; ?>/images/googleplay.png){kind=small}
Joey Jordison Ungkap Penggarapan Album Sinsaenum
Joey Jordison Ungkap Penggarapan Album Sinsaenum
A
A
A
PARIS - Band death metal besutan mantan drummer Slipknot, Joey Jordison dengan bassis Dragon Force, Frederic Leclercq dua bulan lalu telah melepas album kedua mereka yang bertajuk Repulsion for Humanity.
Selain Repulsion for Humanity, sejak berdiri dua tahun lalu, Sinsaenum juga telah merilis album bertajuk Echoes of the Tortured pada Juli 2016, serta tiga album EP yakni Sinsaenum (2016), A Taste of Sin (2016), Ashes (2017).
Kepada What Culture, Joey Jordison mengungkapkan proses penulisan lagu Sinsaenum. Joey menuturkan bahwa dalam penggarapan lagu Sinsaenum sejauh ini, Frederic merupakan penulis utama.
"Kami selalu mempercayakan pada Fred untuk menjadi orang yang membawa riff utama dan kemudian kami dari sana di studio," tukas drummer kelahiran 26 April 1975 itu.
"Lagu-lagu kami harus mengalir seperti sungai, dengan gelombang yang berbeda, dan itulah yang utama tentang Sinsaenum. Meski pada dasarnya kami merupakan hibrida black/death metal, para penulis lagunya berasal dari rock, thrash, speed metal dan death metal," jelas Joey.
"Terkadang saya tidak berpikir kami membuat death metal atau black metal, kadang-kadang saya pikir kami adalah Sinsaenum, kami berada di genre tersebut, tetapi berasal dari banyak area yang berbeda," katanya lagi.
Pada saat yang sama, sang penulis utama, Frederic menegaskan bahwa dirinya selalu ingin memiliki album death metal. "Kedengarannya egois, tetapi Anda membuat musik untuk diri sendiri. Saya akan memilih untuk membuat musik pop jika saya ingin menyenangkan massa, tetapi musik adalah katarsis bagi kami, jadi Sinsaenum adalah suatu keharusan," pungkas Frederic.
Selain Joey Jordison dan Frederic, anggota Sinsaenum lainnya adalah Stephane Buriez (gitar), Attila Csihar (vokal), Sean Zatorsky (vokal), Heimoth (bass).
Pada 28 September lalu, Sinsaenum memulai tur pertamanya dengan tujuan awal Saint-Brieuc, Prancis. Sehari setelahnya, Sinsaenum melanjutkan perjalanannya ke Paris untuk tampil di Flow.
Selain Repulsion for Humanity, sejak berdiri dua tahun lalu, Sinsaenum juga telah merilis album bertajuk Echoes of the Tortured pada Juli 2016, serta tiga album EP yakni Sinsaenum (2016), A Taste of Sin (2016), Ashes (2017).
Kepada What Culture, Joey Jordison mengungkapkan proses penulisan lagu Sinsaenum. Joey menuturkan bahwa dalam penggarapan lagu Sinsaenum sejauh ini, Frederic merupakan penulis utama.
"Kami selalu mempercayakan pada Fred untuk menjadi orang yang membawa riff utama dan kemudian kami dari sana di studio," tukas drummer kelahiran 26 April 1975 itu.
"Lagu-lagu kami harus mengalir seperti sungai, dengan gelombang yang berbeda, dan itulah yang utama tentang Sinsaenum. Meski pada dasarnya kami merupakan hibrida black/death metal, para penulis lagunya berasal dari rock, thrash, speed metal dan death metal," jelas Joey.
"Terkadang saya tidak berpikir kami membuat death metal atau black metal, kadang-kadang saya pikir kami adalah Sinsaenum, kami berada di genre tersebut, tetapi berasal dari banyak area yang berbeda," katanya lagi.
Pada saat yang sama, sang penulis utama, Frederic menegaskan bahwa dirinya selalu ingin memiliki album death metal. "Kedengarannya egois, tetapi Anda membuat musik untuk diri sendiri. Saya akan memilih untuk membuat musik pop jika saya ingin menyenangkan massa, tetapi musik adalah katarsis bagi kami, jadi Sinsaenum adalah suatu keharusan," pungkas Frederic.
Selain Joey Jordison dan Frederic, anggota Sinsaenum lainnya adalah Stephane Buriez (gitar), Attila Csihar (vokal), Sean Zatorsky (vokal), Heimoth (bass).
Pada 28 September lalu, Sinsaenum memulai tur pertamanya dengan tujuan awal Saint-Brieuc, Prancis. Sehari setelahnya, Sinsaenum melanjutkan perjalanannya ke Paris untuk tampil di Flow.
(nug)
Explore More