Iga Massardi Berbagi Pengalaman Inspiratif di Musik
A
A
A
VOKALIS grup band Barasuara, Iga Massardi, berbagi pengalaman menarik dan inspiratif jatuh bangun dalam karier bermusik.
Barasuara juga seperti band lain, mulai dari nol."Awalnya kita menumpang latihan, terus latihan tanpa manggung. Menabung dua tahun, punya 5-6 lagu, dan akhirnya pas makan siang muncul ide rekaman dan buat klip. Ternyata disambut, membuat kita dikenal dan dapat job manggung sampe sekarang,” ungkap Iga Massardi kepada peserta workshop di stan Pucuk Harum Soundrenaline GWK Bali, belum lama ini.
Saat di atas panggung, putra budayawan Yudhistira ANM Massardi ini mengaku pernah dihinggapi rasa grogi dan tak percaya diri. Namun, dia menyiasati dengan fokus bermusik dan tak merasa dirinya di atas panggung.
Dia menambahkan, tiap band punya warna dan kreativitas sendiri. Lagu yang dihasilkan itu harus bisa mempresentasikan band di panggung sehingga antara rekaman dan panggung harus sama. Vokalis kelahiran Jakarta, 9 November 1985 ini, membagikan pengalamannya mengenai tips menjaga kekompakan band dengan mengingatkan tiap orang harus bisa mendengar orang lain.
“Sekonyol apapun ide teman coba ditampung saja, kalau langsung ditolak bisa jadi residu. Satu lagi intuisi musisi kesalahan saat latihan bisa jadi karya seni,“ ungkap Iga.
Vokalis sekaligus gitaris yang pernah bergabung dalam band Soulvibe, Tika and The Dissidents, serta The Trees and The Wild ini pun berbagi pengalaman tentang bagaimana membuat musik dan mengelola band.
“Tentu banyak faktor yang bisa membuat band bisa terkenal, tapi minimal memiliki konsep dan visi yang jelas ke mana arah musiknya. Intinya, bila skill bermusik ditempatkan secara benar hasilnya pasti akan mengesankan,” kata Iga.
Iga juga menginformasikan bahwa band-nya kini Barasuara siap meluncurkan album kedua pada Oktober atau November. Album tersebut bakal memberikan nuansa lebih menggebrak dan berbeda dari yang pertama.
“Barasuara rencananya mengeluarkan album baru, perkiraan ya Oktober atau November. Harus tahun ini karena sudah targetnya. Semoga tidak ada halangan,” ujar Iga. Uniknya, band yang beranggotakan Iga Massardi (vokal/gitar), TJ Kusuma (gitar), Gerald Situmorang (bass), Marco Steffiano (drum), Asteriska (vokal), dan Puti Chitara (vokal) itu menampilkan sebagian besar lagu terbarunya, seperti Masa Mesias Mesias , Seribu Racun, Tirai dan Cahaya , serta Pikiran dan Perjalanan di panggung Soundrenaline.
“Ya, kami tahu nggak banyak yang ikut nyanyi, secara ini lagu baru. Tapi kami ingin ajak penonton keluar dari zona nyaman,” kata Iga. Menurutnya, dengan kerap menyanyikan lagu baru di festivalfestival, lagu tersebut menjadi lebih mudah dikenal.
“Kami tidak bisa memenuhi ekspektasi semua orang dengan terus menyanyikan lagu kami di album sebelumnya. Kami berupaya menjaga relevansi Barasuara saja,” katanya.
Barasuara juga seperti band lain, mulai dari nol."Awalnya kita menumpang latihan, terus latihan tanpa manggung. Menabung dua tahun, punya 5-6 lagu, dan akhirnya pas makan siang muncul ide rekaman dan buat klip. Ternyata disambut, membuat kita dikenal dan dapat job manggung sampe sekarang,” ungkap Iga Massardi kepada peserta workshop di stan Pucuk Harum Soundrenaline GWK Bali, belum lama ini.
Saat di atas panggung, putra budayawan Yudhistira ANM Massardi ini mengaku pernah dihinggapi rasa grogi dan tak percaya diri. Namun, dia menyiasati dengan fokus bermusik dan tak merasa dirinya di atas panggung.
Dia menambahkan, tiap band punya warna dan kreativitas sendiri. Lagu yang dihasilkan itu harus bisa mempresentasikan band di panggung sehingga antara rekaman dan panggung harus sama. Vokalis kelahiran Jakarta, 9 November 1985 ini, membagikan pengalamannya mengenai tips menjaga kekompakan band dengan mengingatkan tiap orang harus bisa mendengar orang lain.
“Sekonyol apapun ide teman coba ditampung saja, kalau langsung ditolak bisa jadi residu. Satu lagi intuisi musisi kesalahan saat latihan bisa jadi karya seni,“ ungkap Iga.
Vokalis sekaligus gitaris yang pernah bergabung dalam band Soulvibe, Tika and The Dissidents, serta The Trees and The Wild ini pun berbagi pengalaman tentang bagaimana membuat musik dan mengelola band.
“Tentu banyak faktor yang bisa membuat band bisa terkenal, tapi minimal memiliki konsep dan visi yang jelas ke mana arah musiknya. Intinya, bila skill bermusik ditempatkan secara benar hasilnya pasti akan mengesankan,” kata Iga.
Iga juga menginformasikan bahwa band-nya kini Barasuara siap meluncurkan album kedua pada Oktober atau November. Album tersebut bakal memberikan nuansa lebih menggebrak dan berbeda dari yang pertama.
“Barasuara rencananya mengeluarkan album baru, perkiraan ya Oktober atau November. Harus tahun ini karena sudah targetnya. Semoga tidak ada halangan,” ujar Iga. Uniknya, band yang beranggotakan Iga Massardi (vokal/gitar), TJ Kusuma (gitar), Gerald Situmorang (bass), Marco Steffiano (drum), Asteriska (vokal), dan Puti Chitara (vokal) itu menampilkan sebagian besar lagu terbarunya, seperti Masa Mesias Mesias , Seribu Racun, Tirai dan Cahaya , serta Pikiran dan Perjalanan di panggung Soundrenaline.
“Ya, kami tahu nggak banyak yang ikut nyanyi, secara ini lagu baru. Tapi kami ingin ajak penonton keluar dari zona nyaman,” kata Iga. Menurutnya, dengan kerap menyanyikan lagu baru di festivalfestival, lagu tersebut menjadi lebih mudah dikenal.
“Kami tidak bisa memenuhi ekspektasi semua orang dengan terus menyanyikan lagu kami di album sebelumnya. Kami berupaya menjaga relevansi Barasuara saja,” katanya.
(don)