertical rescue, atau latihan rigging (pemasangan lintasan turun). Mahasiswi Jurusan Kesehatan Lingkungan ini mengaku banyak hal menarik yang didapatkan selama melakukan penelusuran gua. “Gua itu suasananya sepi, sunyi, dingin, gelap dan bikin damai, dan kalau masuk gua yang susah, seru banget, bikin ketagihan sama adrenalinnya. Setiap gua yang ditelusuri juga pasti punya kesan dan keistimewaan yang berbeda,” ujarnya.
Maulana Yusuf Iskandar
GEN SINDO-IISIP Jakarta
(nfl)